Bab 13

Pagi pagi sekali Amalia sudah bersiap. Dia akan mengantar anaknya ke sekolah lalu ke ruko tempatnya berjualan pakaian yang di pasarkan melalui online maupun offline. Amalia menggendong anaknya di posisi depan tubuhnya. Ia menaiki motor matic dengan Rania menggonceng di belakangnya mengunakan helm bermotif kartun kesukaannya. Setelah Amalia memakai helmnya ia segera memutar kunci motor. Baru saja Amalia akan menarik gas motor terlihat mobil Angga memasuki pelataran rumah. Ia mengendurkan kembali genggamannya pada tarikan gas. Amalia menunggu mobil Angga agar lewat terlebih dahulu. Dia segera menarik gasnya begitu mobil Angga melewati pintu gerbang.

Amalia menghentikan motornya sebentar ketika mendengar teriakan Angga memanggil namanya.

"Lia, kita perlu bicara" kata Angga setelah mendekat ke arah Amalia.

"Aku pulang jam tiga sore mas, hari ini aku ada banyak pekerjaan. Nanti kita bicara setelah aku pulang" setelah mengatakan itu Amalia lalu menarik gasnya meninggalkan Angga.

Angga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "kenapa dia terlihat keren setelah aku berencana melepasnya" Angga berbicara dalam hati sambil memandang motor istrinya yang telah menjauh.

...----------------...

Angga yang tak sabar menunggu waktu sampai sore akhirnya ia meminta izin pada atasannya untuk bekerja hanya sampai jam makan siang. Ia meminta izin pulang dengan alasan tubuhnya yang kurang sehat dan butuh istirahat. Bak anak baru gede yang jatuh cinta rela membolos sekolah demi bisa bertemu kekasihnya Angga langsung mengemudikan mobilnya menuju ruko Amalia. Ruko yang pembeliannya tidak ia ketahui. Bahkan Angga mengetahui tentang ruko itu karena tadi pagi ia mengorek keterangan tentang kegiatan Amalia dari mak Romlah. Sedangkan untuk alamatnya ia membuka aplikasi berwarna biru yang biasa di gunakan istrinya untuk memasarkan dagangannya secara online.

Angga terbengong setelah sampai di depan ruko Amalia. Dia tidak segera turun dari mobil. Ia mengamati ruko itu dari dalam mobil. Terlihat begitu lumayan ramai pengunjung, ia menjadi ragu untuk turun menemui Amalia. Dia tanpa sengaja mendongak melihat bagian atas ruko. Ternyata ruko itu terdiri dari dua lantai. Bagian dalam ruko bagian atas terlihat dengan jelas karena hanya di tutup dengan kaca bening. Mata Angga terfokus pada seorang gadis yang berdiri di depan kamera sambil memegang satu dress. Bibirnya terlihat komat kamit tak berhenti bicara. Tak lama terlihat Amalia mendekat pada gadis itu membawa satu kemeja cewek, terlihat Amalia memamerkan kemeja yang di bawanya di depan kamera. Dan gadis yang membawa dress tadi mundur memberi ruang untuk Amalia. Rupanya mereka sedang melakukan siaran langsung untuk menjual dagangannya.

Angga mengetuk ngetukkan jarinya pada setir mobil. Hati dan pikirannya bimbang antara masuk atau tidak. Ia juga bingung jawaban apa yang akan ia berikan kalau Amalia menanyakan tentang ketahuan nya kalau dia berada di ruko itu. Angga pasti akan gengsi bila mengatakan mencari alamat ruko nya lewat aplikasi. Angga akhirnya memundurkan mobilnya, diurungkan nya niat menemui Amalia. Dia menjalankan mobilnya ke arah pulang.

Angga mengernyit begitu mobilnya memasuki pelataran rumah. Rumah yang ia beli beberapa tahun yang lalu hasil dari mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Dia dan Amalia berjuang bersama demi mewujudkan rumah idaman mereka waktu itu. Di awal pernikahan mereka mengontrak di sebuah rumah susun yang padat penghuni, membuat Angga terkadang tidak nyaman di buatnya. Akhirnya ia dan Amalia bertekad kerja keras untuk bisa membeli sebuah rumah. Seorang wanita duduk di kursi teras rumahnya dengan wajah angkuh. Wajahnya yang tertutup oleh make up itu sedikit ditekuk, terlihat sekali sedang memendam rasa kesal. "Erlin" gumam Angga menyebut nama wanita itu setelah melihat dengan jarak dekat. Angga segera turun dari mobil setelah mematikan mesin mobilnya.

"Kemana aja sih mas?" cecar Erlin begitu melihat Angga

Angga menarik nafas dalam, mengumpulkan banyak kesabaran dan kekuatan untuk menghadapi wanita yang ada di depannya ini. Semenjak hamil Erlin sangat menguji kesabaran Angga. Bahkan terkadang sampai menyebalkan.

"Aku tadi ke kantormu tapi temanmu bilang kamu sudah pulang karena kurang enak badan"

"Iya, benar. Badanku terasa agak kurang enakan"

"Trus kenapa nggak pulang ke apartemen? ini juga baru sampai rumah, katanya sakit malah keluyuran" wajah Erlin bak singa betina yang marah karena di rebut makanannya. Dia siap kapan saja untuk menerkam Angga.

"Aku dari klinik priksa. Kamu ngapain kesini?" jawab Angga malas.

"Kok ngapain sih? ya aku cariin calon suami aku lah, yang katanya sakit tapi malah keluyuran" bentak Erlin.

"Udah deh Lin, malu kalau dilihat tetangga, aku kan sudah bilang kalau aku ke klinik. Ayo masuk!"

Angga lalu berjalan melewati Erlin begitu saja, membuka pintu dan masuk rumah. Sedangkan Erlin mengikutinya di belakang berjalan dengan menghentak hentakan kaki.

Angga melongo ke arah pintu saat terdengar suara motor Amalia memasuki halaman rumah. Saat ini Angga sedang duduk berdua dengan Erlin di ruang tamu rumah Angga. Angga mulai salah tingkah ketika mendengar suara langkah Amalia yang makin mendekat. Terdengar celotehan Rania mengiringi langkah kaki Amalia, sesekali terdengar suara Arya yang tertawa.

Amalia sempat menghentikan langkah sebentar saat melihat Erlin duduk di sofa. Setelah itu ia kembali melanjutkan langkahnya memasuki rumah tanpa menyapa dua orang yang dilewatinya. Seolah mengerti keadaan hati bundanya Rania dan Arya pun ikut terdiam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!