Bab 14

Angga merasa gugup begitu Amalia lewat di sampingnya. Ia seperti anak kecil yang ketahuan ibunya telah melakukan kesalahan, merasa was was dan berdebar. Erlin membaca gelagat Angga yang salah tingkah dengan kedatangan Amalia merasakan panas di hatinya. Ia cemburu karena merasa Angga masih mencintai Amalia.

Angga terlonjak kaget begitu ia menoleh ke arah Erlin posisi Erlin tepat berada di sampingnya dengan mata mendelik tajam dan kedua tangannya berada di pinggang.

"Begitu amat ngeliatinnya mas?" ketus Erlin.

"Ngeliatin istri sendiri kan nggak pa pa" Angga langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan setelah sadar dengan apa yang baru saja diucapkannya.

"Mas bilang apa?"

"Tega kamu ya mas, di saat aku lagi hamil anak kamu. Kamu tega nyakitin aku"

Angga bingung melihat Erlin yang mulai menitikkan air mata.

"Bukan gitu maksudnya Lin" kata Angga lembut menenangkan Erlin.

"Sudahlah, kamu balik aja dulu ke apartemen ntar aku nyusul. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan karena tadi aku cuma setengah hari di kantor"

Erlin memalingkan mukanya, ia enggan pergi dari rumah itu tanpa Angga.

"Ayo dong Lin, aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Dan juga bukankah aku harus membicarakan tentang perceraian kami. Tolong kamu ngerti dong, beri aku waktu untuk bicara dengannya"

"Memang kenapa kalau kalian membicarakan tentang perceraian kalian ada aku mas. Aku kan calon istri kamu, jadi tidak apa apa kan kalau aku ikut membicarakan tentang perceraian kalian"

"Ya enggak gitulah Lin, nggak enak dong. Inikan antara aku sama dia, nggak etis juga kalau kamu ikut nimbrung"

"Janji setelah selesai langsung ke apartemen?"

"Iya, aku janji" kata Angga sambil mengangguk.

Erlin meninggalkan rumah Angga menaiki taksi online yang di pesan Angga melalui aplikasi setelah Angga berjanji akan segera menyusulnya ke apartemen. Dia menekuk wajah selama dalam perjalanan. Dia merasa gagal merayu Angga kali ini. Erlin berfikir kalau Angga mulai berubah. Angga kini lebih jarang ke apartemen. Angga lebih sering di rumah dari pada di apartemen bersamanya. Erlin mulai memikirkan cara agar Angga kembali seperti dulu lagi, kembali tergila gila padanya dan menuruti semua permintaannya.

Angga masuk ke dalam kamar berniat untuk mandi. Begitu membuka pintu kamar dia mendapati Amalia yang sedang duduk di pinggir ranjang dengan mata lekat memandang ke arah layar handphone. Jarinya tak berhenti menekan tombol pada layar, dia terlalu fokus dengan benda pipih yang ada di tangannya sampai tak menyadari ada Angga yang sedang memperhatikan dirinya. Angga berjalan menuju kamar mandi, saat berada di depan pintu kamar mandi dia mendengar suara Amalia.

"Mas"

"Iya" jawab Angga cepat. "Tumben sekali dia memanggilku" kata Angga dalam hati.

"Besok ada acara?"

"Enggak" jawab Angga, dia makin penasaran kenapa Amalia menanyakan itu.

"Baiklah, besok jam sepuluh pagi kita ketemu di kafe yang dulu itu" Amalia berkata sambil bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar.

Angga yang mendengar derap langkah Amalia menoleh sambil mengernyit, ia melihat ke arah Amalia.

"Oh God" kata Angga sambil mengusap wajahnya.

Ternyata Amalia berbicara dengan seseorang melalui telepon bukan mengajak bicara dirinya.

Wajah Angga merah padam menahan malu.

"Bego banget sih gue" kata Angga sambil memukul keningnya sendiri.

"Dia tau nggak ya tadi, bodo ah"

Angga segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Angga telah menyelesaikan ritual mandinya, ia mengenakan celana pendek selutut dengan kaos oblong warna putih tulang. Penampilannya kali ini sangat santai, dia tidak ada rencana untuk keluar rumah. Janjinya terhadap Erlin untuk segera ke apartemen terlupakan sudah.

Angga termangu begitu melihat Amalia yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Rupanya Amalia telah mandi di kamar mandi yang lain. Amalia terlihat cantik dengan wajah yang bersih dari make up, dia mengenakan dress rumahan sebatas lutut dengan lengan pendek. Wajah polos Amalia sore ini terlihat sangat menarik bagi Angga. Ia sudah lupa dengan tekadnya yang ingin menceraikan Amalia. Tiba tiba saja Angga ingat dengan percakapan Amalia di telpon tadi. Angga menggeram kesal.

"Sial! siapa laki laki yang di panggilnya mas tadi. Apa benar dia selingkuh dariku" Angga mengepalkan jarinya menahan kesal.

Angga berjalan menuju sofa ruang tengah. Ia mendudukkan pantatnya di sana. Angga menarik nafas panjang, di buangnya rasa sesak dalam hatinya. Akhir akhir ini otaknya di paksa bekerja keras memikirkan tentang hidupnya. Sikap Erlin yang makin keterlaluan menjadi beban tersendiri bagi hidup Angga. Di tambah lagi, semakin sering ia meyakinkan dirinya untuk menceraikan Amalia entah kenapa Amalia semakin terlihat keren di matanya. Penampilannya yang sederhana dan keibuan. Cekatan dalam melakukan segala hal membuat Angga jatuh cinta kembali kepada Amalia, wanita yang telah ia sia siakan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!