Adiba pergi ke pasar karena Tasya menyuruhnya untuk belanja keperluan dapur. Namun, saat dia ingin masuk ke dalam pasar tiba-tiba seorang pria menubruknya hingga keranjang yang dia bawa jatuh ke tanah. Pria itu hanya diam saja, dia menundukkan tubuh seperti mengambil sesuatu lalu pergi dari hadapan Diba.
"Astaga, udah salah bukannya minta maaf." ucap Dida sambil menggeleng.
Dia bergegas masuk ke dalam pasar sebelum kehabisan bumbu dapur, Tasya tadi memberikan Diba alamat pasar dan dia pergi dengan menggunakan angkutan umum. Adiba sudah sampai di dalam, dia mulai mencari bumbu dapur terlebih dahulu.
Setelah beres memilih dan mendapatkan semua yang dia perlukan dalam satu tempat penjualan, Diba merogoh keranjang belanjanya.
'Loh, dompetnya kemana?' Diba bertanya dengan dirinya sendiri karena tidak mendapati dompet yang berisi uang pemberian dari Tasya tadi.
Adiba menatap sang penjual lalu dia tersenyum. "Sebentar, Bu. Sepertinya saya lupa meletakkan dompetnya dimana," lanjutnya mencari alasan lalu dia membelakangi sang ibu penjual.
Diba menggigit bibir bawahnya, dia memejamkan mata sejenak karena bingung harus bagaimana sementara dia tidak membawa uang lebih.
'Kenapa dompetnya bisa hilang? Bagaimana ini?' Adiba ketar-ketir memikirkan nasib belanjaannya.
Di sela-sela kebingungan, seorang pria menepuk pundak Diba.
"Ini dompet Anda, tadi saya menemukannya terjatuh di jalan masuk ke dalam pasar."
Adiba tersenyum hingga lesung pipinya terlihat. "Terima kasih, Pak. Alhamdulillah akhirnya ketemu, saya sempat bingung bagaimana caranya membayar belanjaan saya ini."
Pria itu hanya tersenyum tipis. "Saya ingatkan hati-hati jika berada di pasar seperti ini karena bisa jadi akan ada pencopet dan Anda tidak boleh lengah."
Diba mengangguk paham.
"200 ribu ya, Bu?" Diba memberikan uang kepada sang penjual, dia kembali menoleh ke arah pria tadi. "Terima kasih sekali lagi, Pak. Kalau begitu, saya permisi duluan. Mari!"
Pria itu hanya mengangguk.
"By!"
Sang pria menoleh ke arah lain, sementara Adiba sudah pergi menjauh.
"By, kamu dari mana aja? Aku tadi mencarimu." ucap Vani dengan raut wajah kesal.
"Maafkan aku, Sayang. Tadi aku melihat seorang wanita yang dompetnya di copet dan aku langsung mencari pencopet itu lalu mengambil dompet wanita tadi."
"Lalu, dimana dompetnya?" Vani melirik keduanya tangan Alex.
"Sudah aku kembalikan pada wanita itu,"
Vani hanya mengangguk. "Untung saja kamu tahu karena jika tidak pasti wanita itu sangat kasihan."
"Benar, apa kamu sudah mendapatkan apa yang kamu cari?"
Vani tersenyum lebar sambil menunjukkan kue basah yang ada di dalam plastik.
"Semuanya sudah dan ayo kita pulang, aku yakin kamu ingin segera kembali ke kantor." Vani menggandeng lengan Alex dan mereka pergi dari pasar tersebut.
Pasalnya, saat Alex masih berada di kantor dan jam makan siang masih lama lagi. Vani menghubunginya lalu mengatakan jika dia ingin memakan kue basah sementara belinya di pasar. Alex menjadi bingung, dia mengatakan pada Vani agar sopir pribadi mengantarnya ke pasar tetapi Vani tidak mau karena dia lebih memilih diantar oleh Alex.
Alex tidak bisa menolak permintaan sang istri dan calon bayinya, dia pun pergi dari kantor membebankan semua pekerjaan pada sang asisten pribadi. Dia hanya sebentar, maka sang asisten tidak banyak bicara. Asisten Alex adalah temannya semasa kuliah dulu, bahkan kedua orang tua mereka kerap dikatakan bersahabat sejak lama.
•
•
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
B⃟cMarwa
duh ada-ada saja yang hilang Diba. bagaimana ini?
2023-02-14
1
☠ᵏᵋᶜᶟ𝒀𝑹ᵃᶦ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛˢ⍣⃟ₛ 𒈒⃟ʟʙᴄ
terbaiklah pasangan Alex n Vani👍
selain romantis...mereka juga baik
2023-02-14
1
Kᵝ⃟ᴸ♤⋆ 𝕯𝖜𝖎⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜
biasalah klo klo dr desa gak tau orang pura2 nabrak pdhl pencopet ulung beraksi
2023-02-13
1