"Kenapa sosoknya seperti bidadari" ucap Langit dalam batinnya sambil terus menatap Jingga tanpa berkedip sedetikpun.
"Langit, Awas kesambet" ucap sang mama dan langsung membuat Langit tersadar.
"Langit" balas Langit sambil menjabat tangan Jingga yang terasa sangat lembut
Ayudia tersenyum saat melihat ekspresi wajah Langit. Biarpun terlihat sangat dingin dan cuek, Namun dari kedua sorot mata Langit sudah membuat Ayudia mengerti jika anaknya terpikat akan Jingga.
Langit duduk berhadapan dengan Jingga. Mencoba bersikap biasa saja saat jantungnya semakin cepat tatkala melihat senyuman Jingga yang tentu mampu membekas.
"Astaga. Ada apa dengan jantungku. Kenapa saat melihatnya aku merasa jangungku berdetak sangat cepat. Bahkan lebih cepat dari pada batas normal pada umumnya. Apa iya aku jatuh cinta padanya" ucap Langit dalam batinnya sambil melihat ke lain arah. Karna tidak mau membuat Jingga tau jika saat ini jantungnya berdetak cepat.
"Kenapa senyumannya begitu manis. Sepertinya senyuman itu akan menjadi candu untukku. Candu yang sangat memabukkan" batin Langit lagi
"Langit, Kenapa kamu diam saja. Ayo ngobrol sama Jingga. Tak lama lagi kalian akan menikah" ucap Ayudia, Mamanya Langit
"Sebentar lagi. Maksudnya bagaimana ma?" tanya Langit sambil menoleh pada mamanya.
"Iya, Sebentar lagi kalian akan menikah. Mama dan juga papa sudah memutuskan untuk menikahkan kalian dalam waktu dekat. Bukan kah lebih cepat lebih baik"
Mendengar itu membuat Langit merasa sangat bahagia. Perlahan Langit mengangkat kedua sudut bibirnya sehingga membentuk senyum yang sangat tipis. Namun tidak ada satu orangpun yang menyadari raut wajah bahagia Langit.
Sebagai seorang pria tentu saja Langit merasa malu jika langsung mengatakan iya. Terlebih lagi saat teringat akan perkataannya sendiri pada Jingga siang tadi.
"Jika aku langsung berkata iya, Malu dong sama Jingga. Apalagi tadi aku sudah berkata seperti itu padanya. Aku harus pura-pura protes" batin Langit lagi
"Kenapa mendadak, Ma. Kita berdua kan masih kelas 3 SMP. Umur Langit juga masih 16 tahun"
"Tidak mendadak kok sayang. Rencana ini sudah dari satu tahun yang lalu sebenarnya. Tapi om Alexander sama papa yang memutuskan untuk mengatakannya saat kalian kelas tiga SMP"
"Tapi ma" ucap Langit yang masih pura-pura keberatan. Padahal sebenarnya dalam hati bersorak riang, Ingin salto-salto. Wkwkwkwk
"Tidak ada tapi, Sayang. Kalian akan menikah satu minggu lagi"
"Secepat itu?"
"Lebih cepat lebih baik. Biar kalian bisa menjadi kekasih halal" ucap Ayudia lagi sambil mengangkat kedua sudut bibirnya.
Mendengar itu membuat hagi Langit berbunga-bunga. Entah kenapa dia merasa sangat bahagia mendengar berita ini. Padahal sebelumnya Langit saat menolak, Namun setelah melihat senyuman Jingga langsung mampu membuatnya meleleh.
"Ayah, Mulai malam ini, Jingga akan tinggal bersama dengan Langit di rumah ya. Tapi ayah tenang saja, Setiap akhir pekan, Langit akan membawa Jingga untuk nginap disini. Menghabiskan waktu bersama dengan ayah"
Suara itu berhasil menyadarkan Alexander dari kejadian 2 tahun yang lalu.
"Iya, Langit. Tolong jaga Jingga dengan baik ya, Boy. Pastikan dia akan selalu baik-baik saja"
"Insyaallah, Yah. Langit akan berusaha untuk itu"
*****
"Si Langit kemana ya, Tumben dia tidak datang ke markas hari ini" ucap Rey si tukang bacot
Langit memang memiliki gang motor dengan beranggota kurang lebih lima belas orang. Namun anggota intinya hanya terdiri dari lima orang saja. Yaitu, Langit Alvarelza pratama sebagai Leader. Rey Alvaro, Tukang bacot. Farozi, Doni dan juga Lana. Nama gang mereka adalah the boys, Yang memiliki arti gang motor yang terdiri dari deretan laki-laki tampan.
"Entahlah, Tapi anak itu gak ada kirim pesan. Biasanya kan dia yang selalu broadcast buat kita kumpul di mari yak"
Memang hari-hari biasanya Langit akan meminta para teman-teman nya kumpul di markas, Walaupun tidak ada hal yang mau mereka lakukan. Setidaknya anggota the boys berkumpul di markas itu. Karna memang Langit suka merasa sedih karna kesepian.
"Mungkin dia lagi sibuk kali" jawab Doni pelan
"Bisa jadi begitu"
Lana yang sejak tadi fokus dengan ponselnya tiba-tiba saja memicingkan kedua matanya saat tak sengaja melihat sebuah berita yang masih cukup hangat. Karna kejadiannya masih malam tadi.
"Astaga, Ini coba kalian lihat" ucapnya sambil menunjukkan layar ponselnya pada teman-temannya.
"Si Lexan berulah lagi. Emang anak itu bener-bener ya. Sepertinya sesekali dia perlu di kasih pelajaran sih"
"Gang Mortal Enemy memang suka mencari gara-gara. Kenapa kalian harus terkejut dengan kejadian ini"
"Bukan begitu, Far. Tapi ini sudah benar-benar keterlaluan. Apalagi di daerah itu kan banyak anak-anak kecil yang sering kita kunjungi. Kan kasian mereka"
"Langit harus tau hal ini. Mau bagaimanapun, Mereka sudah Langit anggap keluarga"
****
"Kenapa lho?" tanya Eros pada Lexan yang terlihat sangat kesal
"Gue kesel banget sama si Langit. Dia itu selalu saja menggagalkan apa yang sudah gue rencanakan. Sepertinya anak itu ada dimana-mana. Buktinya, Malam tadi dia juga yang sudah membuat kita pergi dari sana" ucap Lexan sambil mengepalkan kedua tangannya
"Lho bener. Gue juga kesal sama si Langit yang sok kegantengan itu. Bagaimana kalau kita ajak mereka duel"
"Stu lawan satu" ucap salah satu temannya
"Gak mau gue kalau duel di atas ring. Bisa mati gue di tangan dia" jawab Lexan yang merasa ngeri saat teringat akan apa yang sudah pernah Langit lakukan padanya tempo hari.
"Kalau balapan bagaimana?" usul Edo
"Boleh, Kalian urus semuanya"
"Tapi sepertinya tidak mudah untuk mengajak si Langit balapan"
"Bilang saja tentang harga diri. Dia kan paling tidak bisa menolak kalau ada sangkut pautnya dengan harga diri" ucap Lexan dan langsung keluar dari sana
Tanpa terasa hari sudah berlalu. Malam datang dan menemani kedua anak manusia yang baru saja selesai melakukan kewajibannya. Sholat berjamaah serta berdoa bersama. Hal yang selalu mereka lakukan setiap kali bersama.
Jingga mencium punggung tangan Langit cukup lama. Setalah itu, Langit mencium kening Jingga sambil membacakan beberapa doa terbaik di sana.
"Terimakasih, Sayang. Terimakasih kamu selalu bisa menjadi penyejuk hatiku" ucap Langit yang terdengar sangat lembut
"Tidak perlu berterimakasih, Kak. Karna memang sudah tugasku sebagai seorang istri untuk selalu melakukan hal itu" jawab Jingga sambil mengangkat kedua sudut bibirnya
"Terimakasih sudah menjadi tempat bersandar ternyaman ku" ucap Langit lagi
Mendengar itu membuat Jingga menatap kedua mata Langit yang terlihat sayu. Menangkup kedua pipi suaminya. Jingga bisa melihat dari kedua sorot mata Langit jika saat ini suaminya sedang tidak baik-baik saja.
"Kak, Jangan pernah merasa sendiri. Ada aku yang akan selalu menemanimu. Aku istri kamu, Jangan pernah pendam semuanya sendiri"
"Aku tau begitu banyak luka yang kamu pendam. Tapi ijinkan aku untuk menyembuhkan luka itu. Kita lewati semuanya sama-sama ya kak"
Langit memeluk Jingga sangat erat. Merasa bersyukur bisa memiliki istri sepertinya. "Terimakasih sudah menjadi partner terbaikku" gumamnya dan semakin mengeratkan pelukannya pada Jingga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
wah terpesona sama kecantikan jingga😍😍
2023-10-14
0
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
knp ya cwo ganteng identik dengan Genk motor
2023-03-30
0
➷𝕯𝖊𝖜𝖎 ๖ۣۜℜin∂u❀
terpikat kecantikan jingga ya
2023-03-29
0