Bab 6

Pagi pagi sekali Amalia bangun lalu mandi membersihkan diri. Setelah rapi ia ke dapur merebus air untuk memandikan bayinya. Sebelum keluar kamar tadi Amalia sudah menyiapkan baju kerja suaminya.

Arya yang telah selesai mandi sudah berbau minyak telon yang sangat harum. Amalia mencium putranya itu dengan gemas, lalu menyusuinya. Sedangkan Rania belum keluar dari kamarnya. Bocah yang baru beberapa hari menyandang status sebagai kakak itu sepertinya belum bangun dari tidurnya karena belum terdengar suara nya sedari tadi.

Angga yang semalam tidur di sofa terlihat memasuki kamar. Ia melirik sekilas istrinya lalu masuk ke dalam kamar mandi. Selesai membersihkan diri Angga keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian kerja yang telah disiapkan oleh Amalia. Setelah memakai pakaiannya Angga duduk di samping Amalia yang sedang menyusui Arya.

"Aku mau sarapan" ucap Angga tiba tiba.

"Iya mas, silahkan. Mbak Romlah sudah masak, semua hidangan sudah tersaji di meja makan"

"Kamu tidak mau mengambilkan aku sarapan?" tanya Angga dengan memasang muka jengkel.

"Maaf mas, aku sedang menyusui Angga. Minta tolong mbak Romlah saja ya"

Angga menarik nafasnya dalam.

"Amalia, sebenarnya apa maumu?" tanya Angga dengan nada yang sedikit meninggi.

Amalia melihat kearah Angga masih dengan muka datar dan tenang.

"Maksud mas Angga apa?"

"Kamu sudah nggak mau melayani suamimu hah. Kenapa harus mbak Romlah yang mengambilkan makanan untukku. Istriku itu kamu bukan mbak Romlah" ucap Angga dengan menggebu nggebu.

"Baiklah, aku yang akan mengambilkan makananmu" ucap Amalia sambil berdiri dan meraih selendang untuk menggendong bayinya.

Tanpa berbicara lagi Amalia segera keluar kamar menuju ke meja makan sambil menggendong Arya. Dilihatnya Arya yang masih menyusu di dalam gendongannya, membuat Amalia mengulas senyum. Amalia seperti mendapat kekuatan untuk menghadapi suaminya setelah menatap wajah tampan bayinya. Angga berjalan di belakang Amalia, mengikuti menuju meja makan.

Amalia mengambil piring dan mengisinya dengan makanan menggunakan satu tangan. Karena dia melakukannya dengan menggendong bayinya. Angga sudah duduk di kursi menunggu makanannya. Amalia meletakkan sepiring nasi goreng dengan telur ceplok di depan suainya, ia lalu mengambil segelas air putih di letakkan di samping piring.

Setelah itu Amalia berjalan keluar menuju ruang tengah, tidak menemani suaminya sarapan. Angga mendesah karena pagi ini ia berada di meja makan sendirian.

...----------------...

Jam empat sore Amalia baru saja pulang dari kiosnya. Kios yang baru saja ia sewa untuk menaruh stok barang dagangannya. Tak lama setelah Amalia masuk terdengar bel pintu rumah berbunyi. Amalia berbalik membuka pintu untuk tamunya.

"Cari siapa mbak?" tanya Amalia ramah pada wanita yang menggunakan pakaian seksi di depannya ini.

Amalia yang sebenarnya sudah mengetahui bahwa wanita yang ada di depannya ini adalah selingkuhan suaminya. Tapi dia memilih berpura pura tidak tau.

"Mas Angga ada?" tanya Erlin dengan angkuhnya.

"Mas Angga belum pulang, kalau mau silahkan tunggu mungkin sebentar lagi dia sampai rumah" jawab Amalia sambil mengulas senyum.

"Oke. Aku akan menunggunya"

"Kalau begitu silahkan masuk" Amalia melebarkan pintunya dan menyuruhnya masuk.

Amalia berjalan menuju dapur membuat minuman untuk tamunya. Saat Amalia kembali ke ruang tamu membawa minuman ternyata sudah ada Angga yang duduk di sebelah tamunya itu.

"Silahkan di minum mbak" Amalia meletakkan secangkir teh di hadapan tamunya.

Angga yang melihat kedatangan Amalia jadi salah tingkah. Dia tidak menyangka kalau Erlin akan datang ke rumahnya. Bahkan Angga sendiri tidak pernah memberi tau alamat rumahnya, entah darimana Erlin mengetahui dimana letak rumahnya.

Setelah menyajikan minuman untuk tamunya Amalia berlalu pergi. Angga hanya menatap kepergian Amalia dengan diam.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Angga dengan sedikit berbisik.

"Aku kangen sama kamu, kamu kenapa nggak bisa di hubungi?" rajuk Erlin pada Angga.

"Handphone ku lowbat. Kamu pulang dulu ya, ntar malem aku ke apartemen"

Erlin mengerucutkan bibirnya sebal mendengar jawaban Angga. Setelah dengan sedikit paksaan dan rayuan akhirnya Erlin bersedia meninggalkan rumah Angga. Sepulangnya Erlin Angga langsung masuk ke dalam rumah mencari istrinya. Ternyata Amalia ada di halaman belakang rumahnya menyiram tanaman sayuran yang ada di belakang rumah. Amalia memang memiliki hobi berkebun, bila ada waktu luang ia akan menanam berbagai macam sayuran di belakang rumahnya.

"Amalia" panggil Angga kepada istrinya.

"Iya. Ada apa mas?" Amalia menoleh ke arah suaminya.

"Hmm bisa kau ambilkan aku baju ganti, aku mau mandi"

Tadinya Angga ingin membahas kedatangan Erlin dengan Amalia. Tapi melihat respon Amalia saat menjawab panggilannya terlihat biasa saja tanpa ada kemarahan membuat Angga mengurungkan niatnya. Angga mengira Amalia akan marah ada perempuan datang mencarinya.

...----------------...

Jam sembilan malam Angga bersiap akan pergi ke apartemen Erlin, saat ia masuk ke dapur ingin minum terlebih dahulu sebelum berangkat ia melihat Amalia yang sedang makan sendirian di meja makan. Terlihat sekali Amalia menikmati makanannya. Angga menghampiri Amalia dan duduk di samping nya. Amalia hanya menoleh dan memandangnya sekilas.

"Lia. kamu tidak marah padaku?" tanya Angga tiba tiba kepada Amalia.

"Marah kenapa mas?"

"Aku yakin kau tau wanita yang datang kesini tadi siang. Kau tidak marah?"

"Kalaupun aku marah, apa akan merubah keadaan mas, tidak kan? kalau aku marah dan terjadi pertengkaran diantara kita itu akan menimbulkan suasana yang tidak enak dan tidak nyaman di rumah ini. Dan yang terkena imbasnya pastilah anak. Aku ingin Rania nyaman di rumahnya, tanpa ikut merasakan hawa panas yang tercipta akibat perseteruan orang tuanya. Apalagi kalau sampai Rania melihat pertengkaran kita itu sangat tidak bagus untuk kesehatan mentalnya"

Angga terdiam mendengar jawaban dari istrinya. Amalia menjawab pertanyaan Angga dengan tenang dan suara yang lembut.

"Kau tidak marah padaku?"

"Lakukan saja apa yang menurutmu benar mas. Lakukan saja apa yang membuatmu senang"

"Bagaiman kalau aku menyuruhmu keluar dari rumah ini?" tanya Angga dengan angkuh.

"Aku akan keluar" jawab Amalia sambil tersenyum.

"Sombong kamu" Angga berucap dengan nada yang keras, ia berdiri sambil tangannya menggebrak meja.

Amalia hanya diam dan tenang melihat kemarahan suaminya. Setelah itu Angga lalu keluar rumah. Tak lama kemudian terdengar suara mobil Angga yang melesat pergi.

Amalia beristighfar menenangkan hatinya sendiri. Setelah agak tenang ia berdiri mencuci piring bekas makannya lalu masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.

Terpopuler

Comments

she_cookiez

she_cookiez

lahh aku yg sakit hati mewek 😭😭😭

2023-09-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!