Siang itu Rumi datang kembali ke rumah Bella dan kawan-kawan untuk mengingatkan acara selamatan rumahnya yang memang diundur dua hari. Karena rumah mereka masih belum siap saat itu.
Erina, Nurma dan juga Bella pun memberitahu suami mereka agar nanti bisa pulang cepat, dan bisa datang ke acara syukuran rumah Rumi dan juga Surya.
[Semangat banget istri Aa nyuruh suaminya yang ganteng ke rumah Mentari pagi] ucap Ega diseberang telponnya.
"Iya dong A, biar nanti dapat nasi tumpeng!" jawab Erina.
[Astaghfirullah, Moy... kirain Aa mau apa kok ngebet banget Aa kesana. Ternyata cuma karena kamu pengen nasi uduk]
"Nasi tumpeng Aa bukan nasi uduk," ralat Erina.
[Sama aja]
"Beda lah, nasi uduk warnanya putih kalau nasi tumpeng warnanya kuning,"
[Iya, iya sayangku nanti Aa mau kesana biar dapat nasi kebuli buat kamu]
"Nasi tumpeng!" kesal Erina pasalnya suaminya ini tidak fokus dengan apa yang ia ucapkan. Itu karena Ega sedang bekerja jadi ia tidak fokus pada yang Erina ucapkan. Ia hanya jelas mendengar harus pulang cepat, karena tetangga barunya Marimar dan Louis Fernando akan mengadakan selamatan rumah.
[Oke - oke ] jawab Ega karena tidak mau salah lagi bicara, takut jika nyonya rumah akan marah dan Ega akan kehilangan jatah minum susunya nanti malam.
"Ya udah, cepat pulang nya Aa sayang,"
"Iya cintaku," setelah itu panggilan pun berakhir dan Ega melanjutkan pekerjaannya sambil tersenyum dan geleng-geleng kepala dengan tingkah istrinya itu.
"Ada - ada aja Neng gemooooyyy ini, mau makan nasi rames aja mesti ikut dulu syukuran rumah tetangga," ucap Ega, untung saja Ega sudah menutup panggilannya dengan Erina. Kalau tidak pasti Ega kini sedang kena omel lagi oleh Erina. Gara-gara salah menyebutkan nama nasi yang ia mau.
Di kantor, Raga juga mendapat panggilan dari Nurma yang memintanya untuk pulang cepat, karena ada undangan syukuran rumah Surya dan juga Rumi.
"Iya, pokoknya kamu nanti pulang cepet ya. Malu kalau gak datang. Masa tetangga pinggir rumah aja gak mau datang." ucap Nurma.
[Bilang aja, Mas Raga lagi datang bulan jadi belum bisa ikut syukuran gitu] jawab Raga asal, karena ia juga sedang sibuk dengan pekerjaannya yang sangat banyak.
"Pokoknya Mas Raga mesti dateng, lagian pake acara datang bulan segala, punya Mas itu kan terong bukan celengan," Raga tergelak mendengar ucapan istrinya.
[Oke, cintaku ... Mas ganteng bakal pulang lebih cepat buat datang ke acara syukuran rumahnya Ferguso] lebih baik menurut saja, karena bagaimana pun juga Raga tidak mau kehilangan jatah mantap - mantapnya jika membuat Nurma menjadi marah. Apalagi malam ini jadwalnya Nurma memakai lingerie berwarna merah, ahhh pasti Nurma sangat seksi pikir Raga. Ia tidak mau melewatkan hal itu begitu saja.
Jika bakul nasi dan corong merah dipaksa pulang oleh para istrinya, maka lain hal nya dengan Beni es bon-bon. Bella tidak memaksa Beni untuk datang justru Bella malah bertanya, sibuk atau tidak. Jika tidak datanglah ke acara Rumi, tapi jika sibuk tidak apa-apa. Nanti Bella yang akan mengatakannya kepada Surya dan Rumi.
Dan itu membuat Es bon-bon tidak rela, jika istri cantiknya harus bertemu sang mantan suaminya yang kurang tampan itu.
[Mas Ben, pasti pulang cepet kok sayang. Kamu gak usah pergi kesana dan jangan ketemu sama mentari pagi yang gak bersinar itu, ya].
"Iya Mas, Bella tunggu ya," jawab Bella dengan lembut membuat Beni semakin mencintai Bella istrinya.
[Iya cinta] jawab Beni kemudian ia pun mengakhiri panggilan dari Bella, dengan sebelumnya ia memberikan cium jauh dari ponselnya.
*
*
*
Sore pun tiba, trio Bbc sudah sampai rumah untuk menghadiri acara syukuran rumah baru Surya dan juga Rumi. Sebelum mereka bersiap, mereka mandi dulu dan juga berganti pakaian yang sangat rapi agar terlihat sangat tampan nanti di sana.
Di rumah Rumi, terlihat banyak yang sedang disiapkan. Mulai dari konsumsi dan juga tempat yang di rapi kan. Agar nanti acara bisa berjalan dengan lancar.
Emil dan Bintang pun berada di sana untuk membantu Rumi menyiapkan segala sesuatunya. Rumi senang karena Sachi bisa berteman dengan Emil dan juga Bintang. Mereka juga bercerita tentang hukuman mereka di sekolah tadi.
Mereka pikir jika Rumi akan marah, nyatanya Rumi malah tertawa saja. Tak apa pikirnya, anggap saja jika itu akan menjadi pengalaman dan juga kenangan untuk mereka suatu saat nanti.
Hingga akhirnya acara pun sebentar lagi akan di mulai, dan Emily terpesona melihat suaminya yang sangat tampan. Boy berpenampilan rapi dan juga terlihat sangat berbeda dari biasanya.
"Ya ampun Kakak, aku mau pingsan liat wajah Kakak yang ganteng," ucap Emil. Boy tersenyum ke arah Emil, entah kenapa ia merasa senang mendengar pujian dari Emil.
"Makasih," jawabnya.
"Aku jadi pengen cium Kakak lagi, boleh gak?" bisik Emil sambil berjinjit karena tubuh Boy yang tinggi. Boy langsung melihat ke arah wajah cantik Emil.
"Boleh," jawab Boy yang juga menginginkan hal yang sama bahkan mungkin lebih, tapi Boy harus bersabar untuk hal itu. Tak apa mencicil dulu, lagi pula mereka sudah halal. Jadi tak masalah jika mereka berdua melakukan hal seperti berciuman.
"Tapi nanti, sekarang masih banyak orang," ucap Boy lagi, meskipun sebenarnya ia juga sudah tidak sabar untuk mencium istrinya.
"Siap Kakak ganteng," Boy pun tersenyum melihat ke arah Emil yang menurutnya akhir-akhir ini terlihat sangat menggemaskan. Apa ia mulai jatuh cinta pada Emil, atau bagaimana. Entahlah, untuk saat ini Boy tidak ingin terlalu banyak berpikir. Ia hanya akan mengikuti arus yang ada, lagi pula ia merasa bahagia jadi jalani saja pikirnya.
Acara syukuran pun dimulai, acara di mulai dari perkenalan Surya beserta keluarga. Dan juga diakhiri dengan doa-doa yang di pimpin oleh pemuka agama di sana. Mereka semua khusyuk saat pemuka agama melantunkan doa-doa dan mengamini semuanya. Hingga tak lama setelah itu, acara pun selesai dan semua tamu undangan pun pulang termasuk trio Bbc.
Erina yang sudah menunggu Ega dari tadi, langsung mengambil bingkisan atau yang bisa disebut berkat yang diberikan oleh pemilik rumah. Erina sangat senang mendapatkan nasi berkat itu. Sebenarnya bukan masalah nasinya, akan tetapi Erina merasa nostalgia dimana waktu ia masih kecil selalu senang jika ayahnya Sarman membawakan nasi berkat untuknya, jika di salah satu tetangganya sedang mengadakan acara.
"Nihh, istri Aa yang cantik. Nasi tumpeng persembahan dari Aa buat kamu," Erina pun dengan senang mengambil bingkisan itu. Di sana juga ada cendramata yang membuat Ega tertawa saat melihatnya.
"Ihh lucu banget," ucap Erina.
"Sadis bener cendramatanya, kenapa gak sendok semen aja sekalian," ucap Erina sambil tertawa karena melihat ada centong nasi yang terbuat dari kayu dengan ukiran yang unik.
"Jangan suka gitu, nih centong kan temennya bakul nasi," ucap Erina.
"Beuuhhh...."
***
Sumbangin likenya dong 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Mamaheazkia Azkia
bengek 🤣🤣🤣🤣🤣
2024-06-14
0
Ati Pct
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-04-24
1
cry ary
🤣🤣🤣
2023-04-08
0