Kemarahan Akhyar

Mega tidak lepas dari rasa keterkejutan nya. Menelan dengan susah payah saliva nya. Nafasnya berantakan pula saat menatap wajah kakak nya yang nyata-nyata murka. Mega masih terdiam, antara menyiasati jawaban. Atau jujur yang pasti kemurkaan kakak nya akan sulit dia redam.

"Kamu hamil Mega?" tanya Akhyar yang belum dijawab juga oleh adik perempuan nya. "Kamu hamil Mega? Jawab kakak!" kata tanya dan perintah menjawab itu keluar dari mulut Akhyar dengan keras bercampur mungkin kata kecewa lebih tepat nya.

Mega mengangguk pelan bersamaan dengan lagi-lagi buliran jernih yang sejak tadi sudah sering dia kuras saat bersama Zahrin.

Memang, Akhyar tidak mendengar kata yang keluar dari adiknya. Hanya anggukan pelan sudah tentu jawaban nya iya yang jujur itu meremukkan hati nya.

Menganggap dirinya gagal menjaga Mega, adik perempuan satu-satunya dari pria bedebah yang sudah tertera dalam kepalanya dan sudah diperingatkan berulang kali untuk menjauhi adiknya.

Siapa lagi? Siapa lagi kalau bukan Satrio? Pikir Akhyar. "Brengsek kamu Satrio! Kamu sudah renggut kegadisan adik ku. Dan sekarang kamu enak-enakan kuliah di luar negeri." Kata demi kata Akhyar yang kesemuanya berartikan kemarahan yang sulit dia kendalikan. Dan satu lagi, tertuju pada sosok pria yang salah, yaitu Satrio.

Mega cukup terkejut. Karena nama pria yang disebut kakaknya mengarah kepada kekasihnya. Dan justru bukan dia yang melakukan nya. "Bukan Satrio kak," ucap Mega lirih membetulkan prasangka kakaknya yang keliru.

Akhyar sontak menatap adiknya dengan seksama, tentu dengan murka yang masih belum reda. "Bukan Satrio?" Mata Akhyar tersirat tanya kepada adik perempuan nya. Yang seakan menyuruh Mega mengatakan siapa ayah dari anak yang di dalam kandungan nya?

Mega menggeleng pelan. Tentu dengan pipi yang masih basah dan air mata yang menyisakan derai.

"Lalu siapa? Siapa Mega?" teriaknya Akhyar yang jujur ingin membunuh pria tersebut tanpa ampun.

"Dewa kak, kakaknya Satrio," lirih Mega yang jujur takut dan tidak begitu lancar mengatakan nya. Takut jika kakak nya berbuat anarkis dan nekat melakukan apapun untuk membalas semua perbuatan yang dia lakukan kepada adik perempuan satu-satu nya.

"Dewa?" ucap Akhyar yang tidak jauh beda dengan Zahrin saat mendengar nama itu. Akhyar menyambar jaket nya yang tergantung di balik pintu kamar. Bergegas pergi ke teras memakai helm nya yang membuat Mega bingung harus melakukan apa?

"Kak, kakak mau kemana? Kak! Kakak..." Mega yang mencoba mencegah kakaknya yang jujur dia juga bingung apa yang akan dilakukan Akhyar selanjutnya.

.

.

Di rumah ibu Olivia. Tepatnya di kamar Zahrin dan Regi.

"Ada yang mau aku bicarakan," ucap Zahrin dengan wajah serius nya.

"Soal?"

"Em..." Belum Zahrin berbicara menjelaskan kepada Regi. Tidak berselang lama Akhyar datang dan menggebrak-gebrak pintu pagar besi.

Brak brak brak

"Zahrin... Zahrin..." teriak Akhyar memanggil nama mantan istrinya.

Sementara Regi cukup kesal dengan ulah Akhyar malam itu. "Tuh lihat! Mantan suami kamu itu tidak bermoral. Ada bel juga, kenapa harus menggebrak-gebrak pagar seperti tidak punya aturan main dalam bertamu? Coba kalau mama ada, sudah di timpuk itu pake benda tumpul." Regi yang tidak ada habisnya ngedumel soal Akhyar yang bisa dikatakan meresahkan.

"Ya udah kita turun," jawab Zahrin yang tidak bisa menyembunyikan kebingungan nya. Padahal Zahrin tahu betul, jika Akhyar datang ke rumah nya, pasti terkait masalah kehamilan Mega. Yang mengapa bisa? Mega dengan cepat memberi tahu kakak nya? pikirnya.

"Apa sih Yar? Apa kamu tidak punya etika bertamu? Ada bel! Pencet!" ketus Regi yang wajahnya tidak kalah malas bertemu Akhyar.

"Zahrin, bawa aku sekarang juga ke Dewa!" teriak Akhyar yang menggila dan bertambah intonasi nya berikut tatapan singa lapar nya.

Zahrin tercengang dan takut.

Regi bingung menoleh ke arah istrinya. "Ada apa sayang? Tolong jelaskan!"

Zahrin bingung dan belum tahu harus bertindak apa. Jika Akhyar datang ke rumah Dewa. Yang ada, mantan suaminya akan membuat kegaduhan luar biasa. Bahkan Dewa, Dewa bisa babak belur dihajar Akhyar habis-habisan. "Mas, tolong kamu redam emosi kamu. Arsyad dan Arsyla tidur. Dia bisa terbangun dan aku tidak bisa membawa kamu ke Dewa." ancam Zahrin yang membuat tulang rahang Akhyar mengeras berikut kepalan kedua tangan nya yang menguat.

Ya, Akhyar selalu takluk dengan apa saja yang dikatakan Zahrin. Selain dia wanita yang masih dicintainya sampai saat itu. Hanya nafasnya yang terdengar berantakan yang coba dia kendalikan. Meskipun di detik berikut nya, kepalan di dua tangan nya perlahan memudar.

"Aku baru saja mau bicarakan ini ke Regi. Tapi kamu sudah datang. Aku janji akan bantu Mega. Tapi tidak dengan cara kamu mas. Jadi aku mohon sekarang kamu tenang. Dan lebih baik pulang."

Membuat Regi bertambah bingung. Menggeser bergantian sepasang mata nya dari sosok istrinya yang kemudian beralih ke mantan suami nya.

"Aku tidak bisa pulang Rin, sebelum aku bertemu dengan pria brengsek itu. Pria tidak bermoral!" Dua kalimat yang awalnya lirih mendadak berubah nada paling maksimal dengan tersirat penuh marah.

Dewa?

Mega?

Pria brengsek.

Pria tidak bermoral.

Apa arti semua ini?

batin Regi.

"Mas, tolong kamu percaya sama aku. Aku ... akan bantu Mega mendapatkan hak nya." Janji Zahrin bersamaan dengan suara petir yang tidak lama kemudian turun hujan.

Zahrin dan Regi yang berlari ke teras rumah mereka supaya tidak terkena air hujan. Sementara Akhyar, kesedihan nya luruh bersamaan dengan derasnya air hujan membasahi tubuhnya yang masih belum pergi dari depan pagar.

Merasa belum puas. Dengan jawaban Zahrin yang menjanjikan nya akan memperjuangkan hak Mega. "Arrgh!" teriakan frustasi yang coba digaungkan Akhyar ditengah lebat nya hujan.

Pulang dengan tangan hampa. Padahal niatnya akan memberi pelajaran pada pria yang berani menodai adik perempuan nya. Minimal, memberikan rasa nyeri pada bagian sudut bibir nya atau menendang bagian onderdilnya supaya rontok dan tidak bisa sembarang dipakai menodai seorang wanita.

Meskipun hal itu terlalu ringan untuk yang namanya Dewa dapatkan. Namun entahlah, hanya hal demikian yang malam itu nyata di pikiran seorang Akhyar. Mengajak nya duel sebagai seorang pria gentleman.

Sementara Zahrin dan Regi yang kembali berada di dalam kamar mereka.

"Ada apa dengan adiknya Akhyar?" tanya serius Regi kepada istrinya. Sudah tidak sabar dia ingin mendapatkan jawaban akurat dari Zahrin.

"Mega hamil anak nya Dewa."

"Apa kamu bilang?"

"Ya, Dewa menghamili Mega secara paksa."

Bola mata Regi membelalak penuh tanda tanya. Bingung Dengan Zahrin mengapa ada embel-embel kata paksa yang membuatnya semakin penasaran dan ingin segera mendengar ceritanya secara utuh. Tidak sepenggal-penggal. "Apa yang terjadi? Tolong kamu jelaskan semuanya pada ku."

BERSAMBUNG

Episodes
Episodes

Updated 53 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!