Bab. 12 DTH

Satu bulan kemudian.

Tepat hari ini tanggal 15 Maret adalah kelahiran Vania, Alex sudah mempersiapkan acara untuk merayakan bertambahnya usia sang istri. Hal itu tidak diketahui oleh Vania karena pikirannya sedang kacau bahkan hari ulang tahunnya saja dia sampai lupa.

Alex tersenyum puas karena semua persiapan sudah selesai, mereka akan mengadakan makan malam romantis di dekat pesisir. Alex yakin jika Vania akan sangat menyukai rencananya ini, dia ingin menghilangkan kesedihan yang Vania rasakan. Dirinya juga terpuruk, tetapi Alex mencoba untuk mengikhlaskan semaunya. Berbeda dengan Vania, dia selalu saja kepikiran tentang calon bayinya yang telah tiada.

Malam hari.

Alex selesai mandi, dia menghampiri Vani yang duduk di kursi meja rias.

"Sayang," Alex melingkarkan kedua tangannya di leher Vani.

Vania menoleh dan dia tersenyum tipis.

"Apa kamu ingat ini hari apa?" Alex menatap wajah Vani dari pantulan cermin.

"Hari Rabu?" Vani menjawab setelah berpikir sesaat.

"Iya, hari Rabu dan tanggal?"

Vania mengerutkan dahi. "Tanggal 15 Maret," jawabnya.

"Astaga, apa kamu melupakan hari specialmu?"Alex berjongkok di samping Vania.

"Hari special? Apa maksud kamu, by? Aku benar-benar tidak paham." ujar Vani sambil menyisir rambutnya.

"Hari Rabu tanggal 15 Maret adalah ulang tahunmu, kamu melupakannya?"

Vania mengentikan aktivitas menyisir rambut, dia melongo lalu menepuk dahinya.

"Aku benar-benar lupa, ya ampun." Vani menatap Alex.

"Baiklah, jadi sekarang kamu sudah ingatkan jika ini adalah ulang tahunmu?"

Vani mengangguk. "Apa kamu sudah membelikan hadiah untukku?'' tanyanya sambil tersenyum manis.

"Ya, segera bersiap dan nanti kamu akan tahu sendiri hadiahnya apa." Alex beranjak dari jongkoknya.

Vania penasaran akan rencana dan hadiah dari Alex, dia hanya menurut lalu secepatnya bersiap.

Selesai bersiap-siap, mereka berdua langsung masuk ke dalam mobil.

🌺🌺🌺🌺

Fahrul dan Adiba sudah sampai di tempat yang akan menjadi perayaan satu bulan pernikahan mereka. Diba tidak menyangka jika Fahrul akan merayakan anniversary meskipun mereka baru menikah satu bulan.

"Mas, apa ini semua tidak terlalu berlebihan? Kita baru menikah satu bulan," Adiba menggandeng lengan Fahrul.

"Tentu saja tidak, aku memiliki uang yang cukup banyak jadi terserah ingin merayakan anniversary satu bukan, satu minggu atau satu tahun." Fahrul tersenyum tipis.

Adiba hanya menurut dengan rencana suaminya.

Mereka berdiri di samping kursi yang mejanya sangat panjang, disana ternyata sudah ada beberapa teman Fahrul serta istri-istri mereka. Ada pula yang hanya datang sendirian. Dari kejauhan, seorang pria tersenyum licik, dia membawa sebuah kado dan berjalan menghampiri Fahrul.

Adiba kala itu tersenyum dan dia kini terkejut ketika melihat pria yang pernah membayarnya untuk dipuaskan. Dia mencoba untuk tetap tenang dan berdoa semoga pria itu tidak mengenalinya.

"Tuan, Fahrul. Apa dia istri Anda?" pria itu tersenyum tipis sambil melirik Adiba.

"Benar, Tuan. Perkenalkan namanya Adiba Khanza.''

Deg!

Jantung Diba berdetak lemah saat Fahrul memperkenalkan namanya kepada pria itu, Diba yakin setelah ini dia pasti akan tekena masalah.

Pria itu yang bernama Sanjaya menyodorkan kado kepada Adiba.

"Selamat ulang tahun, Nyonya Adiba. Semoga panjang umur, makin sukses, makin cantik dan—" Jaya tidak meneruskan ucapannya, dia menatap Adiba dari atas sampai bawah terlebih dahulu. "Makin seksi," lanjutnya.

Adiba hanya menunduk sambil menerima kado itu, sementara Fahrul heran dengan sikap Diba yabg seperti ketakutan.

"Apa kalian pernah bertemu? Atau saling mengenal?" Fahrul bertanya untuk memecahkan rasa penasarannya.

"Ti—" ucapan Diba pun terpotong karena Jaya menyelanya dengan cepat.

"Ya, kami dulu sering bermain bersama." jawab Jaya dengan senyuman licik.

Diba menggeleng pelan, meminta agar Jaya tidak meneruskan ucapannya.

"Bermain bersama? Berarti kalian sudah kenal lama? Kenapa kamu tidak mengatakan padaku, Diba?'' Fahrul tersenyum tipis sambil menatap Adiba.

"Mas, sudahlah. Aku lelah, sebaiknya kita duduk saja." pinta Adiba mencari alasan.

Fahrul hanya mengangguk dan dia mengucapkan terima kasih kepada Jaya karena sudah berkenan hadir di perayaan anniversary satu bulannya.

"Fahrul, berapa kamu membayar wanita itu?" Jaya menarik tangan Fahrul sebelum Fahrul duduk di kursi, dia bertanya dengan sedikit berbisik.

"Membayar? Saya tidak membayarnya, maksud Anda apa, Tuan?"

"Dia itu wanita malam dan—"

"Mas!" Adiba dengan cepat menarik lengan Fahrul dan hal itu membuat Fahrul langsung terduduk di kursinya.

Fahrul benar-benar bingung dengan apa yang terjadi.

TBC

Terpopuler

Comments

Sri Puryani

Sri Puryani

mulai ada pebinor

2025-03-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!