"Kak Zahrin." Mega yang terkaget, karena mengapa bisa mantan kakak iparnya bisa mendengar apa yang dia katakan?
Kamu ceroboh sekali Mega.
Kak Zahrin bahkan jelas mendengar semua perkataan kamu tadi.
Mega yang merutuki batinnya penuh sesal.
"Apa yang sedang terjadi dengan kamu Mega?" Wajah Zahrin cukup serius berikut sepasang mata yang tak berkedip menatap Mega yang keduanya begitu sangat dekat.
"Aku nggak apa-apa kak. Apa kakak sudah selesai belanja nya?" Mega mengalihkan wajahnya dan melangkah menghindar dari tatapan mengintimidasi dari Zahrin.
Zahrin menyudahi belanja nya. Mengajak Mega duduk di restoran cepat saji dalam Mall tersebut. Setelah selesai memesan dua paket makanan berikut minuman untuk keduanya.
Tidak dengan cepat mereka langsung membahas pokok permasalahan. Keduanya bahkan saling diam dan Zahrin bisa artikan jika Mega tengah tertimpa masalah besar yang Zahrin dapat merasakan.
"Kamu ada masalah?" tanya Zahrin memecah diam keduanya.
"Aku nggak ada apa-apa kak."
"Tadi kamu menyebrang jalan tidak konsentrasi dan hampir tertabrak mobil kakak. Lalu sedang apa kamu tadi di taman kota? Dan terlihat sekali wajah dan mata kamu seperti orang selesai menangis. Kakak yakin kamu ada masalah Mega."
Mega yang kemudian menatap Zahrin. Jujur kesedihan nya sore itu sulit dibantah. Karena memang hatinya tengah hancur dan sangat bingung dengan hasil pertemuan nya tadi dengan Dewa.
"Kamu hamil Mega?" tanya Zahrin lirih supaya Mega tidak tersinggung dengan apa yang diucapkan nya.
Sontak membuat Mega terkejut dan bagaimana dengan mudah mantan kakak iparnya itu menyimpulkan pertanyaan demikian?
Mega dengan nafas yang mulai sengal. Menarik nafas panjang dan menimang rasanya tidak terlalu masalah jika dia berbagi cerita kepada Zahrin. "Hihihi..." lirih tangis Mega yang kemudian memeluk mantan kakak iparnya. "Aku hamil kak," ucapnya bersamaan dengan tetesan-tetesan bulir jernih yang tentu bermuara pada kerudung Zahrin. Basah dan tentu berjejak.
Zahrin hanya bisa mengelus pundak Mega yang masih memeluknya. Jujur, ada perasaan senang tatkala mendengar seorang wanita hamil. Mengingat dirinya sulit. Namun senja itu malah sebaliknya. Mega menangis, karena jujur jika dia tidak siap. Jelas, Mega belum menikah dan sekarang ada kata hamil. Siapa yang tidak hancur hati nya?
Mega melepas pelan pelukan nya. Namun tidak pada sengguk nya yang masih terdengar samar ditelinga keduanya.
"Pelan-pelan, kamu bisa cerita sama kakak," ujar Zahrin sembari menyentuhkan tangan nya pada dagu Mega. "Siapa yang melakukan nya? Siapa ayah dari bayi yang kini kamu kandung?"
Membutuhkan waktu tidak sebentar untuk Mega menjawab nya. "Dewa kak," ucapnya bersamaan dengan satu tetes bulir jernih yang lolos berkali-kali meskipun wajahnya sudah dia sapu dan berujung basah kembali.
"Dewa?" Zahrin menyebut nama yang disebut Mega. Otaknya mencerna dua arti dari semuanya. Apakah Dewa sepupu Regi? Atau sosok Dewa lain nya? "Dewa siapa maksud kamu?"
"Dewa kakak nya Satrio."
Zahrin bahkan tidak bisa berkata-kata saat itu juga. Karena bagaimana bisa? Dewa menghamili Mega yang notabene nya mereka sekalipun tidak pernah berjumpa. Kenal saja tidak. Bisa sekarang mengaku jika anak dalam kandungan nya adalah anak Dewa. Zahrin berpikir keras dan tidak berhasil menemukan jawaban nya. "Dewa kakak nya Satrio?" Zahrin bahkan mengulang kata dari apa yang diucapkan Mega. Keduanya sangat hati-hati dalam berbicara. Pelan, pasti dan bisa dikatakan hanyut, Zahrin terbawa dengan suasana senja itu. Tidak ada kata buru-buru saat keduanya saling menyampaikan tanya, saling menimpali jawab dari mulut mereka.
Mega mengangguk, yang menandakan jika benar Dewa adalah pria yang jelas-jelas merenggut kegadisan nya. Dan itu sulit dicerna oleh Zahrin.
"Bagaimana bisa?"
Mega tahu betul, jika mantan kakak iparnya itu pasti bingung dan sulit mempercayai nya. "Jadi waktu itu..." Mega menceritakan rangkaian peristiwa yang dimana malam itu dia tidak bisa berbuat apa-apa. Selain berada dalam kurungan pria yang berada di atas tubuhnya. Membuatnya susah bernafas dan tentunya bergerak. Apalagi mencoba lari karena Dewa benar-benar tidak memberinya kesempatan untuk itu di malam tersebut. Tangis Mega pecah dan kini kembali di pelukan Zahrin. Lagi-lagi kerudungnya menjadi pelampiasan dari keruhnya persoalan yang mantan adik iparnya hadapi.
Sedangkan Zahrin, ingat betul di kepalanya. Ibu mertuanya bahkan diajak oleh ibu Rahma, istri dari kakak nya ibu Olivia yaitu pak Hendarto untuk memesan kebaya di butik langganan ibu mertua nya. Yang kata nya akan digunakan untuk melamar putri dari rekan bisnis nya yaitu bernama Arumi. Zahrin bahkan masih ingat nama wanita yang akan dilamar keluarga kakak dari ibu mertuanya untuk putra pertama mereka, Sadewa Dirgantara.
Mega melepas pelan kembali pelukan nya dari Zahrin.
"Lalu apa yang dikatakan Dewa?"
"Menyuruhku menggugurkan kandungan ini. Tapi aku tidak mau."
Zahrin yang awalnya ternganga berubah lega, saat Mega berkata tidak mau melakukan nya. "Iya kamu betul, kamu harus rawat kandungan kamu baik-baik. Sudah kamu jangan nangis terus. Kamu juga harus perhatikan makan nya kamu, karena sekarang di dalam perut kamu ada janin yang sedang bertumbuh dan meminta makan dari apa yang kamu makan."
Mega cukup lega setelah bisa berbagi cerita kepada Zahrin. Dia memakan dan minum apa yang dipesan oleh Zahrin.
Sampai setelah keduanya benar-benar selesai menikmati makanan di meja mereka. Barulah Zahrin mengeluarkan apa yang sejak tadi ingin dia sampaikan. "Izinkan kakak membantu kamu ya Mega? Karena bagaimanapun, kakak juga nggak rela kalau anak kamu lahir tanpa ayah. Lagi pula ini juga menyangkut salah satu keluarga dari suami kakak. Jadi pasti kami akan berembug untuk bagaimana baik nya antara kamu dan Dewa."
"Tapi kak..."
"Mumpung belum benar-benar terlambat. Karena keluarga Dewa akan melamar keluarga Arumi."
"Kakak kenal nama wanita itu?"
"Kenal secara langsung sih belum. Lebih tepatnya dengar. Jika nama itu sering disebut oleh mama nya Dewa, budhe Rahma saat mengajak ibu mertua kakak pesan kebaya di butik langganan nya."
Mega sontak teringat apa yang dikatakan Dewa malam itu.
Jadi benar, jika mereka akan menikah?
"Bagaimana? Apakah sudah lebih baik? Kakak akan melanjutkan belanja. Kamu ikut atau memilih pulang? Kalau kamu ikut kakak belanja, otomatis kakak akan antar kamu pulang."
"Aku ikut kakak belanja saja."
Keduanya kemudian masuk ke dalam supermarket mall tersebut. Seperti biasa, Zahrin mengeluarkan daftar tulisan berupa nama-nama barang apa saja yang akan dibelinya. Karena kalau tidak begitu. Zahrin sudah tentu lupa dan yang ada menjadi perdebatan kecil dengan suami nya.
Dua jam, lamanya Zahrin berbelanja. Kini saat nya mobil Zahrin mengantar Mega pulang. Dan ketika mobilnya berhenti tepat di depan rumah yang pernah sepuluh tahun dia tinggali bersama dengan mantan suami nya. Membuatnya tertegun. Dan tidak ada perubahan signifikan kecuali cat rumah yang sudah berganti berikut cat pagar besi yang berubah warna pula.
"Terimakasih ya kak," suara Mega yang mengakhiri lamunan singkat Zahrin.
"Iya." Zahrin berlanjut memutar kendaraan roda empat nya. Meninggalkan rumah yang pernah menjadi masa lalu nya.
Berbeda dengan Mega yang sudah disambut dengan tatapan murka dari seorang kakak nya.
"Jelaskan pada kakak, apa maksud nya ini?" sembari mengangkat test pack yang Akhyar temukan di atas kasur Mega.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments