Sisil kembali ke tempat duduknya dengan wajah yang terlihat sangat kesal. Merasa kesal karna Jingga sudah dengan berani melawannya. Terlebih lagi di depan semua teman-temannya.
"Awas saja kamu, Jingga. Aku akan membalas apa yang sudah kamu lakukan hari ini" Batin sisil Lagi.
Entah apa yang menjadi alasan Sisil sangat tidak menyukai Jingga, Tapi yang pasti, Rasa tidak suka itu ada tepat saat pertama kali melihat Jingga masuk ke dalam kelas itu dan mencuri perhatian banyak orang. Apalagi saat mendengar jika pagi ini Jingga datang bersama dengan Langit, Sisil merasa Jingga akan menjadi saingan terberatnya. Walaupun rasa takut itu memang benar-benar adanya.
Semua orang yang ada di sana hanya bisa mengulum bibir saat melihat raut wajah Sisil yang begitu menyedihkan.
"Hahahah. Dasar mak lampir, Bagaimana rasanya jika di lawan sama target bully mu" ucap Rey pada Sisil
"Tentu saja sakitnya tuh di sini. Eh salah ya. Malunya tuh disini" timpal Doni sambil tertawa keras.
Hal itu semakin membuat Sisil merasa sangat kesal dan semakin membenci Jingga. Karna Jingga semua orang yang ada di dalam kelas ini jadi menertawakannya.
"Semua ini gara-gara Jingga. Awas saja kamu Jingga. Jangan senang dulu. Karna aku tidak akan diam setelah kejadian hari ini. Kamu sudah benar-benar membuat aku malu" batin Sisil lagi sambil mengepalkan kuat kedua tangannya. Matanya merah, Wajahnya terasa sangat panas. Baru kali ini seisi kelas menertawakannya.
Sisil melirik ke arah Langit yang juga ikut terkekeh melihat kejadian hari ini. Dalam hati Langit merasa bangga karna Jingga benar-benar bisa menghadapi dengan caranya sendiri.
Pria itu mengambil ponselnya dan mencari nomor kontak yang dia beri nama. My Queen bidadari.
Dtttt....Dtttt....Dttttt....
Jingga yang merasa ponselnya berdering, Langsung mengambil ponsel itu. Kedua sudut bibirnya terangkat saat melihat siapa yang sudah mengirimkan pesan singkat padanya.
Surgaku
[ Hebat kamu sayang, Aku tidak nyangka kamu bisa melakukan hal itu ]
[ Orang seperti Sisil memang sesekali perlu di kasih pelajaran kak. Biar dia kapok ] Send
Surgaku
[ Kamu benar, Sayang. Maafkan aku yang sempat mengira kamu tidak bisa melakukan semua itu ]
[ Kenapa? Karna aku terlihat lemah? ] Send
Surgaku
[ Bukan sayang. Aku sempat tidak yakin kamu mau membalas Sisil. Secara kamu kan kalem, Lemah lembut ]
Membaca pesan itu membuat Jingga terdiam sejenak. Wanita itu tak langsung membalas pesan terakhir Langit. Satu hal yang tak pernah Langit tau selama ini. Pria itu tidak tau siapa Jingga sebenarnya.
"Maafkan aku yang belum bisa mengatakan padamu tentang siapa aku sebenarnya, Kak"
"Kamu tidak perlu tau bagaimana masa laluku. Tapi yang pasti, Untuk saat ini aku sudah berubah demi kamu. Aku rela membuang semuanya demi kamu kak" ucap Jingga dalam batinnya
Mengingat hal itu mendadak membuat Jingga merasa takut. Entah bagaimana nanti reaksi Langit jika tau siapa Jingga sebenarnya.
"Maafkan aku yang belum siap mengatakan hal yang sebenarnya, Kak. Aku takut kak Langit akan marah jika tau kalau sebenarnya aku adalah"
"Hai" ucap seorang siswa yang baru saja masuk.
Mendengar suara itu membuat Jingga cukup terkejut, Jingga menoleh pada sosok yang sudah duduk di sampingnya.
"Hai juga" balas Jingga pelan.
"Kenalkan, Nama aku Olivia" ucapnya
"Aku Jingga. Salam kenal ya"
"Kamu anak baru ya, Aku baru lihat sekarang"
"Iya, Aku baru masuk kemaren. Boleh kan aku duduk disini?"
"Pantes. Aku kemaren gak masuk sudah ketinggalan saja"
"Aku boleh kan duduk disini?" tanya Jingga pada Olive
"Tentu saja boleh. Di sini kosong kok. Mulai sekarang kamu duduk disini"
"Terimakasih ya. Olive"
"Iya sama-sama. Mulai sekarang kita temenan ya, Atau kalau perlu kamu jadi my besti. Mau gak?"
Jingga mengangguk"Boleh-boleh. Kenapa tidak" balas Jingga antusias
Tak berselang lama, Guru mata pelajaran olah raga datang dan meminta semua siswa kelas XIA untuk mengganti pakaian. Karna memang hari selasa mata pelajaran pertama adalah olah raga.
Semua murid sudah berkumpul di lapangan sesuai dengan yang di minta pak Saiful. Kali ini pelajarannya tentang Basket. Pak Saiful membentuk tim putri dan juga tim putra menjadi 8 bagian. Mereka di minta untuk bertanding.
Pertama yang maju kelompok A melawan kelompok D. Atau lebih tepatnya kelompok Jingga melawan kelompok Sisil.
Dengan sangat percaya diri Sisil maju. Dalam hatinya sudah terbesit akal jahat untuk membalas apa yang sudah Jingga lakukan padanya.
"Kita lihat saja, Jingga. Aku akan membuat kelompok mu itu kalah. Karna aku tidak yakin jika kamu bisa melakukannya" ucap Sisil dalam batinnya.
Langit menatap Jingga sambil memberikan satu kedipan yang tentu langsung membuat Jingga paham apa arti dari kedipan itu. Jingga hanya membalas dengan anggukan pelan. Tidak mau ada orang lain yang memahami isyarat yang mereka gunakan pagi ini.
Pertandingan itu pun dimulai. Awal permainan kelompok Sisil yang selalu memasukkan bola itu dan mencetak 3 0.
"Gak papa, Semangat" ucap Olive pada seluruh anggotanya.
"Bagaimana ini, Kelompok Sisil sudah 3, Sedangkan kelompok kita masih 0" ucap salah satu dari mereka yang terlihat gelisah.
"Menang atau tidak. Yang penting kita sudah berusaha" Balas Jingga pada mereka.
Tanpa sengaja Jingga menoleh pada Sisil yang sudah menertawakannya. Melihat itu membuat Jingga mengambil nafas sejenak.
"Baiklah, Sil. Akan aku tunjukkan cara bermain yang sebenarnya" ucap Jingga dalam batinnya
Tidak pernah ada yang tau jika di sekolah lamanya Jingga adalah ratu dalam bidang ini. Bahkan wanita itu pernah memenangkan pertandingan basket antar sekolah.
Jika sejak tadi Jingga lebih banyak diam, Beda dengan kali ini. Wanita itu merebut bola dari tangan Sisil dan memasukkan pada Ring. Hingga nilai meraka setara, 3/3 .
"Sial, Kenapa dia terlihat sangat ahli" ucap Sisil dalam batinnya.
Suara sorakan memanggil nama Jingga menggema di lapangan itu. Terutama suara Rey yang berhasil membuat Sisil merasa sangat kesal.
"Woy mak lampir, Kalau kagak bisa gak usah sok suhu. Hahahha" Teriak Rey pada Sisil
"Tau tuh, Sok suhu taunya apa?" Balas Doni
"Tau ya, Apa ya Don. Hahahah"
"Taunya bengek" jawab Doni yang langsung mengundang gelak tawa semua yang ada di sana.
Sisil semakin merasa panas, Kedatangan Jingga benar-benar sebuah ancaman besar untuknya.
Semua yang ada di sana tertawa mendengar perkataan Doni. Bahkan bukan hanya murid, Pak Saiful juga ikut mengulum bibir.
"Sudah sudah. Rey, Doni. Kalian bisa diam kan"
"Bisa dong pak, Kan kita berdua bukan mak lampir kayak si ono" ucap Rey sambil melirik pada Sisil.
Sisil mengambil nafas kasar. Entah kenapa hari ini dia sangat sial. Selalu di tertawakan oleh teman-temannya karna kelakuannya sendiri.
"Kenapa hari ini aku sial sekali" ucapnya dalam batin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
🏘⃝Aⁿᵘ🦆͜͡ ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸTIK𝐀⃝🥀
🤣🤣🤣,karna dirimu belum di ruqyah sill🤣🤣🤣🤣
2023-05-13
0
🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴
jingga mau bilang apa ya kok ngegantung bikin penasaran aja🤔
2023-03-30
0
B⃟c𝓝𝓐𝓝𝓐 19♧
Nahkan begini kalau ngga sadar diri .. Dia yang Salah juga , menyalahkan jingga tanpa Sebab ....
2023-03-01
0