Kamu bohong padaku sayang?

Akhyar menarik nafas panjang. Sebelum dia menerangkan apa penyebab dia membawa pulang Mega. Akhyar kemudian mengatakan semuanya, jika Dewa masih berhubungan dengan seorang wanita yang menjadi kekasihnya selama ini dan Mega menutupinya.

"Hah? Apa itu serius mas?"

"Kamu pikir aku bohong?" Akhyar kemudian menceritakan apa yang dilihatnya saat itu. Hingga dia tidak segan menghajar adik ipar nya saat bersama wanita yang mungkin itu kekasih dari Dewa.

Zahrin mengatur ritme nafasnya. Dia tidak menyangka, jika Dewa tidak takut melakukan nya. Dan Mega, mengapa Mega seolah menutupi nya? "Apa ada sesuatu yang kita tidak tahu?"

"Maksud kamu?"

"Ya, mungkin saja mereka ada sebuah kesepakatan yang kita semua tidak tahu dan hanya mereka yang tahu."

"Misalnya?"

"Apa Dewa hanya menikahi Mega sampai anak mereka lahir? Ah tidak mungkin, ibu Rahma dan pak Hendarto pasti cerita kepada ibu mertua, jika demikian ceritanya. Dan mereka, mereka pasti tidak akan menggelar pesta mewah untuk Mega dan Dewa kemarin jika memang benar hanya sampai anak Mega lahir."

Akhyar malah tidak terpikirkan hal demikian.

"Jangan-jangan?"

"Jangan-jangan apa?"

"Hanya mereka berdua yang tahu kesepakatan itu."

Akhyar semakin resah setelah mendengar apa yang menjadi kesimpulan Zahrin yang masuk akal.

.

.

Di lain tempat.

Dewa yang tidak punya cukup keberanian untuk mengetuk pagar rumah Mega. Cukup lama berada di dalam mobil. Menimbang banyak hal yang belum dia putuskan selama satu bulan lamanya.

Bagaimana tidak? Larangan bertemu Mega, jelas diproklamirkan Akhyar jika dirinya belum melepas wanitanya yaitu Arumi. Dan nyatanya, hubungan nya dengan Arumi juga masih berjalan. Dan kini ingin bertemu Mega yang jujur sebenarnya ingin mengantarnya cek kandungan.

Setelah cukup lama, Dewa memutuskan keluar mobil dan mengetuk pagar rumah istrinya.

Tek Tek tek

Mega yang sejak tadi membuka aplikasi Novel Toon dan membaca novel online untuk mengisi hari-harinya yang membosankan dan sendiri. Mega keluar dan terkejut. Sosok pria yang masih sah menjadi suaminya ternyata menyambanginya. "Kak Dewa," ucapnya dengan detak jantung tidak terkontrol ritme nya.

"Mega."

Sepasang mata mereka bertatap. Ada perasaan-perasaan yang sulit dijabarkan untuk menarik sebuah kesimpulan pada mereka.

Perasaan rindu karena lama tidak bertemu. Perasaan senang karena satu bulan lama nya akhirnya kembali berjumpa. Dan perasaan-perasaan yang cukup banyak memenuhi ruang hati keduanya.

Ingin, ingin sekali Dewa memeluk istrinya. Namun sepertinya ada jarak pembatas yang Dewa sendiri tidak bisa mengerti itu apa.

"Kamu sehat?" tanya Dewa dengan suara serak karena lama bungkam tadinya.

Mega mengangguk.

Dewa kemudian menyerahkan buku kecil hasil periksa USG tiap bulan kepada Mega.

"Jadi kakak mengantarkan ini?" tanya Mega sembari mengambil buku kecil hasil periksa tes kandungan nya.

"Aku ingin mengantar mu periksa. Apa kamu mau?" Sangat sulit Dewa mengatakan nya. Dewa bahkan tidak tahu mengapa dia seakan menelan ludah nya sendiri. Berkata tidak mencintai Mega, namun yang terjadi malah sebaliknya. Sosok Mega tidak bisa lenyap begitu saja semenjak kepergiannya dari rumah.

Mega mengangguk. Masuk ke dalam rumah untuk berganti pakaian dan berdandan singkat supaya tidak terlihat pucat.

Keduanya masuk mobil dan menuju ke tempat praktek dokter spesialis kandungan. Dimana saat Mega masuk mobil Dewa. Mega dikejutkan dengan sebuah benda bertuliskan Arumi. Dan itu sangat nyata dia baca. Di depan nya.

Sadar, hal remeh itu bisa merusak suasana hati mereka yang sudah terlihat baik. Dewa tidak ingin membuat keruh hari itu. Diambil lah benda itu dan dibuang di tempat sampah kecil di dalam mobilnya. Dan itu juga disaksikan oleh Mega.

Keduanya akhirnya sampai. Dan berbeda sekali perlakuan Dewa saat kali kedua mengantar Mega periksa kandungan. Dewa bahkan terlihat lebih siap. Dewa juga semangat melihat calon buah hatinya dan Bahkan tersenyum ikhlas saat melihat layar ultrasonografi yang ditunjukkan oleh Dokter padanya.

Setelah periksa kandungan usai. Dewa masih memanjakan istrinya dengan mengajak nya makan siang dan bahkan tidak menerima panggilan ponsel yang berdering yang pastinya dari Arumi.

Arumi terang sebal dan meremas ponsel nya. Karena Dewa tidak biasanya menomor sekian kan dirinya. Apa pun. Pria itu tidak pernah mengabaikan telepon darinya.

Sementara Dewa, tersenyum dalam hati meskipun itu terpancar dari wajahnya. Bahagia, melihat hari itu akan dia habiskan bersama istrinya yang satu bulan tidak dia perhatikan atau bahkan sekedar bertanya kabar. Bukan apa? Tidak berani. Tidak punya nyali.

"Enak?" tanya Dewa kepada Mega yang sudah menikmati makanan nya.

Mega mengangguk.

Keduanya menikmati makan mereka. Dewa bahkan secara sengaja tidak membawa ponsel nya. Karena menurutnya, hari itu belum tentu dapat dia ulang kembali dengan Mega. Jadi dia harus benar-benar menyingkirkan urusan lainnya sementara.

Masih tidak berhenti di aktivitas mengajak istrinya makan saja. Dewa masih membelanjakan banyak sekali baju-baju untuk ibu hamil, tas dan sepatu dengan jumlah yang banyak untuk Mega. Yang jujur Mega sempat menolaknya karena terlalu banyak dan terkesan berlebihan. Namun tidak pada Dewa yang baru pertama memanjakan istrinya.

Seiring berjalannya jam yang berdentang. Dewa masih mengajak Mega belanja susu ibu hamil di supermarket. Kecanggungan memudar, sejak ada tanya jawab antara mereka sejak tadi atas pilihan-pilihan yang yang menjadi belanja mereka.

Entah bagaimana ceritanya? Saat Mega dan Dewa keluar dari Mall dan menuju parkiran mobil. Arumi malah baru sampai dan tengah memarkir mobilnya. Sepasang mata Arumi tertuju pada sosok Dewa dan Mega. Nafas Arumi tercekat. Mendapati sendiri jika Dewa berdusta dengan apa yang dikatakan nya tempo hari. Bilang tidak cinta Mega. Nyata dan sekarang berada di pandangan nya dengan menggandeng Mega. Dada Arumi bergejolak dan langsung keluar dari mobilnya.

"Tunggu!" seru Arumi dengan wajah sedih bercampur marah dan kecewanya.

Dewa ternganga. Setelah meletakkan semua barang belanjanya di bagasi mobil. "Arumi."

"Kamu bohong padaku sayang?" lirihnya dengan perasaan marah yang tertahan.

"Aku bisa jelaskan Arumi." seraya berusaha menyentuh bahu wanitanya, namun dengan cepat Arumi menghempasnya.

"Apa yang ingin kamu jelaskan? Kamu tidak mengangkat ratusan panggilan dari ku sejak pagi, tapi kamu pergi dengan wanita ini." tuding Arumi dengan telunjuknya mengarah ke Mega yang berdiri di samping kirinya. Tentu dengan air mata yang sudah jatuh dan intonasi bicara karena isak nya.

"Arumi..."

Arumi mendorong tubuh Mega hingga tubuhnya terhempas dan untungnya ada body mobil yang menahan nya. Itu dikarenakan rasa cemburu luar biasa yang menderanya dan jujur dia takut Dewa akan berpaling darinya.

"Aw..." ringis Mega.

Arumi menangis pergi berikut kekesalan yang dibawanya. Berjalan menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari posisi mereka bertiga.

"Kamu tidak apa-apa Mega?" tanya Dewa yang shock Arumi bertindak diluar kebiasaanya.

Mega menggeleng dan membenahi posisi.

Sementara Dewa yang kemudian memanggil dan mengejar kekasihnya. "Arumi ... Arumi." teriaknya sembari mengetuk kaca jendela mobil Arumi yang tetap melaju tidak menggubris Dewa yang berusaha mengajak nya bicara baik-baik.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

karissa 🧘🧘😑ditama

karissa 🧘🧘😑ditama

aneh,,tidak bosan atau tdak muak kah dewa dgn smua tngkah bocah arumi,ak yg cman baca aja neeg

2024-08-05

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 53 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!