Semua orang terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Emil, jika ia sudah melihat benda pusaka milik Boy. Meskipun Emil tidak mengatakan secara langsung apa yang diucapkannya. Tapi mereka semua mengerti apa yang dimaksud oleh Emil dengan benda yang di sebut dengan pisang ambon itu, apalagi kalau bukan gagang sapu keramat milik titisan Marimar.
"Gimana ceritanya Emil bisa liat itu gagang sapu punya titisan Marimar, emang itu gagang sapu gak pake sarung apa!" semakin dibuat frustasi saja Ega dibuatnya. Bisa-bisanya Emil melihat benda pusaka milik suaminya bahkan sebelum mereka menikah, sungguh kini papa bakul nasi tengah shock berat mendengar kenyataan kecut ini.
Emil pun kemudian menceritakan semuanya dari awal sampai akhir tanpa ada yang terlewat. Mulai dari Emil masuk tanpa mengetuk pintu dulu, sampai jantungnya yang terasa jungkir balik saat melihat Boy. Dan yang terakhir adalah, saat ia tadi membekap bibir Boy sampai mereka terjatuh dengan posisi yang membuat mereka jadi pasangan halal.
Mendengar semua cerita Emil, mereka semua hanya bisa geleng-geleng kepala dan mengusap dada. Dan bagaimana dengan Boy, jangan tanyakan bagaimana perasaanya. Karena kini hati dan pikirannya tengah terasa campur aduk bagai permen tiga rasa yang viral pada jamannya. Sangat kacau sekali perasaan Boy saat ini. Karena Emil menceritakan semua kejadiannya dengan sangat detail dan terperinci, dan Boy hanya berharap jika Emil tidak menceritakan bagaimana bentuk gagang sapu premiumnya kepada mereka.
Dan beruntungnya Emil masih mempunyai akal sehat untuk tidak menceritakan hal yang tidak seharusnya.
"Jadi sekarang gimana?" tanya Erina lemas.
"Sekarang mah bobo di tempat masing-masing," jawab Raga sambil menguap. Ia merasa sangat ngantuk karena tadi ia menjadi saksi pernikahan dari pihak perempuan. Baru kali ini Raga menjadi saksi pernikahan dengan hanya memakai kaos dan juga celana pendek untuk tidur. Dan juga baru kali ini, yang menghadiri acara pernikahan tanpa adanya jamuan. Yang ada hanyalah kericuhan dan juga keributan hingga membuat kepalanya terasa nyut-nyutan.
"Anak-anak, jalanin aja dulu kehidupannya kaya biasanya. Jangan dulu satu kamar, nanti yang ada malah kikuk-kikuk lagi." jawab Ega.
"Iyalah, jangan sampai Emil hamidun sebelum waktunya." timpal Erina. Ia berharap jika semua ini hanyalah mimpi saja. Dan saat ia bangun semuanya akan berjalan seperti sediakala. Namun, sayangnya semua itu tidak akan pernah terjadi. Karena pada kenyataannya kini Emil sudah menjadi istri dari Boy.
"Ayo Mah, kita pulang Emil ngantuk," ajak Emil. Sungguh Emil ini sangat luar biasa, Iya bahkan sepertinya tidak merasa tertekan dengan kejadian yang barusan yang ia alami. Bahkan kini ia sudah menjadi seorang istri di saat ia masih menjadi seorang siswi.
"Ya udah, besan kita pulang dulu. Jangan lupa itu burung pelatuk jangan dulu matuk-matuk. Kalau bisa kunci dulu aja takut nanti malah ngamuk-ngamuk pengen muntah," ucap Ega sambil memijat kepalanya yang terasa pening dari tadi.
"Ya udah, jagain juga itu menantu jangan kedip-kedip mata sama tetangga. Masalahnya dia udah ada yang punya," jawab Beni.
"Orang nikahnya aja sama tetangga," jawab Bintang.
"Nih, Bintang kejora ikut-ikutan aja. Bobo sana! Besok sekolah," titah Beni. Bintang pun kemudian beranjak dari duduknya dan pergi ke kamarnya untuk tidur. Karena ia juga sudah merasa sangat mengantuk.
Akhirnya mereka semua bubar, setelah sebelumnya Boy mendapatkan wejangan dari Raga. Yang memintanya untuk bersabar, karena malam pertamanya harus ditunda sampai kapan. Karena Raga yakin jika Ega tidak akan semudah itu memberikan putrinya itu kepada Boy. Dan Boy pun mengerti dengan keadaan semua ini. Semuanya terasa sangat mendadak, Boy pun sangat mengerti bagaimana dengan perasaan Ega yang tidak semudah itu melepaskan putrinya begitu saja, meskipun kini ia sudah menjadi suaminya.
Tapi ya sudahlah, apa boleh buat. Boy pun juga harus melanjutkan kuliahnya. Ia juga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pendidikannya, karena nanti Boy lah yang akan memegang perusahaan milik dari kakeknya itu.
*
*
*
Di kamarnya, Emil tidur dijaga oleh Erina dan juga Ega. Entah kenapa mereka jadi takut jika nanti Emil akan kabur dan memaksa Boy untuk melepaskan keperjakaannya. Ega masih sangat ingat, bagaimana Erina dulu memaksanya untuk membuka celan4. Demi melihat kebenaran tentang diri Ega, yang Erina yakini jika Ega dulu adalah makhluk setengah jadi.
Padahal nyatanya Ega hanya pura-pura saja, ia bukanlah makhluk jadi-jadian seperti yang Erina pikirkan.
"Moy, beneran nih anak kita udah nikah?" tanya Ega yang masih tidak percaya dengan kenyataannya. Kini Ega dan Erina tengah tidur di kamar Erina. Dimana Emil kini berada di tengah-tengah, itu sengaja agar memudahkan Ega ataupun Erina untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Beneran lah!" Erina masih memberenggut kesal, entah seperti apa perasaannya saat ini. Yang Erina tahu hanyalah kini ia sedang bingung dan entahlah, apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Perasaannya sangat gamang.
"Padahal Emil masih sekolah," ucap Ega lemah.
"Iya, aku takutnya orang-orang salah paham sama Emil. Mereka pasti bakal nyangka Emil perempuan yang gak bener." Sambung Erina.
" Besok Aa ke sekolah aja, mau cerita semuanya daripada pihak sekolah tahu nya dari luar. Mending kita kasih tahu yang sebenarnya. Masalah mereka menolak, itu bakal jadi urusan Aa," ucap Ega. Semoga saja pihak sekolah tidak mempermasalahkannya. Karena Ega akan berjuang untuk putrinya agar tetap mendapatkan hak nya untuk mengemban pendidikan.
*
*
*
Di kamarnya, Boy pun tengah gelisah. Ia masih tidak percaya bisa menikah dengan gadis yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Meski sebenarnya setelah kejadian itu, hati dan pikirannya pada Emil menjadi berubah. Tapi tetap saja, Boy masih merasa aneh jika Emil yang ia kenal sebagai seorang yang ceroboh, cerewet dan juga sangat pintar dari belakang itu, kini menjadi istrinya.
"Ya ampun, Semuanya udah kaya mimpi aja, bisa-bisanya aku nikah sama Emil, titisan bakul nasi," gumam Boy, pandangannya mengarah ke atas melihat langit-langit kamarnya. Boy sedang meratapi nasibnya yang menjadi seperti benang kusut ini.
"Mah .. Pah, kalian tidurnya di kamar kalian aja. Emil jadi gak bisa bobo. Kalian berisik terus," rengek Emil.
"Tapi janji kamu gak bakal kabur, ya." ucap Ega.
"Iya, emang Emil mau kabur kemana udah malem juga. Semua kejadian ini, ambil aja hikmahnya Pah Mah. Bersyukur aja, kalau anak perempuan Mamah sama Papah udah nikah. Seenggaknya anak Mamah sama Papa udah laku dan gak bakal jadi perawan tua." ucap Emil tanpa beban, membuat jantung Ega berhenti sejenak untuk memastikan ucapan Emil barusan. Ega pun langsung mengusap dadanya, mudah-mudahan jantungnya sehat dan tidak jantungan
"Ya ampun Moy, makin pusing aja Aa sama anak kamu. Udahlah kita balik kandang Aa haus mau minum susu!" ucap Ega sambil meninggalkan putrinya yang mau berkelana di alam mimpi.
****
Like sama komentarnya mana niihh 😚😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Dewi Anggya
astagaa aliran darahku tiba² mampet gara² bpk Ega,😂😂
2023-12-27
0
Dewi Chusnual
😂😂😂😂😂
2023-11-08
0
reni
ini cerita emak bapaknya ada nggak tor??
2023-03-02
0