Bi Siti naik ke lantai atas untuk melakukan apa yang baru saja Langit perintahkan tadi. Tak henti-hentinya bi Siti mengukir senyum saat melihat raut bahagia yang terpancar dari wajah tuan mudanya.
"Akhirnya senyuman itu kembali terlukis dari kedua sudut den Langit. Semoga saja setelah ini kehidupan den Langit bisa seperti dulu lagi" ucap bi Siti sambil merapikan kamar Langit. Mengganti seprei dengan seprei warna putih.
30 Menit kemudian. Bi Siti sudah selesai merapikan kamar Langit."Sudah selesai, Bi?" tanya Langit saat melihat bi Siti keluar dari dalam kamarnya.
"Sudah, Den. Semoga Queen nya bisa betah di sini ya Den"
"Iya bi Siti. Oh iya, Bi. Tolong buatkan kue coklat kesukaan dia ya, Bi"
"Siap laksanakan Den"
*****
Di Rumah Jingga
"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri begitu, Dek?" tanya Revan yang baru saja masuk ke dalam kamar Jingga
"Abang kebiasaan deh. Kalau mau masuk kamar aku ketuk pintu dulu. Ngagetin aku aja" jawab Jingga sambil mengerucutkan bibirnya
"Ya maaf adek abang yang paling cantik. Kalau boleh tau kenapa terlihat bahagia sekali, Ada apa dek?"
"Kepo"
"Dasar adek durhaka emang. Kasih tau nggak"
"Gak mauuuu" ucap Jingga sambil berlari keluar dari dalam kamarnya
Revan yang merasa kesal dengan tingkah Jingga tentu saja langsung mengejar Jingga"Hei, Jangan lari kamu ya. Abang kejar walau pun ke ujung dunia sekalipun" titahnya sambil mengejar Jingga yang sudah menuruni anak-anak tangga disana.
Jingga yang mendengar perkataan abangnya terkekeh pelan"Kejar saja kalau bisa. Dari dulu kan bang Revan gak pernah bisa mengejar Jingga. Weeee"
"Jingga, Kamu ngeselin banget sih!"
Di saat Jingga dan Revan masih main kejar-kejaran. Tiba-tiba saja ayahnya datang. "Ayah, Ayah sudah kembali?"tanya Jingga sambil mendekat dan mencium punggung tangan ayahnya
"Sudah, Sayang. Kalian kenapa lagi. Astaga main kejar-kejaran"
"Itu bang Revan ngeselin, Ayah. Masa dia ngejar Jingga dari kamar sampek sini. Jingga kan capek"
"Eh mana ada. Yang ada itu kamu yang ngeselin. Sama abang sendiri kok begitu"
"Nggak! Pokonya yang ngeselin di itu abang"
"Dih. Katanya udah dewasa. Tapi mana, Kok masih suka ngadu sama ayah. Dasar bocil"
"Tu kan yah, Abang ngeselin"
Alexander mengambil nafas sambil memperhatikan Revan serta Jingga secara bersamaan"Mau sampai kapan kalian seperti anak kecil begini? Hmmmm" ucapnya sambil masuk ke dalam rumahnya.
"Jingga duluan yah"
"Kok malah Jingga sih bang. Kan tadi abang duluan yang mulai"
"Sudah sudah. Kalian tidak usah berdebat. Pusing kepala ayah"
"Maaf yah" ucap mereka secara bersamaan.
"Ayah sudah makan? Kalau ayah belum makan, Jingga akan masak buat makan siang kita"
"Emangnya kamu bisa masak?" tanya Revan sambil menatap Jingga
"Bisalah. Masa iya Jingga gak bisa masak. Kalau gitu Jingga masak sekarang ya, Sekalian nanti buat menyambut seseorang"
"Siapa sayang?" tanya Alexander sambil menoleh pada Jingga
"Siapa lagi kalau bukan dia, Yah"
*****
Sisil dan kedua temannya masuk ke dalam clum sanjuda yang terlihat sangat sepi. Biasanya tempat itu tidak pernah sepi dari pengunjung. Namun hari ini berbeda. Tidak ada siapapun di sana. Hanya ada orang tua Sisil yang terlihat sedang menahan amarah.
Melihat keberadaan daddy nya membuat Sisil mendekat pada pria paruh baya itu"Daddy, Tumben hari ini club kita sepi?" tanya Sisil sambil duduk di samping Daddy nya.
"Arrggghh. Jangan ganggu Daddy. Mulai hari ini club kita di berhentikan operasionalnya, Sisil"
"Apa!! Tapi kenapa, Daddy. Apa yang sudah terjadi?"
"Daddy juga tidak tau, Tapi yang pasti ini ada sangkut pautnya dengan tuan muda pratama"
"Tuan muda pratama? Siapa dia Dad?"
"Tidak usah banyak tanya! Lebih baik kamu pergi dari sini. Jangan ganggu Daddy. paham!"
Sisil tak lagi menjawab. Cukup paham dengan apa yang di katakan oleh Daddy nya. Sisil pergi dengan wajah kesalnya. Hari ini adalah hari terburuk yang pernah Sisil alami.
"Arrrggg. Menyebalkan sekali" geramnya sambil menghentakkan kakinya.
"Sil, Kalau seandainya club milik Daddy lho gak beroperasi, Apa itu artinya lho akan jatuh miskin?"
"Iya, Sil. Secara kan hanya club ini yang menjadi sumber dui keluarga lho" timpal satunya
"Berisik lho berdua. Pergi sana!" ucap Sisil yang merasa sangat kesal.
Meninggalkan Sisil. Saat ini Langit sudah siap untuk pergi ke rumah seseorang yang dia sebut My Queen. Kali ini Langit tidak menggunakan motor, Melainkan mobil yang baru dia beli beberapa hari yang lalu. Masih baru dan belum di gunakan sama sekali.
"Akhirnya hari ini datang juga, Aku sudah tidak sabar bisa melalui setiap detik dan menit bersama dengannya" ucap Langit dengan kedua sudut bibir terangkat sambil melesatkan mobilnya menuju rumah pujaan hatinya.
1 Jam kemudian. Mobil Langit sudah tiba di depan salah satu mansion yang terlihat sangat menakjubkan. Tidak sebesar mansion pada umumnya, Namun tempat itu terlihat sangat indah. Desainnya classic tapi elegan.
Di saat Langit baru saja mau turun dari dalam mobilnya, Dia melihat sosok seorang gadis cantik keluar dari mansion itu. Melihat sosok itu membuat Langit dengan cepat keluar dari dalam mobilnya.
"Assalamualaikum, Bidadariku" ucapnya yang terdengar sangat lembut.
"Waalaikum salam, Surgaku" balas gadis itu sambil mencium punggung tangan Langit.
Setelah itu, Langit menatap kedua mata indah miliknya. Sorot mata yang selalu mampu menenangkan hatinya. Sosok itu adalah hal terindah yang Langit miliki saat ini.
"Aku sangat merindukan mu, Sayang" ucap Langit lagi sambil memeluk gadis yang ada di hadapannya.
"Aku juga sangat merindukan mu, Kak" jawabnya sambil membalas pelukan Langit.
"Mantu ayah sudah datang ya. Kenapa gak langsung di suruh masuk suaminya, Jingga"
Suara itu membuat Langit dan Jingga melepaskan pelukannya. Menoleh ke arah sumber suara yang sudah pasti suara dari ayah Alexander.
"Masuk dulu, Nanti kangen-kangenan nya di dalam saja ya" ucap Alexander lagi sambil mengangkat kedua sudut bibirnya.
"Assalamualaikum, Ayah" ucap Langit sambil mencium punggung tangan ayah mertuanya.
"Waalaikum salam. Ayo masuk dulu"
Langit mengangguk. Pria itu masuk ke dalam mansion sambil menggandeng erat tangan Jingga.
Ya, Jingga dan Langit adalah pasangan suami istri. Mereka menikah dua tahun yang lalu. Tepatnya saat mereka masih duduk di bangku kelas 3 SMP.
Pernikahan mereka adalah sebuah perjodohan. Mama Langit yang tidak memiliki anak perempuan langsung jatuh cinta saat melihat wajah cantik Jingga kala itu. Hingga kedua orang tua Langit memutuskan buat melamar Jingga untuk Langit.
Memang pernikahan Langit dan Jingga hanya di lakukan secara sirih. Mengingat umurnya yang waktu itu masih 15 tahun. Orang tua Langit memutuskan untuk menikahkan mereka agar tidak menimbulkan dosa saat Langit dan Jingga sedang bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Kᵝ⃟ᴸ♤⋆ 𝕯𝖜𝖎⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜
astaga masih unyu2 udah merit...lucu . tebakanq benar berarti klo mereka udah nikah
2023-05-13
0
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
ohh nikah muda ternyata tapi bagus deh dari pada khilaf Khan yaaa
2023-03-30
0
➷𝕯𝖊𝖜𝖎 ๖ۣۜℜin∂u❀
aamiin ya bi semoga aja..karna langit udah ketemu sama jingga
2023-03-29
0