" Kau cari tempatnya aku ingin pergi ke toilet sebentar. "
" Bagaimana kamu tau aku dimana menunggu mu jika kamu pergi ke toilet?" Acher mengembuskan nafasnya merasa Aurin ini banyak bicara sekali.
Tanpa bicara sama sekali Acher mengambil ponsel Aurin dan mengetikan nomornya di ponsel tersebut.
" Jangan pernah menghubungi ku jika tidak ada hal penting. " Acher langsung pergi ke toilet untuk menunaikan hajatnya.
sementara Aurin, dia masih merasa tidak percaya dengan apa yang di dapatkannya saat ini bahwa dia bisa mendapatkan nomor ponsel milik Acher.
Bahkan pria itu dengan sendirinya menuliskan namanya sendiri.
" Aku hanya ingin berteman dengannya tapi Tuhan memberikan lebih untukku. " Aurin tersenyum sambil terus memandangi ponselnya yang terdapat nomor Acher dengan foto seseorang yang berada di pantai dan menikmati sunset.
Aurin yakin bahwa itu pasti Acher, karena tinggi badannya yang sangat di kenali Aurin dengan postur tubuhnya juga.
Akhirnya Aurin memilih Chinese food karena memang dia merindukan makanan Chinese yang sering di makannya dulu bersama sang ibu sebelum ayah dan ibunya memilih bercerai dan sia pergi ke Amerika untuk tidak memilih tinggal dengan siapapun.
Dia mengirimkan pesan pada Acher bahwa dia berada di salah satu restoran Chinese.
Aurin kita itu panggilan cari Acher, namun ternyata bukan dari Acher melainkan dari ayahnya.
" Ya? " Tanya Aurin saat dia menjawab panggilan telepon dari ayahnya.
Sebenarnya Aurin sama sekali tidak ingin menjawabnya.
" Apa tidak bisa lebih baik lagi untuk menjawab ayah?" Ini yang membuat Aurin tidak suka saat ayah atau ibunya menghubunginya.
Dia paling tidak suka jika mereka membahas masalah seperti ini.
" Ayah sudah tau jawabannya. " Aurin tidak ingin berbasa-basi lagi dengan ayahnya saat ini karena memang dia tidak menyukainya.
" Bukan hanya ayah saja yang bersalah, ibu kamu juga bersalah Nak. "
" Dan karena keegoisan kalian aku tidak mendapatkan kasih sayang itu lagi. Kalian berjanji walaupun berpisah akan tetap bisa menjadi orang tua yang baik untuk ku, tapi apa? bahkan saat kelulusan ku waktu itu di Shanghai Internasional School pun kalian tidak datang dan lebih sibuk dengan keluarga baru kalian. " Aurin kembali mengingat bagaimana saat dulu dia yang harus menerima penghargaan karena telah menjadi siswi terbaik di tahunnya.
Tapi tidak ada satu pun keluarganya yang datang untuk menemaninya mendapatkan penghargaan itu.
" Itu sudah lama terjadi Aurin, ayah minta maaf jika pernah menyakiti hati kamu nak. " Aurin ingin tertawa saat ini.
Dan dia benar-benar tertawa untuk itu. Tawa miris yang membuat Acher yang berada di belakangnya terus saja berdiri tanpa ingin ikut campur dengan urusan Aurin.
Tapi dari apa yang di dengarnya, Acher menangkap bahwa hubungan Airin dan keluarganya tidak baik-baik saja.
Itu terbukti dari apa yang Aurin bicarakan dengan orang yang berada di balik telepon itu.
" Ayah, Ibu, kalian berdua tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan ku saat itu. Kalian lebih memilih untuk tinggal bersama keluarga baru kalian tanpa memikirkan aku lagi. Aku harus memiliki adik tiri dan kakak tiri yang sangat menyebalkan!" Acher paham bahwa saat ini Aurin adalah korban dari kehancuran rumah tangga kedua orang tuanya.
Karena tidak ingin Aurin terus berdebat dengan Ayahnya, Acher pun lebih memilih untuk duduk di depan Aurin hingga membuat gadis itu langsung mematikan ponselnya begitu saja.
" Sejak kapan disini?" Tanya Aurin yang kaget saat melihat Acher yang sudah duduk di depannya dan langsung membuka buku menunya.
Bukannya menjawab Aurin, Acher lebih memilih memanggil pelayan untuk memesan menu makanan yang di inginkan ya siang ini
Melihat Acher yang seperti itu membuat Aurin merasa bahwa pria itu tidak mendengar apapun yang di bicarakannya tadi dengan sang ayah.
Setidaknya Aurin bisa merasa tenang karena orang tidak mengetahui sisi kelam dirinya yang korban perceraian kedua orang tuanya, dan Aurin tidak ingin mereka mengasihaninya.
" Ax..."
" Aku mendengarnya, tapi aku tidak perduli dengan semua itu karena itu bukan urusanku. "
Deg!
Jantung Aurin seakan berhenti berdetak saat mengetahui bahwa Acher mendengar segalanya yang dia bicarakan dengan ayahnya tadi.
" Maaf karena telah membuatmu terganggu dengan kehidupan keluarga ku. " Aurin tertunduk malu dengan masalah keluarganya yang selama ini dia sembunyikan dari banyak orang dan ternyata Acher mengetahuinya saat ini.
" Kau tidak bersalah, jadi untuk apa mekinya maaf padaku? lagi pula itu bukan urusanku jika kau dan keluarga mu bermasalah. "Aurin menatap Acher yang terlihat biasa saja saat ini.
" Apa kamu tidak malu berteman dengan gadis sepertiku? rumah tangga keluarga ku tidak baik-baik saja. "
" Aku tidak pernah mengatakan padamu bahwa aku ingin berteman denganmu. " Aurin tersenyum miris pada Acher karena mendengar jawaban dari pria yang selalu bersikap dingin pada siapa pun itu.
Tidak pernah sekalipun Aurin melihat Acher tersenyum. Bahkan Aurin juga mencari foto Acher yang tersenyum di akun media sosial milik Rigel namun tidak menemukannya satupun.
" Oh, oke. Kita belum berteman dan mungkin tidak akan pernah berteman bukan?" Acher melihat bahwa senyuman Aurin saat ini tidak selepas biasanya.
Setelah pembicaraannya dengan sang ayah tadi, senyum Aurin tidak secantik biasanya lagi.
" Ingin ku beri satu rahasia?" Aurin memberanikan diri untuk menatap Acher yang terlihat serius saat mengatakan hal itu padanya.
" Apa itu?" Tanya Aurin karena memang dia ingin tau rahasia apa yang di maksud Acher padanya.
" Ikhlas! "
" Ikhlas? " Tanya Aurin pada Acher.
" Jika kau ikhlas dengan apa yang terjadi dalam hidupmu kau akan bisa melewati masa sulit ini. Aku memang tidak pernah merasakan kehidupan yang kau jalani, tapi satu yang harus kau tau bahwa jika kau ikhlas menjalani semua yang terjadi dalam hidupmu kau akan tau kehidupan seperti apa yang kau inginkan. Jika kau tidak ikhlas, kau aka terus terbelenggu dengan masalah yang akan semakin menggerogoti mu. " Kedua mata mereka saling menatap dan mengunci.
Entah mengapa, Aurin merasa bahwa tatapan Acher itu sangat dalam dan tajam.
Mata Acher yang hitam legam itu seakan menariknya lebih dalam untuk memasuki tatapan itu.
" Hidup mu akan terasa indah jika kau bisa mengikhlaskan segalanya. Tapi jika hatimu masih di penuhi dengan kemarahan, kau tidak akan bisa hidup tenang walau kau pergi sejauh apa pun untuk menghindarinya, kau akan tetap kembali ke putaran tersebut. " Air mata Aurin jatuh saat mendengar kata-kata bijak yang di berikan Acher untuknya.
" Aku malu, aku malu saat orang mengetahui bahwa aku tidak sekuat itu. Aku ingin terlihat kuat maka aku lebih memilih untuk tinggal jauh dari mereka. Aku tidak ingin tinggal bersama ibu dan ayah tiri ku. Aku tidak ingin tinggal bersama mereka semua Ax, aku tidak siap melihat mereka bahagia dengan keluarga barunya sementara aku tidak bahagia karena mereka yang menghancurkan kebahagiaan ku Ax. " Acher ikut merasakan apa yang di rasakan Aurin saat ini dan dia seperti masuk ke dalam kesedihan Aurin saat ini.
" Hapus air matamu, dan besok temui aku di taman lagi. Aku akan membawamu ke suatu tempat dimana kau bisa melepaskan semua keluh kesahnya nantinya. "
...💙💙💙...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Srly
ciee aurin udah mulai dekat nih sama Abang Ace🤭
2023-12-17
0
Suhadhanie Nur Ezah
xberapa suka dgn aurin nie...mcm memaksa sehuah hubungn...klu betul jd dgn archer mcm mne dgn rigel....
2023-11-01
0
Dara Utami
wah ace mulai cair nih es batunya
2023-03-18
1