Bab 19

Angga memakan sarapan nya dengan lahap, sedangkan Erlin masih dengan muka cemberut ikut sarapan bersama Angga dan Amalia. Amalia dengan cuek melangkah pergi setelah menghabiskan sarapannya, ia membawa piring bekas makannya ke wastafel lalu mencucinya.

Angga melirik kepergian Amalia, ia merasa kecewa karena Amalia tak mengambilkan makanan untuknya tadi. Dulu Amalia tak pernah membiarkannya mengambil makanan sendiri, Amalia selalu mengisikan piringnya dengan makanan dan dia tinggal menyendok saja.

"Aku mau sarapan" kata Angga dengan angkuh, ia berjalan mendekati meja makan dan duduk disana.

"Silahkan pak, semua sudah siap" mak Romlah menjawab dengan sopan.

Angga melirik Amalia yang hanya diam tanpa merespon perkataannya.

"Mas, kok aku ditinggal sih, aku juga mau sarapan. Kita sarapan di luar aja yuk" Erlin yang tiba tiba datang merengek pada Angga dan duduk di samping Angga.

"Sarapan di sini saja" jawab Angga dengan salah tingkah.

Angga menjadi tambah gugup ketika Amalia mendekat ke arah meja membawa sepiring oseng kangkung. Amalia meletakkan makanan yang di bawanya lalu duduk di kursi depan Angga.

"Iya deh, sesekali merasakan masakan calon mantanmu mas"

Angga gelagapan mendengar perkataan Erlin, ia melihat wajah Amalia mencoba membaca raut wajah istrinya. Entah apa yang di rasakan oleh Amalia saat ini, Angga tak menemukan ekspresi apapun di muka cantik itu. Wajah Amalia tetap tenang seperti sama sekali tak terusik. Padahal bisa di bilang dia dan Erlin telah melukai egonya pagi ini.

"Lia, maaf ya aku ikut sarapan di sini. Calon suamiku memintaku untuk menemaninya sarapan. Mungkin dia takut terlambat jadi tidak mau aku ajak sarapan di luar"

Erlin berkata dengan menekankan calon suami pada Amalia. Angga yang mendengar semua itu makin ngap ngapan di buatnya. Usahanya untuk mendekati Amalia kembali malah menjadi berantakan dengan keberadaan Erlin.

"Ow iya silahkan, maaf juga menunya seadanya" jawab Amalia dengan santai.

"Iya sih, menunya terlalu sederhana tapi nggak apa apa lah" kata Erlin sambil tersenyum kecut. Ia sedikit kecewa karena Amalia tak terprovokasi olehnya. Usaha Erlin merusak pagi Amalia terbilang gagal.

Amalia mengambil piring dan mengisinya dengan makanan. Angga terlihat berbinar matanya mengira makanan itu akan di berikan untuknya. Tapi binar matanya segera meredup kecewa ketika melihat Amalia memakan sendiri makanan yang telah diambilnya.

"Lin, ambilkan aku nasi" pinta Angga pada Erlin.

"Ambil sendiri ah mas, jangan manja"

Angga menghembuskan nafas, berharap ia di layani malah ia di bilang manja sama Erlin. Angga dan Erlin masih ribut, Angga yang ingin di layani dan Erlin menolaknya. Sedangkan Amalia sudah hampir menghabiskan makanannya. Angga yang melihat Amalia makan dengan lahap dan hampir menyelesaikan sarapannya mendelik ke arah Erlin.

"Sudah sudah, aku ambil sendiri. Kalau gini bisa terlambat ke kantor aku"

Erlin dan Angga baru beberapa suap memulai sarapannya saat Amalia telah memasukkan suapan terakhirnya. Amalia segera berdiri membawa piring kotornya ke wastafel. Setelah selesai mencuci piring ia mengambil tas kerjanya lalu berangkat bekerja.

"Nitip anak anak ya mak, aku berangkat" pamit Amalia pada mak Romlah.

Belum juga Amalia keluar rumah terdengar bel pintu rumah berbunyi.

"Biar aku yang buka, sepertinya itu temanku" kata Angga sambil mempercepat suapan nya.

Angga memang ada janji bertemu dengan temannya pagi ini. Teman sekantor yang akan mampir memberikan berkas pekerjaan. Amalia hanya mengangguk, ia mengikat rambutnya lalu mengambil helm. Terdengar suara Angga memanggilnya ketika Amalia sudah hampir ke arah garasi untuk mengambil motornya.

"Lia, ada tamu untukmu" kata Angga dengan jutek.

Amalia mengurungkan niatnya untuk ke garasi, diletakkan helm yang berada di tangannya lalu ia berjalan ke depan untuk menemui tamu yang mencarinya. Angga mencengkeram lengan atas Amalia ketika melewatinya.

"Tamu yang mencarimu laki laki, siapa dia?" tanya Angga dengan lirih tapi penuh penekanan.

"Hmm hmm" Erlin yang tiba tiba muncul dari arah dapur mengagetkan Angga.

Tanpa berkata apa apa Amalia segera pergi begitu Angga melepaskan tangannya. Beruntungnya Amalia karena setelah mendengar deheman Erlin Angga dengan cepat melepaskan cengkeraman nya.

Angga memandang dari kejauhan, ia mengetatkan rahangnya melihat interaksi Amalia yang terlihat begitu akrab dengan laki laki itu. Tangannya mengepal sampai kuku jarinya memutih. Angga membuka layar handphone nya ketika mendengar bunyi notif pesan masuk.

"aku nggak jadi mampir bro, aku tunggu di kantor saja"

Setelah membaca pesan dari temannya ia lalu memasukkan handphone nya kembali ke saku.

"Kalau kamu nggak anterin aku pulang dulu trus ntar aku pulangnya gimana mas?"

Rengek Erlin ketika melihat Angga memasuki mobilnya.

"Kamu tadi kesini naik apa?"

"Naik taksi"

"Ya udah, naik taksi aja lagi. Yang nyuruh kamu kesini juga siapa. Aku harus kerja Lin, maaf aku nggak bisa mengantar"

Erlin menghentakkan kakinya kesal melihat Angga meninggalkannya begitu saja. Berharap dapat perhatian dari Angga malah di cueki sedari datang tadi. Erlin mengernyit melihat Amalia melambaikan tangan kepada laki laki yang datang menemuinya tadi. Mereka terlihat begitu akrab.

"Hmm gebetan baru nih"

Celetuk Erlin begitu Amalia lewat di depannya. Tapi Erlin harus menelan kekecewaan karena Amalia tak menggubris dirinya. Amalia dengan santai masuk ke bagasi mengambil motor dan helmnya lalu berangkat kerja. Erlin mengeratkan rahangnya sampai giginya berbunyi. Ia lalu memesan taksi lewat aplikasi untuk pulang.

"Dasar!!! huh. Bisu kali, makanya nggak bisa jawab"

Erlin yang bermaksud menghancurkan mood Amalia pagi ini malah seperti senjata makan tuan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!