" Mau kemana? " Tanya Acher yang sudah melihat bahwa adiknya kini sudah kembali bersiap.
Dia hanya pergi ke kampus untuk menyelesaikan tugasnya terakhirnya di semester ini sebelum pulang dan kembali ke London untuk mengisi liburan semester mereka.
" Aku akan mengantarkan kakak!" Jawabnya dengan cuek.
Hal itu membuat Acher menatap Rigel dengan tatapan menelisik. Dia mencium aroma konspirasi disini tapi apa yang tengah di rencanakan Rigel.
Sementara yang di tatap seperti itu hanya menatap biasa saja pada kakaknya. Dia tau bahwa saat ini Acher tengah mencari sesuatu di dalam dirinya.
Tapi bukan Rigel namanya jika dia tidak bisa mengelabui Acher.
" Why? " Tanya Rigel sekali lagi dengan raut wajah datarnya menatap sang kakak yang tengah berdiri di depannya saat ini.
Dia tidak ingin terintimidasi dengan tatapan Acher padanya. Jika tidak maka Acher akan mengetahui apa rencananya saat ini.
" You're suspicious. " Acher pun meninggalkan Rigel setelah membawa sepasang roti yang telah di buat Rigel untuknya.
Melihat kakaknya yang seperti itu membuat Rigel langsung menyusulnya. Dan saat sampai di mobil Rigel cemberut saat melihat bahwa kakaknya duduk di kursi penumpang dan itu artinya dia yang harus mengemudi saat ini.
Pagi ini mereka membawa mobil lain lagi. Sungguh kaya sekali mahasiswa ini bukan?
Namun Acher bukan Rigel yang menyukai kehidupan mewah seperti ini. Maka dari itu dia lebih suka naik sepeda atau pun jika naik mobil ya mobil biasa saja.
" Kenapa berhenti? " Tanya Acher yang menatap heran pada adiknya yang tiba-tiba saja berhenti di pinggir jalan.
Dan lebih parahnya lagi dia adiknya malah memundurkan mobil mereka.
Acher langsung melihat ke belakang bahwa ada seorang wanita yang tengah mencari tau tentang kerusakan mobilnya saat ini
" Untuk apa berhenti? Aku bisa saja terlambat karena mu!"
" Manusia harus saling tolong menolong. Kakak bukan hidup di hutan yang tidak memiliki teman. "
" Tapi aku tidak membutuhkan teman!" Rigel menatap malas pada kakaknya.
Dia keluar dari mobil mereka dan melihat wanita yang tengah kesulitan dan nampak bingung itu.
" Hey..." Wanita itu langsung melihat ke arah sumber suara yang menegurnya.
Rigel tersenyum saat melihat wanita itu juga tersenyum canggung untuknya.
" Kenapa?" Aurin hanya menggelengkan kepalanya saja karena dia juga tidak tau sebenarnya apa yang terjadi pada mobilnya saat ini.
Di sudah berusaha menghubungi Melani tapi tidak mendapatkan balasan apapun dari temannya itu.
" Biar ku lihat. " Aurin menggeser tubuhnya memberikan ruang untuk Rigel membantunya.
Dia melihat ke arah mobil Rigel dan dia tau bahwa itu adalah Acher, mahasiswa yang introvert dan tidak membutuhkan teman di sekelilingnya.
Bahkan Aurin merasa bahwa Acher itu sangat dingin. Mengantri untuk membeli makan siang saja Acher tidak ingin berdesakan.
Yang lebih hebatnya lagi, dia langsung di layani saat dia memilih mengantri di urutan paling belakang dari pada harus menunggu dan mengantri dengan mereka.
Pernah sekali Aurin berada di depan Acher saat mengantri karena memang hanya tinggal mereka berdua di sana.
Tidak ada eskpresi apa pun di wajah Acher selain wajah datar. Bahkan Aurin yang berada tepat di depan Acher seperti tidak terlihat oleh pria itu.
" What's you name? " Tanya Rigel sambil mengecek mobil Aurin saat ini.
" Aurin. "
" Oh nice, kau bisa memanggil ku Rigel. " Sebenarnya sejenis apa Rigel ini?
Apa dia keturunan buaya darat? kenapa bibirnya manis sekali saat berbicara?
" Oh yes, Rigel. " Aurin tersenyum membalas senyuman Rigel.
Sementara Acher dia sudah sangat kesal menunggu di dalam mobil. Maka dari itu dia menghubungi adiknya yang tengah membantu seseorang yang dia tidak tau siapa itu.
Rigel pun paham siapa yang menghubunginya saat ini. Dia pun langsung menyudahi kegiatannya saat ini sebelum mengangkat panggilan telepon dari kakaknya.
" Maaf sebelumnya Aurin, bukan aku tidak bisa membantu mu membenarkan mobil ini. Tapi jika aku menyelesaikannya aku bisa terlambat mengantarkan kakak ku, jadi ayo sekalian saja. " Aurin langsung menggelengkan kepalanya karena dia tidak ingin berada di ruang lingkup yang begitu sempit dengan Acher.
Bisa mati membeku dia nantinya.
" Tidak apa. Jika kamu menunggu taksi juga akan sulit, maka ayo bergabung dengan kami. "
" Tidak perlu, aku menunggu teman ku. " Aurin berusaha menolak ajakan Rigel walau dia tau bahwa waktunya sudah sangat mepet sekali.
" 15 menit dari sekarang bukan? apa kau ingin terlambat? " Aurin kembali berpikir hingga akhirnya dia mengambil tas dan perlengkapan kuliahnya lalu ikut bersama Rigel.
" Kak, aku membawa teman ku bersama kita. Kasihan mobilnya rusak. "
" Aku tidak mengenalnya!"
Nyes...
Hari Aurin seperti di tusuk sembilan bambu runcing saat mendengar jawaban yang keluar dari bibir pria paling dingin di muka bumi ini.
Sungguh, Rasanya tidak nyaman sekali berada di dalam ruang lingkup pria dingin itu. Rasanya Aurin juga ikut membeku saat ini.
" Haha, jangan hiraukan kakak kembar ku itu. Dia memang seperti itu. "
" Kalian kembar?" Tanya Aurin yang tidak percaya dengan kebenaran ini.
Tapi jika di lihat lagi wajah mereka berdua memang sangat miripsih.
Dan saat Aurin berusaha mencari kemiripan di wajah mereka dia langsung menundukkan pandangannya saat melihat bagaimana dinginnya wajah Acher yang terlihat jelas di kaca spion kecil di depannya.
" Ya, kami kembar, jadi--"
" 13 menit 27 detik lagi! jadi jalan kan mobilnya agar aku tidak terlambat. " Rigel menghembuskan nafasnya kasar saat mendengar apa yang di katakan kakaknya.
Dis pun langsung melakukan mobilnya menuju kampus dua orang yang berada di dalam mobil yang sama dengannya saat ini.
Aurin sendiri merasa sangat sulit bernafas berada di dalam mobil yang sama dengan Acher saat ini. Bahkan rasanya Aurin takut jika helaan nafasnya terdengar oleh Acher daan membuat pria itu tidak nyaman dengannya.
Padahal yang terjadi sebenarnya memang seperti itu. Rasanya Acher ingin sekali memarahi Rigel yang telah berani membawa perempuan ke dalam mobil miliknya.
" Kita sampai. "
Brak!
Acher langsung keluar dari dalam mobil dan membanting pintu mobilnya begitu saja dan meninggalkan Rigel serta wanita yang dia tidak tau sama sekali siapa namanya.
Karena menurutnya itu tidak penting sama sekali.
" Hehehe, maafkan kakak ku ya Aurin. Dia memang seperti itu. Sulit bergaul dan tidak menyukai tempat keramaian. Mungkin kuliah saja pun dia terpaksa harus melihat banyak orang karena memang itu harus di lakukan ya. " Aurin hanya tersenyum saja.
Dia mengucapkan terima kasih pada Rigel yang telah memberikannya tumpangan hingga membuat Acher tidak nyaman di dalam mobilnya sendiri.
" It's oke, terima kasih Rigel..." Rigel pun mengangguk dan tersenyum untuk Aurin saat ini.
Sungguh, Dia sangat terpesona dengan senyuman yang di miliki Aurin. Karena menurutnya sangat cantik.
" Your welcome Aurin. " Tersenyum lagi sebelum membiarkan Aurin keluar dari dalam mobil.
...💙💙💙...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Hoiriyah Zainal
bukannya rigel sama acher wajah bule thor kok skrg wajah asia
2024-06-14
1
Ita rahmawati
yah rigel siap² patah hati deh..aurinny suka acher...tp masih byk kesempatan kok ,dg sikapmu dn sikap acher yg bgtumgkin aurin akn oleng 🤭🤭
2023-05-25
4
Dara Utami
acher seperti daddynya dingin dan datar tapi q suka thor
2023-03-18
1