Tua itu tentang usia, Dewasa itu tentang karakter. Semua orang pasti tua, Tapi tidak semua orang bisa memiliki karakter dewasa. Di paksa dewasa oleh keadaan mungkin akan terasa berat, Tapi ketahuilah, Ada hikmah di balik semua itu.
Kamu sudah bisa menemukan kehidupan mu sendiri di saat yang lain masih berusaha menatanya. Semangat, Surgaku. Aku akan selalu ada untuk mendampingi mu, Menemanimu melewati semua proses kedewasaan yang mungkin sempat membuatmu ingin menyerah. Menemani masa-masa tersulit dalam hidupmu. Aku akan berusaha menjadi penawar di saat ada wabah yang berusaha merusak semuanya.
~Jingga Alexadiandra~
"Sayang, Kamu berangkat sekolah bersamaku ya" ucap Langit pada Jingga yang masih sibuk dengan hijab dan juga cadarnya.
"Tapi kak, Aku tidak mau mereka tau tentang kita. Jadi lebih baik aku naik taksi saja ya"
"No no no, Sayang. Aku tidak mau tau, Kamu harus berangkat bersamaku" ujar Langit sambil mendekat pada Jingga
"Baiklah, Aku mau berangkat bersama dengan kakak, Tapi ada syaratnya" .
"Syarat apa memangnya sayang?" tanya Langit lembut
"Nanti kalau mereka liat aku turun dari mobil kakak, Semua orang akan merasa penasaran. Aku minta kak Langit mengatakan jika aku adalah saudara sepupu kak Langit ya"
Langit mengangkat sebelah alisnya"Kenapa harus seperti itu, Sayang?" tanya nya penasaran.
"Iya, Kak. Aku tidak kau ada yang tau tentang status kita. Ya, Aku mohon"
"Baiklah, Apapun alasannya, Yang penting kamu mau berangkat bersama dengan ku"
"Terimakasih, Kak. Satu lagi kak, Tidak usah lindungi aku dari siapapun yang berniat membully ku. Biarkan aku yang melawannya ya"
"Tapi, Sayang. Aku paling tidak bisa melihat bidadariku di perlakukan seenaknya"
"Kak, Percayalah, Aku bisa mengatasi dengan caraku sendiri"
"Baiklah"
Setelah itu, Langit dan Jingga yang sudah siap dengan pakaian seragam sekolah keluar dari dalam kamarnya, Menuruni beberapa anak-anak tangga di sana.
Langit membukakan pintu mobil buat Jingga"Terimakasih, Surgaku" ucapnya dan langsung masuk ke dalam mobil Langit.
"Sama-sama bidadariku"
Mobil sport milik Langit melesat keluar dari mansion itu. Jam masih menunjukkan pukul 05:50. Langit melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
45 Menit kemudian, Mobil itu sudah tiba di sekolah NUSA BANGSA. Jingga mengambil nafas saat melihat beberapa siswa sudah menatap kedatangan mobil Langit seperti biasanya.
"Bagaimana ini kak. Pasti aku akan menjadi pusat perhatian" ucap Jingga sambil menatap Langit.
"Sudah, Sayang. Anggap saja tidak ada siapapun"
"Aku turun dulu ya kak, Aku akan berusaha bersikap biasa saja"
Jingga membuka safety belt dan bersiap untuk turun. Namun dengan cepat Langit menarik tangannya dan membuat Jingga kembali menoleh padanya.
"Ada apa kak?" tanya Jingga yang merasa penasaran.
"Kok masih tanya, Sayang. Sudah lupa? Hmmm"
"Astagfirullah, Hampir Jingga lupa"
Jingga mengambil tangan Langit dan menciumnya cukup lama"Terimakasih sudah mengingatkan aku, Surgaku" ucap Jingga sambil mencium pipi kanan Langit.
"Aku masuk duluan ya kak" ucap Jingga san langsung keluar dari dalam mobil itu.
"Iya, Sayang" ucap Langit yang terdengar sangat lembut.
Melihat Jingga keluar dari dalam mobil itu, Membuat semua murid di sana terus menatap Jingga yang keluar sambil menundukkan wajahnya. Mereka semua tentu saja merasa sangat penasaran ada hubungan apa Jingga dengan Langit.
"Wiih, Si Jingga kok bareng sama Langit ya. Ada hubungan apa mereka?" ucap Rey sambil memperhatikan Jingga dan mobil Langit
"Iya, Apa memang mereka sebelumnya saling mengenal ya" timpal Varo
"Entah, Tapi kita harus tanyakan hal ini pada Langit sih. Itu anaknya turun, Ayo kita tanyakan"
Mereka berempat berjalan mendekat pada Langit. Melihat raut wajah teman-temannya sudah membuat Langit paham apa yang akan mereka katakan.
Tepat seperti apa yang Langit duga. Mereka berempat benar-benar bertanya tentang hubungannya dengan Jingga.
"Woy Ngit, Ada hubungan apa lho sama si Bidadari?" tanya Rey pada Langit
"Kepo" jawab Langit sambil terus melangkahkan kakinya.
"Gak asik lho Ngit. Masa sama teman sendiri gak kay bilang. Bidadari siapanya lho Ngit?" tanya nya lagi
"Di larang kepo sama urusan Leader. Atau mau gue pecat jadi anggota" ucap Langit sambil mengulum bibir
"Ya elah King, Masa sampek mau mecat jadi anggota. Gak asik lho"
"Makanya jangan kepo"
"Kumat dia, Biarkan sajalah" bisik Doni pada Rey
"Hooh ya, Padahal kan kita-kita cuma mau tau doang yak"
"Gausah gibahin gue! gue masih bisa dengar"
"Kalau lho gak dengar berarti boleh dong Ngit?" tanya Rey sambil mendekat pada Langit
"Anjay lho" jawab Langit sambil tersenyum
Kabar mengenai Jingga datang bersama dengan Langit sudah menyebar luas ke satu sekolah. Ada beberapa dari mereka bersikap biasa saja. Namun ad juga yang heboh. Terutama Sisil and the gang.
"Eh, Sil. Lho tau gak sih, tadi si cewek sok alim datang bersama Langit" ucap salah satu temannya pada Sisil.
Mendengar hal itu membuat Sisil meletakkan alat-alat make up nya. "What! Lho gak lagi bercanda kan?" tanya Sisil yang merasa sangat kaget.
"Ya nggak lah, Sil. Kamu sih tadi gak liat. Aku liat sendiri si Ji.."
"Jingga" balas timpal satunya.
"Iya, Si Jingga keluar dari dalam mobil Langit. Malah mobilnya baru loh Sil. Gak pernah Langit gunakan sih"
Di saat mereka sedang membicarakan Jingga, Tiba-tiba saja Jingga datang masuk ke dalam kelas itu. Masih tetap menunduk. Berusaha tidak menghiraukan ucapan-ucapan mereka yang sudah melukai perasaannya.
"Eh ini dia si sok alim datang. Heh, Lho ada hubungan apa sama Langit. Kok bisa lho berangkat bareng dia?" tanya Sisil yang merasa sangat penasaran.
Jingga hanya diam saja. Tidak menggubris pertanyaan yang terlontar dari mulut sisil"Woy, Lho budeg ya? gue nanya, Ada hubungan apa lho sama Langit?" tanya Sisil lagi yang merasa semakin kesal.
Namun lagi-lagi Jingga hanya diam. Tak menggubris pertanyaan Sisil sama sekali"Bener-bener ya ini anak" ucap Sisil sambil bangun dari duduknya.
Wanita itu memukul meja Jingga dan membuat Jingga mengangkat wajahnya"Heh, Lho itu punya kuping nggak sih" ucap Sisil yang merasa semakin kesal.
"Kamu ngomong sama aku?" ucap Jingga sambil menoleh pada Sisil
Mendengar perkataan Jingga semakin membuat Sisil kesal"Bener-bener ya. Lho pikir gue ngomong sama siapa?"
"Ya mana aku tau, Kan kamu gak nyebut nama aku. Lain kali kalau mau ngomong sama aku itu sebut nama ya, Karna namaku bukan woy, Tapi Jingga" ucap Jingga sambil tersenyum.
"Kurang ajar lho ya!" ucap Sisil sambil mengangkat tangannya dan siap untuk melayangkan tamparan pada pipi Jingga.
Namun hal itu tidak terjadi, Karna dengan cepat Jingga menahan tangan Sisil dan mencengkram kuat tangan wanita itu.
"Aku tidak pernah merasa punya salah sama kamu ya, Tapi kenapa sejak kemarin kamu yang selalu cari gara-gara. Ingat, Aku diam bukan berarti aku takut" ucap Jingga dengan penuh penekanan.
Setelah itu, Jingga menghempaskan tangan Sisil. Bersamaan dengan itu, Langit serta teman-temannya yang sejak tadi menyaksikan di ambang pintu masuk ke dalam kelas itu.
Sisil kembali ke mejanya dengan raut wajah yang terlihat semakin kesal, Baru kali ini ada yang berani melawannya seperti itu. "Kurang ajar kamu, Jingga. Arrggggh" ucap Sisil dalam batinnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
🏘⃝Aⁿᵘ🦆͜͡ ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸTIK𝐀⃝🥀
kena kan getahnya,🙄kapokkk
2023-03-30
1
🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴
kenapa kamu minta di rahasiakan jingga ..justru klo mereka tau statusmu istri langit mereka gk akan berani macam" sama kamu
2023-03-30
0
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
ynk diam itu bukan takut. tpi kdang mles ngladenin
2023-03-01
0