Bab 20

Angga uring uringan di kantor, mood nya sangat buruk hari ini. Pekerjaan yang menumpuk, serta pikirannya yang tak mampu teralihkan dari laki laki yang menemui Amalia tadi pagi. Otaknya tidak bisa fokus untuk bekerja. Ditambah Erlin yang terus mengirimkan pesan untuk nya seperti teror yang membuatnya jengah. Angga sampai mematikan handphone nya demi menjaga kewarasan nya hari ini. Di banting nya berkas yang berada di meja, ingin sekali Angga melempar berkas itu jauh dari pandangannya.

"Aww sial" umpat Angga saat kakinya merasa sakit karena telah menendang kaki meja.

Angga dengan sengaja menendang kaki meja yang berada di depannya untuk melampiaskan kekesalannya. Hari ini sama sekali ia tak bisa fokus dalam pekerjaannya.

"Sial! siapa laki laki itu. Aaaahhhh"

Angga menjambak rambutnya sendiri dengan frustasi.

"Gila, lagi kumat loe"

Arman teman sekantor Angga terkejut begitu masuk ruang kerja temannya itu. Ruang kerja Angga seperti di sulap jadi arena perang. Berkas berceceran, alat tulis berhamburan. Kedua kaki Angga berada di atas meja dengan punggung menyender di sandaran kursi. Rambut Angga yang biasa rapi kini seperti habis terkena ****** beliung.

"Bisa nggak, ketok pintu dulu sebelum masuk?" tanya Angga dengan sewot.

"Enggak" jawab Arman dengan cuek lalu duduk di kursi depan Angga.

"Lagi ngapain loe, kesambet?"

Arman terkekeh melihat Angga yang mendelik ke arahnya. Arman mengatur posisi duduknya dengan menyilangkan kaki.

"Kenapa sih, wajah loe semprawut gitu. Kayak kebon cabe habis kena ****** beliung" tanya Arman masih dengan tawanya.

"Pusing, gue. Istri gue kayaknya selingkuh deh Man"

"Je illeh bukannya kebalik. Loe yang kayaknya selingkuh. Bukan kayaknya sih, tapi kebenarannya"

Tawa Arman menggelegar setelah mendapatkan lemparan bolpoin dari Angga.

"Lagian, kenapa loe pusing kalau memang si Lia punya pacar. Bukannya loe mau cerein dia"

Angga tak menanggapi ocehan Arman. Dia sibuk memijat pelipisnya, merasakan kepalanya yang hampir meledak.

"Man, bantu gue"

"Bantu apaan?"

"Bantu gue agar bisa deket lagi sama Lia, bukan deket tapi balikan. Bantu gue agar bisa balikan lagi sama Lia"

"Iih ogah. La terus gimana dengan Erlin, bukannya dia lagi hamil anak loe?"

Angga yang semula bersemangat meminta bantuan Arman untuk balikan sama Amalia seketika lemas mendengar nama Erlin.

"Bantu gue bujuk Lia agar mau gue poligami. Please Man, loe kan temennya pasti dia mau dengerin apa kata loe"

"Iiddiiih ogah banget. Kasian Lia lah kalau mau di poligami. Lagian apa untungnya buat gue, lebih untung kalau loe jadi cere tu ama si Lia biar gue bisa deketin dia" Arman tersenyum sambil menggerakkan alisnya naik turun ke arah Angga.

"Awas aja kalau loe berani deketin Lia, gue hajar loe ampe mampus"

"Kalau Lia nya mau gimana? loe kan cuma calon mantan, nggak ada hak lah untuk ngelarang. weeekkk"

Angga melepas sepatunya dan melemparkannya ke arah Arman. Dengan sigap Arman mengelak. Dengan tertawa terbahak bahak Arman keluar dari ruangan Angga.

Deretan pesan dari Erlin tampak di handphone Angga begitu Angga menyalakan handphone nya. Puluhan pesan dari Erlin masuk berjejalan. Lagi lagi Angga menghembuskan nafas lelah. Enggan membuka pesan dari wanita yang sedang mengandung anaknya itu. Ingin sekali ia pergi jauh menghindari Erlin untuk sementara waktu tapi mengingat Erlin yang sedang mengandung anaknya dia tidak tega. Tapi tetap berada di dekat Erlin kewarasan mentalnya menjadi taruhan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!