Mobil Angga memasuki pelataran rumahnya. Angga masuk ke dalam rumah, berjalan menuju kamarnya. Angga ingin segera masuk ke dalam kamar dan tidur. Mata dan pikirannya lelah diajak kelayapan semalaman. Langkahnya terhenti ketika ia melihat Amalia sedang berada di dapur, terlihat Amalia sedang mengulek bumbu sambil menggendong Arya. Terdengar suara Amalia lirih mengumandangkan sebuah sholawat untuk menenangkan anaknya yang sedikit rewel. Lama Angga berhenti disana, dipandangi nya istrinya dari kejauhan. Ia teringat ucapan Robi tadi, apa kurangnya istrinya dia nyaris sempurna. Lama ia tertegun disana, hingga akhirnya ia memutuskan kembali berjalan ke arah kamarnya.
Angga membaringkan tubuhnya begitu saja diatas kasur empuk dalam kamarnya, tanpa berganti pakaian ataupun membersihkan diri terlebih dulu. Ia lalu memejamkan mata masuk ke dalam dunia mimpi.
Angga terbangun begitu mendengar ribut ribut dari arah halaman belakang. Ia lalu bangkit dan berjalan menuju jendela kamarnya untuk melihat apa yang terjadi. Disana terlihat Amalia dan kedua anaknya saling bercengkrama. Rania putri kecilnya itu sedang mengajak ngobrol adiknya Arya. Bocah gembul itu terlihat lucu dan menggemaskan ia tertawa memperlihatkan gusinya.
Angga mendesah, bayi laki laki yang sempat ia ragukan darahnya itu diam diam mencuri hatinya. Sebenarnya jauh di dalam lubuk hati Angga meyakini bahwa Amalia tidak mungkin mengkhianatinya. Tapi entahlah, apa yang merasuki Angga sehingga tiba tiba punya pikiran bahwa istrinya berhianat. Tanpa sadar bibir Angga tertarik membentuk senyuman kala melihat tawa istri dan anaknya. Mereka terlihat nyaman dan bahagia walau tanpa kehadirannya.
Angga berjalan keluar kamar, menuju pintu belakang. Angga ingin mendekat kearah istri dan anaknya tapi ia urungkan ketika mendengar bel pintu rumahnya berbunyi. Angga memutar tubuhnya berjalan menuju pintu, dia terlihat kaget begitu pintu terbuka. Dilihatnya Erlin dengan wajah cemberut berdiri di depan pintu rumahnya. Erlin nyelonong masuk begitu saja tanpa menunggu dipersilahkan oleh sang tuan rumah. Erlin berjalan menuju sofa dan mendudukkan pantatnya disana.
"Kamu kenapa kesini?" tanya Angga dengan bingung.
"Kamu kenapa semalem nggak angkat telpon aku? aku nggak bisa tidur tau. Anakmu ini ingin ditunggui papanya, ingin dielus papanya. Tapi kamu malah asik sama istri kamu" Erlin berkata sambil memamerkan wajah juteknya.
"Iya aku minta maaf. Aku juga baru pulang tadi pagi, semalam aku nggak di rumah. Kenapa nggak telpon aja tadi biar aku yang ke apartemen. Kenapa kamu malah kesini?"
"Aku udah berulang kali hubungi nomor kamu, tapi nggak aktif"
Angga mengerutkan keningnya, "masa sih?"
Erlin mendelik mendengar jawaban Angga. Bibirnya mengerucut dengan wajah amat jutek.
Angga mengurut pangkal hidungnya ketika melihat Amalia masuk dari pintu belakang. Angga bersiap diri, jantungnya sudah mulai terpompa cepat. Dia melongo melihat Amalia melewatinya begitu saja. Anggapannya yang akan terjadi adu jambak antara Amalia dan Erlin tidak terjadi. Amalia terlihat cuek melihat keberadaan Erlin disini, padahal dia sudah bersiap melindungi Erlin jika nanti Amalia menyerangnya, karena dia tidak mau terjadi apa apa sama Erlin yang sedang mengandung. Angga teringat waktu beberapa bulan lalu Erlin datang ke rumahnya, istrinya itu juga cuek, bahkan Erlin dipersilahkan masuk saat menunggunya karena dia belum pulang kerja saat itu.
Angga menghembuskan nafas dalam. Hatinya terbakar cemburu oleh prasangka nya sendiri. Amalia yang cuek karena tidak mau terlalu sakit hati di tafsirkan lain oleh Angga. Angga mengira Amalia telah mempunyai laki laki lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments