Bb 17

Pagi ini Emil tidak berangkat ke sekolah karena hari ini Emil terkena demam. Mungkin karena hari kemarin ia merasa kelelahan, akibat di hukum oleh gurunya hari kemarin saat membersihkan toilet. Untuk itu hari ini Emil beristirahat saja di rumah. Ia juga tidak mengatakan kenapa ia bisa sakit, karena Emil takut bakul nasi datang ke sekolah dan marah-marah karena anaknya sakit akibat di hukum. Padahal anaknya sendiri yang melakukan kesalahan.

Untuk itu Emil diam saja dan tidak mengatakan apapun pada orangtuanya, daya tahan tubuh Emil memang kurang kuat sedari ia kecil. Jika ia kelelahan maka ia akan jatuh sakit. Untuk itu ia sangat dimanjakan oleh Ega dan juga Erina, terlebih Emran juga selalu menjaganya, jika Emil akan pergi kemanapun maka Emran lah yang akan menjadi bodyguardnya. Hanya saja kini adiknya sudah menikah, jadi tugasnya dibagi dua dengan Boy. Pria yang usianya lebih tua darinya, tapi berstatus adik iparnya. Sungguh rumit kehidupan keluarga Bbc ini.

"Gimana Emil?" tanya Ega pada Erina yang kini sedang mengompres anak gadisnya yang demam.

"Masih demam, aku panggil dokter aja ya." Erina pun mengambil ponselnya untuk menghubungi dokter keluarga Wirawan.

"Ya udah panggil aja, kasihan kan dia demam dari semalam." ucap Ega, kini papa bakul nasi yang selalu berisik seperti petasan banting pun terlihat sedih dan bicaranya pun sangat pelan. Takut anak kesayangannya bangun.

"Pah, mana uang jajan! Dobel ya, karena mulai sekarang aku ada misi cari pacar!" Emran bicara sangat keras membuat Ega kesal dan langsung menghampiri anak tampannya untuk dia jitak.

"Itu mulut petasan, bisa gak pelan - pelan kalau ngomong?"

"Nggak!" jawab Emran sambil mengusap kepalanya karena barusan terkena jurus hame-hame dari bakul nasi. Ega pun mengeluarkan dompetnya dan memberikan uang jajan lebih untuk anak sulungnya itu.

"Nihh, sana cari pacar kaya bisa aja cari pacar!" ejek Ega pada Emran.

"Wahhh, Papa meremehkan aku yang sehebat Naruto! Liat aja nanti aku bakal cari pacar yang secantik dan seseksi Lisa blackpink," ucapnya dengan sangat percaya diri.

"Mana ada Lisa blackpink mau sama Naruto!"

"Liat aja nanti, ya udah aku berangkat dulu ya." Emran pun mengulurkan tangannya untuk mencium tangan Papanya dan kemudian ia pergi ke sekolah.

Saat di depan rumah, Emran pun mengeluarkan motornya dan terlihat Mentari pagi baru terbit dari rumahnya sambil menggandeng anaknya dengan terburu-buru dan menghampiri Emran.

"Nak Emran, boleh minta tolong berangkat ke sekolah sama-sama dengan Sachi. Soalnya Om ada meeting dan kalau naik taksi online juga takut kesiangan, jadi apa bisa ikut nebeng motor Nak Emran?" tanya Surya, terlihat wajahnya ragu untuk meminta tolong pada Emran begitu juga dengan Sachi yang merasa agak malu karena ia kemarin sempat menolak Emran.

Namun, karena Emran anak yang baik jadi Emran siap membantu dari Mentari pagi yang sedang bersinar.

"Ya udah, ayo Hachiko naik," ucap Emran sambil tertawa, Surya pun ku tertawa mendengar panggilan dari emran kepada anaknya. Surya berpikir jika Putra sulung dari Ega ini sangatlah mirip dengan Papanya, yang jika bicara seperti petasan banting.

Sedangkan Sachi, ia hanya bisa menahan gemas pada tetangganya ini yang memang sangat menyebalkan.

"Dasar centong nasi!"

"Udahlah cepet pokoknya, nanti telat lagi," jawab Emran.

"Pah, aku berangkat dulu ya," pamit Sachi.

"Iya sayang, hati-hati ya," jawab Surya.

Emran pun kemudian menjalankan sepeda motornya setelah pamit kepada sang Surya, mentari pagi yang bersinar terang hari ini.

"Jangan ngebut- ngebut!" ucap Sachi, pada Emran yang menjalankan motornya yang memang dengan kecepatan yang lumayan tinggi itu.

"Iya ... iya bawel, bonceng anak tawon serasa bawa anak nyamuk. Bunyi terus, nging ngeng nging ngeng!" gerutu Emran pad Sachi.

'Kenapa Papa, malah nyuruh aku naik centong nasi sih. Kan repot denger omelannya,' batin Sachi, ia juga merasa kesal. Kenapa ia mesti pergi dan pulang sekolah dengan Emran.

Sachi yang duduk dibelakang memang sengaja memberi jarak dengan Emran agar tidak menempel. Ia tidak mau jika sampai mangga ranumnya yang baru tumbuh itu, beradu dengan punggung kokoh Emran.

"Peluk dong, biar angeeeet!" teriak Rafa dan kemudian mendahului motor yang dinaiki oleh Emran dan juga Sachi.

"Gak mau, gatel!" teriak Emran sambil terbahak-bahak.

Sachi yang duduk dibelakang pun mendengar ucapan Emran, yang jika memeluknya akan gatal. Dan itu membuat titisan Marimar ini tersinggung. Dia ini titisan Marimar dan Mentari pagi bukan titisan ulat bulu, yang jika memeluk seseorang maka ia akan terkena serangan gatal.

"Kamu pikir aku ini ulat bulu, jadi kalau dipeluk sama aku bakal gatel!" ucap Sachi yang tidak terima dengan ucapan Emran yang menyungging perasaannya.

"Iyalah ... Ogah banget. Gak mau aku dipeluk sama kamu. Kalau dipeluk  Lisa blackpink  baru mau. Ahhh itu mah bikin perasaan aku menggebu-gebu jadinya!" jawab Emran sambil terbahak-bahak. Membuat Sachi semakin tersinggung aja.

Tanpa basa-basi dan bicara apapun pada Emran, dengan sengaja Sachi langsung memeluk Emran dengan erat. Emran pun terkejut, ia dipeluk oleh Sachi titisan Marimar yang akhir-akhir ini menjadi tetangga ribetnya.

Bagaimana Emran tidak mengatakan jika tetangganya itu ribet, jika setiap kali bertemu mereka selalu adu mulut dan tidak mau akur.

Emran gelagapan saat Sachi memeluknya dengan erat, tangan mungilnya melingkar di pinggangnya Emran dan kepalanya ia sandarkan di bahu Emran. Dan point penting yang mungkin tidak disadari oleh Sachi adalah, jika mangga ranumnya itu menempel di punggung Emran. Dan sentuhan itu membuat jantung Emran hampir saja jungkir balik.

"Ehh ... Hachiko lepasin gak!"

"Gak mau! Biarin aja, biar kamu gatel sekalian!" teriak Sachi dibelakang Emran, sudah tegang kini telinga Emran malah di teriaki dengan suara melengking anak tawon Sachi.

"Wahh ini anak tawon macem-macem sama centong nasi! teriak Emran tidak mau kalah.

Namun, ucapan Emran sama sekali tidak digubris oleh Sachi. Ia terus melingkarkan tangannya di pinggang sampai ke perut Emran, hingga bagian depannya itu menempel di punggung Emran. Bahkan karena kesalnya Sachi tidak menyadari jika yang ia perbuat itu akan menempelkan buah mangganya pada Emran.

Emran menjadi serba salah karena jujur saja, sesuatu yang empuk itu kini sedang menempel di punggungnya dan itu membuat Emran menjadi panas dingin. Bahkan sesuatu yang terbiasa tidur tampan pun mendadak bangun dan celingukan.

"Oh ya ampun nih si Hachiko, pagi-pagi udah bikin pisang ambon bangun. Astaghfirullah Pah tolongin Dede ganteng... " gumam Emran.

Visual Sachi

Terpopuler

Comments

Dewi Humaira

Dewi Humaira

Hachi Sachi cantik gitu ran

2024-06-11

0

LANY SUSANA

LANY SUSANA

wah bisa bola bundet ni kl Emran dpt adik tiri Boy
gimana panggilannya😂😂
Emran kk Emil
Sachi adik Boy 😂😂

2023-12-12

0

Mamh Rahma

Mamh Rahma

seru bngt thor cerita ny lnjut

2023-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!