Melihat kedatangan Ega, jantung Boy mendadak berdegup kencang. Ia takut jika Emil akan mengadukannya pada Papa Ega. Padahal Emil tidak semanja itu, ia tidak mungkin mengadukan kelakuan suaminya yang sudah membiarkannya kepanasan menunggu di sekolah.
"Kok Papa udah pulang?" tanya Emil.
"Papa ngantuk, makanya pulang cepet," jawab Ega kemudian ia pun mengambil minuman di kulkas dan kembali pergi ke kamarnya.
Helaan napas lega keluar dari mulut Boy dan itu tak luput dari pandangan Emil. Emil tahu jika suaminya ini sangat takut dengan Ega, Papanya. Namun, baru saja Boy bernapas lega tiba-tiba, Ega datang kembali dan menghampiri anak dan menantunya.
"Ingat! Dipsy sama Lala gak boleh dulu bobo satu kamar, kalian ngerti!" ucap Ega.
"Iya Pah, siapa juga yang mau tidur satu kamar. Orang kita lagi pendekatan aja juga," jawab Emil
"Pendekatan boleh, tapi mesti jaga jarak!" ucap Ega lagi.
'Gini amat punya mertua bakul nasi, menantu aja di samakan sama virus,' gumam Boy dalam hati.
"Mesti cuci tangan sama pake masker juga gak?" tanya Emil.
"Ide bagus biar gak ada yang nyosor," jawab Ega, kemudian ia pun pergi mencari Erina untuk ditemani tidur siang.
Setelah Ega pergi, Boy pun melihat kembali ke arah Emil. "Jadi...?" tanya Boy.
"Jadi apa?" tanya Emil.
"Kakak di maafin gak?"
"Emang ngaruh ya, dimaafin atau enggak?" tanya Emil.
"Ya ngaruh lah, seenggaknya hati Kakak jadi tenang. Kakak ngerasa bersalah banget sama kamu, Mil." ucap Boy serius.
"Ya udah, aku maafin. Tapi besok Kakak gak usah antar jemput aku lagi," jawab Emil.
"Apa! Nanti Papa pasti bakalan marah Mil," Boy tahu jika Boy salah, akan tetapi jangan sampai Emil kapok dengan kesalahannya tadi. Bisa-bisa dia buat sayur gulai oleh mertuanya itu.
"Gak bakalan tenang aja, nanti aku bilang aja. Kalau Kakak banyak tugas kuliah jadi gak sempet antar jemput aku."
"Memangnya kamu mau bareng sama Emran lagi?" tanya Boy.
"Gak, aku mau bareng sama Satria Baja Hitam aja," jawab Emil sambil tertawa.
"Sama orang tadi?" tanya Boy dan Emil pun mengangguk.
"Nggak bisa! Kalau sama Emran boleh, kalau sama dia jangan!" Boy tidak setuju istri kecilnya di antar jemput oleh pahlawan masa lalu itu.
"Emang kenapa, Kakak gak punya hak, ya!"
"Kamu lupa! Kalau kita udah nikah, aku ini suami kamu. Jadi kamu emang hak sama kewajiban Kakak!" makhluk titisan Marimar ini sewot istrinya takut istrinya dibawa Satria Baja Hitam, dan ia akan jadi duda merana.
"Uhhh... sekarang aja bawa-bawa status suami istri. Tadi aja lupa sama kewajibannya." ejek Emil. Rupanya titisan bakul nasi ini, masih tidak terima dengan kesalahan dari suaminya.
"Lupa Neng ... Kakak ngantuk gara-gara malem ada yang nemplok terus kepergok warga, dipaksa nikah tiba-tiba sampe gak bisa tidur," jawab Boy.
"Jadi Kakak nyalahin aku!" ucap Emil tidak terima dengan ucapan Boy, yang seolah semua akar masalah ada pada Emil. Meskipun itu benar tetap saja Emil tidak terima. Pokoknya, Emil adalah korban kelupaan dari Boy titik. Itulah yang ada dalam pikiran remaja labil ini.
"Enggak! Siapa yang nyalahin kamu?"
"Coba tadi ulang lagi kata-katanya?"
"Maaf gak ada siaran ulang," tolak Boy.
"Oke kalau gitu, kita pisah ranjang mulai dari sekarang!" ucap Emil kemudian ia pergi meninggalkan Boy sendirian dengan kebingungannya yang hakiki.
"Bukannya dari semalem juga pisah ranjang," Boy menggaruk kepalanya yang tidak gatal, gara-gara mendengar ucapan Emil. Setelah itu, Boy pun pulang untuk melanjutkan tidur siangnya.
*
*
*
Pernikahan ini sudah terjadi, akan tetapi tidak ada banyak hal yang berubah. Karena sang pengantin masih pada kehidupan masing-masing. Emil tinggal bersama orangtuanya, begitu juga dengan Boy, yang tinggal dengan orangtuanya.
Lagipula sepertinya, masih belum ada rasa diantara mereka berdua. Mungkin karena selama ini juga mereka terbiasa bersama, dan rasa peduli mereka hanya sebatas seperti saudara, mungkin seperti itu.
Dan para trio Bbc pun kini sedang membahas masalah antara Emil dan juga Boy. "Menurut kalian, mereka suruh tinggal satu rumah atau gimana?" tanya Raga. Ega yang tidak terima dengan usul Raga, mendelik kesal pada makhluk yang selalu mereka panggil corong merah itu.
"Maksudnya corong mer4h apa ya, kalau mereka tinggal satu rumah bisa-bisa mereka bercocok tanam, terus tekdung gimana coba!" sewot si bakul nasi.
"Betul itu, mendingan gak usah ikut kasih saran deh. Belibet kalau dikasih saran sama penggemar es batu," sambung Beni.
"Bukan begitu maksudnya, es bon-bon ... jadi kalau mereka tinggal satu rumah itu. Biar mereka ada rasa gitu, kalian liat aja sekarang Jangan kan bercocok tanam. Saling sapa aja enggak! Nanti kalau dari mereka berdua ada yang selingkuh, kalian pasti nyesel!" ucap Raga, si corong merah.
Untuk kali ini, usul dari corong merah bisa dipikirkan kembali. Mereka tidak mau jika anak-anak mereka menjalin kasih dengan orang lain di luar sana.
"Tumben banget, corong merah otaknya lancar. Curiga udah minum susu ini mah," ucap Ega sambil tertawa terbahak.
"Kayanya sih asupan nutrisinya lancar, makanya otaknya normal," sambung Beni.
"Iyalah, asupan nutrisi selalu lancar. Harus selalu minum susu biar sehat dan juga pintar," jawab Raga.
"Pasti sehat dan pintar, asal minum susu langsung dari pabriknya," jawab Beni.
"Asal minumnya di pabrik milik sendiri aja. Jangan minum susu di pabrik tetangga!" sambung si bakul nasi gila.
"Alamat itu pisang jadi pisang goreng dong," jawab Raga, dan akhirnya mereka bertiga pun tertawa terbahak-bahak seperti biasanya. Masalah kemarin malam sepertinya sudah mereka lupakan begitu saja. Yang terpenting adalah mereka harus merancang rencana lebih baik untuk kedepannya.
Keesokan harinya, tanpa Emil duga Satria datang ke rumah Emil untuk menjemputnya. Dia terlihat sangat tampan hari ini, rambutnya klimis rapi dan juga keren, motornya pun terlihat semakin berkilau.
Rupanya Satria memang niat sekali untuk menjemput Emil. terbukti dari ia sudah mempersiapkan semuanya untuk pagi ini. Ega yang melihat kedatangan Satria pun menjadi siaga, ia takut jika ucapan dari corong merah itu memang terbukti adanya. Ia takut jika anaknya akan mempunyai hubungan dengan teman sekolahnya, ataupun dengan pria lainnya.
Untuk itu Ega akan menjadi tameng supaya pahlawan masa lalu ini tidak mendekati Putri kesayangannya yang sudah menjadi istri dari anak sahabatnya.
"Cari siapa ya?" tanya Ega pada Satria.
"Pagi, Om. Saya mau jemput Emil." jawab Boy agak gemetar saat melihat Ega. Meskipun selama ini Satria menjadi salah satu penggemar Emil, akan tetapi ia baru pertama kali melihat papah dari Emil. Yang rupanya terlihat sangat menyeramkan, meskipun wajahnya sangat tampan tetapi wajah yang Ega tunjukkan kepada Satria sengaja di buat galak.
"Emil udah berangkat," bohong Ega, terlihat sekali Jika Satria sangat kecewa mendengar Emil sudah berangkat ke sekolah. Padahal sedari pagi ia sudah mempersiapkan semuanya. Bahkan ia menjemput Emil pagi-pagi sekali sekarang, tetapi kenapa Emil sudah berangkat pikir Satria.
"Nama kamu siapa?" tanya Ega.
"Satria Om," jawabnya.
"Waahh ... beneran namanya Satria?" tanya Ega.
"I-iya Om. Jawab Satria takut.
"Kenapa gak power ranger aja namanya," ucap Ega sambil tertawa. Melihat Ega tertawa bukannya hati Satria terlihat tenang, akan tetapi ia malah terlihat semakin takut. Kenapa Papanya Emily ini terlihat sangat galak dan menyeramkan pikir Satria. Hingga tanpa sadar saking gugupnya, Satria sampai berkeringat dingin dan wajahnya mulai pucat.
Sepertinya pahlawan masa lalu ini sangat takut ditelan oleh bakul nasi.
"Ya udah kalau gitu, aku permisi ya Om," pamit Satria, ia tidak bisa berlama-lama dekat dengan Ega. Karena itu tidak baik untuk kesehatan jantung dan ginjalnya.
"Ya udah, hati-hati di jalan. Kalau ada apa-apa keluarin aja jurus hame-hame nya." ucap Ega. Apa Ega pikir jika Satria adalah anaknya Sun Go Ku yaitu Sun Goten yang punya jurus hame-hame. Harap dimaklumi, ucapan bakul nasi memang selalu sesuka hati.
Tak lama setelah Satria pergi, Emil pun keluar untuk berangkat ke sekolah. " Tadi ada siapa, Pah? Kok tadi Papa kaya lagi ngobrol?" tanya Emil.
"Ada temen kamu namanya Satria Baja Hitam," jawab Ega.
"Ngapain Satria kesini?"
"Mau ngajakin main lato-lato," jawab Ega asal. Emil tertawa mendengarnya. Ada-ada saja papanya ini pikirnya.
***
Jangan lupa like dan komentarnya ya😚😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Mamaheazkia Azkia
wkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣🤣
2024-06-13
0
Dewi Anggya
lemesnya sibakul nasi🤭🤭
2023-12-27
0
Dewi Chusnual
hahaha....Thor pasti kelahiran 80an ya... 😂😂😂
2023-11-08
0