Aurin sangat bahagia karena dia mendapatkan nilai tertinggi setelah berhasil mewawancarai Acher yang menjadi salah satu mahasiswa terbaik di universitas ini.
Tidak ada yang berani menegur Acher karena dia terlalu dingin dan tidak menganggap orang di sekelilingnya.
Bahkan dosen dan tim pengajar saja tidak berani menegurnya karena mereka tau siapa Acher dan hanya mengetahui nama belakangnya saja mereka sudah tau siapa Acher.
Tidak semua orang yang mengetahui siapa Acher karena nama belakangnya karena informasi itu di tutup rapat oleh media dan jika mereka mencari ya di media mereka tidak akan menemukan informasi apa pun di sana karena semua di simpan dan di lindungi.
Kali ini Aurin sengaja menunggu Acher di taman tempat dimana dia selalu duduk.
Melihat ada seseorang di sana membuat Acher langsung menghampirinya dan menegur Aurin.
" Kenapa kau disini?" Acher langsung menghardik gadis yang duduk di tempat biasa dia duduk dan menghabiskan waktu.
Mendengar suara Acher membuat Aurin langsung berbalik arah untuk melihat pria itu dan tersenyum untuknya.
" Ace..."
" Katakan apa yang kau inginkan. " Senyuman Aurin langsung luntur saat mendengar kata-kata yang keluar dari bibir pria yang berada di depannya saat ini.
Tapos setelah itu Aurin kembali mencoba memfokuskan dirinya lagi pada tujuan awalnya bahwa dia ingin mengajak Acher makan siang bersama di mall atau di restoran nantinya.
" Hhem, begini Ace--"
" Berhenti memanggilku Ace, karena yang boleh memanggilku seperti itu hanya Mommy ku dan juga calon istriku nantinya. "
Dan semoga suatu saat aku lah yang akan menjadi calon istrimu.
Aurin hanya bisa mengatakan hal itu dalam hati saja. Dia tidak berani untuk mengatakan hal itu langsung pada Acher karena takut dengan pria itu.
" Baiklah Ax, apa kau juga tidak suka jika aku memanggilmu Ax?" Acher diam tidak menjawabnya karena dosen juga memanggilnya Ax karena tidak tau harus memanggilnya apa.
" Itu lebih baik. " Aurin bisa bernafas lega saat Acher membiarkannya memanggil dengan panggilan Ax, walau dia lebih menyukai panggilan Ace, karena menurutnya itu lebih akrab lagi.
" Baiklah Ax, aku ingin mengucapkan terima kasih pada mu karena telah membantu ku untuk mengerjakan tugas ku. Dan karena bantuan mu aku bisa mendapatkan nilai terbaik di kelas ku. " Acher masih menatap Aurin yang mengatakan hal tidak penting menurutnya.
Itu urusan Aurin, bukan urusannya. Lalu apa maksud gadis ini mengatakan hal itu padanya?
Melihat Acher yang masih diam tanpa ingin menjawab apapun, membuat Aurin kembali melanjutkan maksudnya pada Acher.
" Dan sebagai rasa terima kasih ku padamu, aku ingin mengajak mu makan siang kali ini. " satu detik,dua detik, tiga detik tidak ada jawaban apapun dari Acher membuat Aurin bersorak dalam hatinya bahwa dia berpikir bahwa Acher menerima ajakannya untuk makan siang bersama.
Namun, baru saja dia merasakan terbang di atas awan, Acher sudah kembali menjatuhkannya hingga ke dasar bumi yang terdalam karena penolakannya.
" Tapi kenapa? aku hanya ingin mengajak kamu makan siang bersama sebagai ucapan rasa terima kasih ku. "
" Aku tidak perlu menjawab kenapa aku menolak mu karena menurut ku itu tidak penting sama sekali. Aku masih cukup mampu dan bahkan sangat mampu untuk membayar makanan manapun yang ingin aku makan. Jadi aku tidak minat untuk ikut dengan ajakan dari mu. " Acher kembali ingin pergi meninggalkan Aurin, namun Aurin dengan berani kembali menahan Acher yang hendak pergi meninggalkannya.
" Sekali saja. Aku hanya ingin mengucapkan rasa terima kasih ku padamu Ax, Tuhan akan marah jika hambanya menolak rezeki. " Acher menghembuskan nafasnya kesal agar Aurin mengerti bahwa dia tidak nyaman saat ini.
Dia kesal dan dia ingin marah, tapi untuk apa dia marah dengan Aurin yang sama sekali tidak bagi Acher.
" Tentukan tempatnya dan aku tidak makan daging merah!"
" Hah?" Aurin malah bengong saat mendengar jawaban dari Acher.
Reaksi dari Aurin membuat Acher semakin kesal dengannya.
" Aku bilang tentukan tempatnya! wajah mu tidak sebagus telinga mu rupanya. " Senyum Aurin mengembang saat Acher mengatakan bahwa wajahnya bagus.
Apa itu artinya dia cantik? benarkah Acher mengatakan hal ini untuknya?
" Selain telinga mu yang bermasalah kepalamu juga bermasalah! " Acher langsung pergi meninggalkan Aurin dan menuju mobilnya.
Melihat Acher yang pergi lebih dulu membuat Aurin langsung mengejar pria yang telah berjalan lebih dulu.
" Ax, tunggu dulu, aku tidak membawa mobil. " Acher kembali menghentikan langkahnya dan menghembuskan nafasnya kesal.
Dia sangat kesal sekali dengan gadis yang telah membuatnya pusing itu. Bagaimana bisa ada makhluk seperti Aurin yang membuat kepalanya pusing.
" Kau bukan orang susah jadi naik taksi! Jika tidak bisa membayar taksi batalkan saja makan siang ini. " Aurin langsung menggelengkan kepalanya karena dia tidak ingin makan siang ini batal.
Maka dari itu dia lebih memilih untuk naik taksi saja dari pada harus membatalkan makan siang mereka kali ini.
5 menit menunggu taksi tidak ada satu pun taksi yang lewat di dekat sini dan itu membuat Aurin semakin bingung.
Bagaimana jika Acher marah dan membatalkan makan siang mereka kali ini.
" Bagaimana ini? bagaimana jika dia marah dan membatalkan makan siang ini?" Aurin sudah sangat gelisah.
Apalagi saat melihat bahwa mobil Acher mulai jalan dan itu membuat Aurin semakin kalang kabut di buatnya.
" Aku harus pasrah jika dia meninggalkan ku. " Semangat Aurin langsung luntur saat melihat mobil Acher yang semakin mendekat padanya hingga sampai di depan gerbang universitas mereka.
Aurin pun lebih memilih untuk menggeser tubuhnya agar tidak menganggu jalan Acher.
Dan saat mobil Acher sampai di dekatnya dsn berhenti saat itu pula Aurin sudah pasrah dengan semua ini bahwa makan siang mereka akan batal.
" Naik jika masih ingin makan siang bersama. " Tanpa pikir panjang lagi Aurin langsung masuk ke dalam mobil Acher.
Dia duduk dengan tenang dan memasang sabuk pengamannya dengan baik. Setelah melihat Aurin telah memasang sabuk pengamannya membuat Acher langsung melajukan mobilnya.
" Jangan bertanya hal apapun karena aku tidak suka wanita yang banyak bicara! " Aurin hanya bisa melipat bibirnya ke dalam saat Acher sudah membungkamnya seperti itu.
Maka jadilah mereka yang saling diam tanpa ada yang ingin membuka percakapan . Walau sebenarnya Aurin ingin memulainya, tapi dia tidak berani melakukan itu karena dia tidak ingin Acher kembali membuatnya merasa bodoh.
" Kita makan di mall saja ya? di sana ada salah satu tempat makan enak. Kamu bisa makan dan memilihnya. "
" Hem..." Aurin hanya bisa cemberut saja.
Bibirnya mengerucut seperti bebek saat Acher hanya menanggapinya biasa saja karena memang dia tidak biasa dengan orang di sekitarnya.
Dan ini adalah pertama kalinya dia membawa orang lain di dalam mobilnya selain Rigel.
" Mobil mu bagus. "
" Aku rasa itu pertanyaan yang konyol karena kau pun memiliki mobil yang seperti ini juga " Sekali lagi Aurin mati kutu di buat oleh Acher karena memang Aurin merasa menjadi orang bodoh di dekat pria ini.
Terlebih mobil Audi yang di tumpanginya bersama Acher saat ini juga sama dengan miliknya.
Hanya saja milik Aurin berwarna putih dan milik Acher berwarna hitam.
Aurin memilih melihat pemandangan jalan yang mereka lalui dari pada harus melihat ke depan dan ke arah Acher yang akan membuat pikirannya semakin kacau nantinya.
Sementara Acher hanya bisa menatap Aurin dari ekor matanya saja. Dia membiarkan apa yang akan di lakukan gadis itu di mobilnya asalkan jangan mengganggunya dan banyak bicara.
Karena Acher paling tidak suka wanita yang banyak bicara .
...💙💙💙...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Asnidar
hhhmm.... lama2 acher suka jg nantinya
2024-12-22
0
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
untuk pertama kalinya Ace ngalah. bener gak?
2023-04-05
1
Dara Utami
ace idaman banget 😂
2023-03-18
1