Bab 11

Kedatangan Rumi dan dan Surya serta putri mereka satu-satunya Sachi, membuat trio Bbc menjadi parno sendiri khususnya Beni. Karena mantan suami istrinya kini menjadi tetangganya. Ia tidak mau kejadian beberapa tahun lalu itu terulang kembali. Dimana Surya ingin merebut Bella darinya (Ada di season 1).

"Bon, perkuat benteng cinta Bella sama kamu," nasihat dari corong merah.

"Aku yakin kalau cinta Bella cuma buat aku, cuma yang aku takut itu nanti si Mentari pagi itu culik Bella. Khawatir, aku Jiwaaaa. Bayangkan itu kalau mantan pohon kurma mau culik sama mantannya dia, emang kamu sebagai corong merah gak khawatir itu istri diculik mantan!" sewot Beni pada Raga.

"Kalau sampai Nurmaku tersayang di culik sama tuh mantannya, tinggal potong pisangnya es bon-bon aja!" jawab Raga.

"Kok, jadi aku sihh! Enak aja main potong pisang tetangga, dan awas ya jangan sampe kamu berani pegang-pegang pisang ambon aku. Kalau sampe berani terong ungu punya kamu aku makan pake lalaban!"

"Beuhhh, es bon-bon anemia!" ucap Raga si corong merah.

"Maksudnya gimana?" tanya Beni

"Lahh es bon-bon mulai anemia rupanya!" Raga geleng-geleng kepala.

"Bisa gak ngomong langsung ke intinya aja, jangan dulu praktekin teori es batu. Pusing tahu gak!" Es Bon-bon makin sewot karena omongan si corong merah yang memang pandai menguras emosi.

"Maksudnya, itu pohon kurma kan mantannya es bon-bon. Aahhh gimana sih!" sambung Ega mulai buka suara, karena percakapan antara corong merah dan es bon-bon mulai tidak nyambung. Kali ini Beni baru mengerti, dia juga baru ingat jika Erina dan Nurma adalah mantan kekasihnya.

Tapi meskipun begitu, Ega dan Raga tidak usah khawatir jika Beni akan menggoda istri mereka. Karena cinta dan kasih sayang Beni hanya untuk Bella seorang.

"Kalau punya pikiran itu yang kira-kira Jiwa, masa aku mau godain pohon kurma. Yang bener aja," ucap Beni. Raga dan Ega pun sangat tahu jika Beni memang sangat mencintai Bella. Dan Beni juga tidak pernah menggaggu hubungan mereka. Terbukti selama bertahun-tahun mereka menjadi tetangga, hubungan mereka terjalin sangat baik. Meskipun pada awalnya mereka semua adalah musuh, tapi seiring waktu mereka semua bisa menjalin hubungan dengan sangat baik.

"Terus rencana kita apa nih?" tanya Beni yang masih khawatir akan keselamatan cinta Bella.

"Tanya sama menantu, besan. Boy kan anaknya Mentari pagi alias Louis Fernando. Suruh tanya, maksudnya itu bapaknya Dipsy jadi tetangga apa?" ucap Ega, Beni pun menganggukan kepalanya mengerti. Kenapa ia bisa lupa jika Boy adalah anak dari Surya, mungkin karena selama ini Beni tidak pernah menganggap Boy sebagai anak sambungnya. Selama ini Beni selalu menganggap Boy sebagai anak kandungnya sendiri.

"Ya udah deh, nanti aku tanya sama Boy aja. Lagian Boy juga sekarang lagi disana lagi bantuin besannya bakul nasi," ucap Beni.

"Bukannya besan Aa ganteng ada di depan mata, nih es bon-bon yang kurang ganteng," jawab Ega.

"Beuhhh, bakul nasi ikut-ikutan anemia!" sambung Raga.

"Bisa gak, corong merah diem dulu dari tadi perasaan ngomongin terus anemia. Kenapa sih kurang minum susu?" kali ini Ega yang sewot gara-gara si corong merah.

"Maksudnya, itu Boy kan cebongnya sumbangan dari Louis Fernando, Aa ganteeeeeng," jawab Beni.

"Terus maksudnya apa nih, dari tadi corong merah ngomongin anemia?" tanya Ega.

"Masa gak tahu, anemia itu lupa ingatan." jawab makhluk corong merah ini dengan bangga.

"AMNESIA!!!" ralat Beni dan Ega, mereka berdua sangat gemas pada makhluk berotak kerucut ini.

"Mending pulang deh sana, bikin persediaan es batu yang banyak," titah Ega gemas.

"Buat apa emangnya?" tanya Raga.

"Takut persediaan air minumnya abis, kalau ada es batu kan bisa di masak buat air minum." jawab Ega asal, akan tetapi makhluk - makhluk aneh ini malah tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Ega, dan seperti biasa obrolan mereka selalu diakhiri dengan tawa.

*

*

*

Suara tertawa para trio Bbc sampai terdengar ke rumah Surya, kebetulan Boy juga masih berada disana. Ia sedang menceritakan tentang hubungannya dengan Emil, Boy juga mengatakan jika ia dan Emil sudah menikah dengan cara yang ekstrim.

Rumi dan Surya sempat terkejut mendengar kabar ini, akan tetapi mereka pun memahami bagaimana kondisi Boy dan Emil saat itu. Tekanan dari para warga sangat sulit dihindari, akan tetapi mereka tidak mempermasalahkannya. Lagipula Emil adalah putri dari Ega, yang sudah pasti dia adalah perempuan baik-baik. Hanya saja, Surya tidak pernah berpikir sedikitpun jika ia akan menjadi besan dari petasan banting.

"Ya udah, Mah pah ... Boy pulang dulu ya," pamit Boy.

"Lohh, kamu gak nginep disini? Padahal Mamah sama Papa udah sediain kamar loh," ucap Rumi yang memang ia sangat menyayangi Boy.

"Lain kali aja Mah, lagian kan sekarang kita deket. Boy bisa kesini kapan aja," jawab Boy, Surya dan Rumi pun mengerti dan tidak memaksa Boy.

"Dek, Kakak pulang dulu ya. Kamu main-main nanti kesana, ada Bintang sama Emil juga. Kalian nanti sekolahnya sama, kan?"

"Iya Kak, lain kali aja hari ini aku ngantuk banget," jawab Sachi.

"Ya udah, Kakak pulang ya." pamit Boy lagi, dan Sachi pun tersenyum, Boy pun kini kembali pulang ke rumahnya Beni dan Bella. Sachi sebenarnya masih sangat ingin bersama dengan Kakaknya, akan tetapi ia sadar jika Kakaknya jauh lebih dekat dengan Bintang karena memang mereka di besarkan bersama-sama. Namun, Sachi tahu jika Boy pun sangat menyayangi dirinya.

"Jangan sedih dong sayang," Rumi membelai rambut anak satu-satunya Sachi pun hanya tersenyum saja.

*

*

*

Setelah sampai Boy pun kemudian kembali ke kamarnya, karena ia juga sudah sangat mengantuk. Namun, ia terkejut saat di kamarnya ternyata sudah ada Emil dan juga Bintang.

"Ngapain kalian disitu?" tanya Boy.

"Tidur!" jawab mereka bersama.

"Disini?" tanya Boy terkejut.

" Iya" jawab mereka berdua dengan sangat kompak.

"Tunggu dulu, maksudnya ini gimana. Kenapa kalian tidurnya di kamar Kakak?" tanya Boy masih belum mengerti.

"Kata Papa, katanya Kakak sama Emil harus pendekatan. Kalian kan udah jadi suami istri. Jadi kalian harus dekat gitu biar ada rasa cinta yang tumbuh," jawab Bintang.

"Terus maksudnya ada kamu disini apa?" tanya Boy pada Bintang.

"Buat jagain aku dari Kakak," jawab Emil.

"Iya katanya takut gagang sapu Kakak nakal, jadi aku yang di tugaskan buat jaga," jawab Bintang

"Betulllll....!!!" jawab Emil sambil mengangkat kedua jempolnya.

"Oh ya ampun," Boy menepuk keningnya yang mendadak pusing.

****

Nahhh lohhh, gimana tuhh Boy 😌😌😌

Terpopuler

Comments

Mamaheazkia Azkia

Mamaheazkia Azkia

sabaarr Boy sabaarr belum saatnya menanam pisang y 🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-06-13

0

aryani adm77

aryani adm77

kurang asik kurang greget baca di sini. yg disana bisa baca via audio. jadi ky masuk lihat bener" ke ceritanya. jadi ngerasa gk ky baca gitu

2023-12-05

0

Dedy Harianto

Dedy Harianto

🤣🤣🤣🤣

2023-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!