Bab 2

"Hei Bintang kecil di langit yang biru, mau nebeng motor aku gak?" tanya Rafa pada Bintang yang baru keluar rumah.

Bintang pun langsung melihat ke arah Rafa dan menghampirinya, " Wahh, motor baru ya? Mau dong ikut," jawab Bintang sambil mengelus-elus motor Rafa. Namun, tangan Bintang langsung disingkirkan oleh Rafa.

"Boleh numpang, tapi jangan dipegang. Ini motor jantan. Bahaya kalau dipegang betina!" seru Rafa menyebalkan.

"Serasa jadi kambing dibilang betina sama terong ungu," jawab Bintang dengan wajah kesal.

"Gak usah tersungging Neng, ayo naik. Mumpung Aa masih jomblo," jawabnya cekikikan.

"Jadi jomblo aja bangga," jawab Bintang sambil naik ke atas motor Rafa.

"Meskipun jomblo tapi tidak mengurangi kebahagiaan hidup, itu poin utamanya," jawab Rafa dan kemudian menjalankan motornya.

Mereka pun kini berangkat ke sekolah bersama, Emran dengan Emil dan Rafa dengan Bintang. Boy yang melihat Emil sudah pergi, hatinya menjadi lega. Entah kenapa, perasaannya menjadi tidak nyaman saat ia berada dekat Emil. Padahal sebelum-sebelumnya ia merasa biasa saja. Dan Emil pun sudah Boy anggap sebagai adiknya sendiri.

Namun, gara-gara kejadian kemarin semuanya berubah. Perasaannya terhadap Emil menjadi berubah, perasaan malu dan yang lainnya campur aduk semuanya menjadi satu. Yang jelas baru mendengar namanya saja, jantung Boy sudah bergetar apalagi jika melihatnya. Jantung Boy mendadak menari.

*

*

*

Setiap malam adalah waktunya trio Bbc berkumpul, dimana para suami siaga serta bertanggungjawab ini selalu menghabiskan waktunya untuk mengobrol di halaman rumah. Biasanya mereka menghabiskan waktu di gazebo yang ada di rumah Ega.

"Kalian sadar gak sih, kalau kita udah tua?" tanya Beni tiba - tiba. Kedua sahabat dan mantan musuh itu pun langsung melihat ke arah Beni alias es bon-bon.

"Nggak, orang aku masih muda, juga." jawab Raga sambil meminum kopinya.

"Mata kamu gangguan Bon, A Ega yang masih muda dan ganteng dibilang tua?" jawab Ega alias Papa bakul nasi, yang tidak terima dibilang tua. Karena ia merasa masih sangat muda, ia bahkan masih kuat melakukan ehem-ehem sebanyak tiga ronde, bahkan rutinitas minum susu sebelum tidur tidak pernah ia lewatkan. Mungkin itu adalah salah manfaat dari minum susu murni selama bertahun-tahun. Hingga diri nya bisa tetap kelihatan awet muda.

"Bukan gitu maksud aku, kalian gak sadar apa anak-anak kita udah pada remaja. Udah tahu yang namanya cinta," sergah Beni sambil berdecak sebal pada kedua tetangga rasa sahabatnya itu.

"Yang namanya cinta mah dari orok juga udah tahu kali. Mereka kan udah, kenal yang namanya cinta dan kasih sayang sama orang tua. Makanya mereka sekarang cinta dan sayang sama kita," jawab Raga. Mendengar ucapan Raga, Beni semakin sebal saja. Pasalnya setiap bicara dengan Raga, Beni merasa selalu tidak pernah nyambung.

"Bukan begitu maksudnya jiwa, susah deh ngomong sama corong mer4h. Gak pernah nyambung," ucap Beni.

"Gak bakalan konek ngomong ma dia mah." ucap Ega tergelak.

"Iya emang, tapi kalau

Saat para Papa ganteng sedang mengobrol, terlihat Emil keluar dari rumah. Ega yang selalu khawatir pada putri cantiknya itu pun bertanya pada Emil.

"Eh mau kemana, anak Papa? Ini udah malem Emil sayang, jangan keluyuran, masuk sana bobo sama Mamah. Tapi sebentar aja sama Mamahnya," ucap Ega pada Emil.

"Orang aku cuma mau ke rumah Bintang, kok. Mau nanyain PR Papa ganteng. Gak lama kok," jawab Emil.

"Ya udah sana, awas jangan lama-lama, udah malem."

"Oke, Pah!" jawab Emil dan kemudian pergi meninggalkan Papanya yang yang sedang ngerumpi itu. Emil pun kemudian masuk ke rumah Bintang. Karena sudah terbiasa bolak-balik ke rumah Bintang, maka Emil sudah tidak merasa canggung lagi.

"Bintaaanngg!" teriak Emil.

"Eheeemm ..." Emil pun berbalik dan ternyata ada Boy di belakangnya.

"Oh ya ampun," Emil langsung memegang dadanya saking terkejutnya, tiba - tiba ia merasa lemas. Jantungnya pun mendadak berdegup kencang saat ia melihat Boy. Kenapa Emil bisa lupa jika Bintang adalah adik dari pemilik si pisang gantung.

"A-aku mau ketemu sama Bintang." ucap Emil gugup melihat Boy.

'Gila ... kenapa tiap liat muka Kak Boy, yang kebayang malah roti sobek sama ... eh enggak, aku gak boleh ingat sama pisang gantung. Emil anak baik, gak boleh mesum.' gumam Emil dalam hati.

"Bintang ada di kamarnya, kamu bisa langsung masuk ke sana," jawab Boy.

"Oh ya udah," jawab Emil langsung naik atas, menuju kamar Bintang. Di sana terlihat Bintang sedang mengerjakan PR nya, Emil pun langsung tersenyum dan dengan cepat menghampiri sahabatnya itu.

"Tang," panggil Emil, Bintang yang melihat Emil pun langsung berdecak sebal. Karena konsentrasinya langsung buyar saat melihat Emil.

"Gak enak bener panggilannya, Tang . Apa gak ada panggilan lain yang lebih enak didenger," protes Bintang pada Emil.

"Loh, kan. Emang namanya Bintang. Kamu juga manggil aku Mil ... " tungkasnya.

"Udah kaya perkakas tahu! " jawab Bintang.

"Perkakas apa? Maksudnya pelindung buah mangga?" Emil tertawa dengan kencang, membayangkan kaca mata pelindung balon helium.

"Itu mah Ku tang dong!" jawab Bintang yang jadi ikut-ikutan tertawa. Untung saja di kamar itu hanya ada mereka berdua, jadi hanya mereka berdua yang mendengar ucapan tak berfaedah itu.

"Ngomong-ngomong, ngapain kesini?" tanya Bintang.

"Mau nanya PR lah, apalagi?" jawab Emil dan kemudian tiduran di atas kasur milik Bintang. Bintang hanya memutar bola mata malas mendengarnya. Sudah menjadi kebiasaan Emil sedari dulu, jika ada PR ia pasti akan datang ke rumah Bintang dan bertanya, ralat bukan bertanya. Akan tetapi meminta Jawabannya.

"Bosen! Emang gak bisa mikir sendiri?"

"Nggak, aku gak bisa mikir pusing,"

"Padahal Emran pinter dan adiknya malah pinter banget. Saking pintarnya, itu nilai bisa sampe minus," ejek Bintang.

"Makasih pujiannya, tapi bener aku gak ngerti, makanya kasih tahu dong. A Emran udah tidur jadi gak bisa tanya sama dia," jawab Emil. Bintang pun berdecak sebal mendengarnya, tapi tak urung ia memberi tahu isi jawaban PR nya sambil memberi tahu bagaimana cara mengisinya. Agar otaknya yang kecil ku temannya itu bisa sedikit lebih berpikir.

Karena lelah, akhirnya Emil pun meminta Bintang menyudahi sesi belajarnya. Dan dengan menyebalkannya, Emil meminta Bintang untuk mengambilkannya minum karena haus.

Saat Bintang keluar, Boy masuk ke kamar Emil. "Dek ...," panggil Boy. Mendengar suara Boy, Emil yang sedang tiduran pun langsung terbangun.

"Oh ya ampun panggilan jantung datang," gumam Emil dan kemudian melihat Boy.

"Mana Bintang?"

"Ngambil minum,"jawab Emil. Karena selalu merasa ada yang mengganjal saat melihat Emil, Boy pun kemudian menghampiri Emil dan duduk di sampingnya. Ia ingin bicara empat mata dengan Emil tentang kejadian waktu itu. Agar hatinya merasa tenang dan tidak merasa terganggu.

"Emil... " panggil Boy

"Stop! jangan ngomongin masalah itu lagi please...aku nggak mau ingat, gara-gara lihat pisang gantung Kak Boy pikiran aku jadi kotor, dan susah buat dibersihin,"

"Iya makanya ... "

"Stooopp!!!" Emil langsung membungkam mulut Boy, hingga Boy pun jatuh terlentang di atas kasur. Dan Emil tidak mau melepaskan tangannya dan terus membekap bibir Boy karena Emil tidak mau mendengar boleh membahas masalah itu. Dan parahnya, kini Emil duduk di perut Boy. Dan di waktu yang tidak tepat. Beni yang hendak melihat putrinya itu tak sengaja melihat pemandangan yang tidak seharusnya, dari anaknya dan juga anak tetangganya itu.

"Astaghfirullah! A Egaaaa ... Tolong! Boy mau diperkos4 sama Emil!" teriak Beni

Terpopuler

Comments

Mamaheazkia Azkia

Mamaheazkia Azkia

Aa Egaaaaaaaaa wkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣🤣🤣❤️❤️❤️

2024-06-13

1

Dewi Humaira

Dewi Humaira

/Facepalm/

2024-06-11

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

bapak soplaaak 🤣🤣🤣🤣

2023-12-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!