Bab 12

Boy yang tadinya sangat mengantuk mendadak hilang rasa kantuknya karena melihat Emil dan Bintang berada di kamarnya. Karena katanya mereka akan tidur bersama dengan Boy di sana.

"Emil kamu di tengah, aku dipinggir. Nanti kalau Kakak macem - macem. Kamu teriak aja ya, kalau kamu udah teriak aku bakalan luar panggil Papa sama Mamah. Ponselnya aku juga udah di tangan, ini khusus buat hubungi Emran sama Om Ega," ucap Emil, tanpa mempedulikan kakaknya yang kesal pada mereka berdua.

Bagaimana tidak kesal, jika ia dianggap sebagai pemilik anaconda liar yang akan memasuki sarang baru. Memang keluarga mereka tidak ada yang benar posisi otaknya. Hingga membuat Boy sangat gemas pada kelakuan Papanya dan juga mertuanya.

Namun, karena rasa kantuk itu muncul lagi akhirnya Boy pun tidur di samping Emil yang kini sudah memejamkan matanya. Begitu pun juga dengan adiknya yang juga mulai tidur. Sepertinya kedua gadis ini memang sudah sangat mengantuk dari tadi, tapi mungkin mereka berdua memang sengaja untuk menunggunya dan mengatakan apa yang diminta oleh kedua orangtua mereka.

Saat Boy hendak menutup mata, ia sempat melihat wajah cantik Emil dari dekat. Ia tidak pernah menyangka jika akan menikah dengan gadis yang ia asuh sejak kecil, Emil sangat cantik Boy akui itu. Namun, karena terlalu sering menghabiskan waktu bersamanya sedari dulu. Membuat debaran cinta belum hadir di hatinya. Hanya ada rasa peduli padanya rasa yang sama seperti yang rasakan pada Bintang dan juga Sachi. Namun, Boy akan tetap belajar mencintai istri kecilnya ini. Bagaimana pun juga mereka kini sudah menjadi suami istri.

Boy pun mulai mendekatkan wajahnya pada Emil, kemudian ia menarik tubuh kecil itu ke dalam pelukannya. Seketika tubuhnya terasa hangat dan nyaman, Boy pun tersenyum merasakan kenyamanan yang ia rasakan saat ini. Cukuplah untuk pendekatan pikirnya . Untuk itu Boy terus, memeluknya dan membiarkan Emil berada didalam dekapannya.

"Lumayan, buat ganti guling." gumam Boy.

*

*

*

"Pagi - paginya mereka semua bangun untuk pergi ke sekolah dan juga kampus, Emil yang pertama membuka mata pandangannya langsung mengarah ke arah Boy. Ia melihat wajah tampan itu dari dekat. Jika dipikir-pikir, Boy memanglah sangat tampan. Tubuhnya juga atletis belum lagi roti sobeknya yang membuatnya tergoda.

Sebagai seorang gadis remaja, tentu ia sangat suka dengan pria yang nyaris sempurna seperti suaminya, Boy. Emil tidak tahu jika orang yang dia pandang ternyata memang sudah bangun. Hingga saat Emil menoel-noel pipi Boy, Boy merasa geli atas bawah. Jadi ia terus mencoba menutup mata saja, Boy ingin tahu apa yang akan Emil lakukan padanya. Selama gagang sapunya aman.dari sentuhan, maka Boy memutuskan untuk diam saja.

Lama Emil membelai wajahnya, dan juga memeluknya semakin erat layaknya guling. Tanpa sadar Boy pun tersenyum dengan tingkah Emil, tak apa jika istrinya ini ingin memeluknya. Boy sama sekali tidak keberatan. Namun, ada hal yang tidak Boy duga. Karena ternyata ada benda kenyal yang menempel di pipi dan juga bibirnya. Walaupun sekilas Boy tahu, jika itu adalah sebuah bibir kecil yang menempel disana.

Setelah itu terasa jika Emil bangun dan pergi meninggalkannya yang masih memejamkan mata. Boy terkejut dengan tingkah Emil barusan, sungguh ia tidak menyangka jika putri dari mertuanya itu berani menciumnya. Hingga ada sesuatu yang menggeliat dan terbangun.

"Ya ampun, Emil!", Boy pun bangun dan mengacak - acak rambutnya. Boy pun kemudian membangunkan adiknya untuk bangun dan bersiap untuk ke sekolah.

Sebenarnya sudah dua kali, Emil membuat degup jantung Boy hampir berhenti berdetak. Yang pertama saat Emil melihat gagang sapu miliknya yang Erina sebut jika itu adalah pisang Ambon. Padahal menurut Boy, itu lebih terlihat seperti pisang raja yang gagah. Tapi sudahlah, lagipula Boy pun tidak berani meralatnya karena malu. Mungkin nanti jika suatu saat pisang dan sarangnya bisa bertemu di kemudian hari, maka Boy akan memastikan jika apa yang dibicarakan oleh Emil tentang pisangnya itu adalah salah, salah ukuran maksudnya.

Dan seperti biasa, Boy berangkat ke sekolah bersama dengan istrinya. Ia yang bertanggung jawab mengantarnya sampai di sekolah sampai selamat.

Sebenarnya Boy sangat penasaran pada Emil, ia ingin bertanya padanya tentang kenapa ia menciumnya tadi pagi. Apa karena Emil sudah mencintainya atau karena apa. Tapi ia takut jika Emil akan merasa malu jika ditanya seperti itu. Namun, Boy berpikir kembali jika titisan bakul nasi ini tidak pernah mempunyai sifat malu-malu. Jika membuatnya malu itu sangat sering.

"Mil," panggil Boy, mereka berdua masih berada di jalan dan belum sampai di sekolah. Boy sudah tidak sabar ingin bertanya tentang Emil perihal Emil menciumnya tadi.

"Kenapa?"

"Emmmm, itu Kakak mau tanya," ucap Boy, antara ragu dan penasaran kini dua rasa itu bercampur tengah mengaduk-aduk hati pria tampan ini.

"Tanya apa, kok kaya ragu gitu?" tanya Emil penasaran karena melihat ekspresi dari Boy yang terlihat ragu serta tidak nyaman saat melihat Emil. Terkadang menggaruk kepalanya, terkadang juga ia mengusap wajahnya sampai melihat ke arah Emil beberapa kali tapi saat hendak membuka mulutnya, Boy urungkan lagi karena merasa malu pada istrinya ini.

"Itu, tentang tadi pagi," ucap Boy perlahan.

"Oh tentang itu," jawab Emil terlihat biasa-biasa saja, membuat Boy melihat ke arah remaja cantik yang tengah tersenyum ini.

"Kenapa, kamu udah tahu mau Kakak mau tanya apa?" Kini malah Boy yang menjadi penasaran pada gadis ini.

" iyalah aku tahu, Kakak mau tanya apa tentang aku. Pasti tentang aku yang cium Kakak tadi, kan? Aku tahu kok kakak udah bangun, karena aku gumush sama wajah Kakak yang ganteng akhirnya aku memutuskan dengan hati yang suka rela mencium suami aku. Ya ... itu juga karena aku penasaran pengen tahu rasanya cium laki-laki itu gimana. Dan karena penasaran aku tuh tinggi banget, apalagi di depan mata ada pasangan halal yang bisa aku apa-apain. Jadi aku memutuskan untuk mencium Kakak," ucapnya panjang lebar dan senyum ceria di wajahnya.

Hingga Boy yang mendengarnya pun merasa tidak percaya, benarkah dengan apa yang ia dengar ataukah ia hanya salah dengar. Jika istri kecilnya ini sangat penasaran dengan yang namanya mencium laki-laki. Dan Emil benar, jika Boy adalah pasangan halalnya. Dia punya hak melakukan itu, bahkan lebih Hanya saja mereka belum boleh melakukan itu.

"Jadi kamu ... "

"Mau ajarin aku ciuman gak? Aku penasaran suka dengerin cerita temen - temen yang lain yang udah pada ciuman," ucapnya tanpa beban.

"Apa!"

Satu lagi ujian di pagi hari yang membuat posisi jantung Boy bergeser karena malu 😌😌😌

****

Kasih like sama komen dong 😚😚😚, babang Boy yang lagi mikirin Emil. Gimana Emil gak gumush coba, Mimin aja suka 😌

Terpopuler

Comments

Mamaheazkia Azkia

Mamaheazkia Azkia

gmna g nyosor duluan Emil ny Boy ny aj seganteng itu😍😍😍😍😍 titisan mentari pagi ini wkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-06-14

0

Dewi Humaira

Dewi Humaira

gantengnya mantu Aa Ega

2024-06-11

0

Nairaden Korta

Nairaden Korta

wahh gantengnya,,buat anakku aja ya teh🤭

2023-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!