Happy reading
Varo yang mendengar itu langsung mengarahkan dirinya agar detak jantungnya terdengar di telinga Shena
"Sini sayang. Kamu bisa mendengar suara detak jantungku yang sangat kencang ini," ujar Varo dengan senyum tulusnya.
Shena menatap mata Varo yang sedang menatap dirinya itu. Mata yang memiliki sorot sangat tajam tapi hal itu hanya akan berlaku jika di belakang Shena.
Selama ini, Varo selalu menunjukkan mata tulus dan lembut yang selalu ia tangkap dengan mata hazelnya.
"Aku jatuh cinta sama kamu," ujar Varo tanpa ragu hal itu membuat Shena terenyuh.
Shena juga merasakan jika detak jantung Varo berdetak lebih cepat dari biasanya. Begitupun jantungnya apakah ini artinya ia juga memiliki perasaan yang sama dengan Varo?
"Emm aku gak tahu perasaan aku saat ini. Tapi aku nyaman dan yah aku akui jantungku dua kali lebih cepat saat kita bersama. Apa ini normal?" tanya Shena dengan malu. Ia sudah berberapa tahun tidak berhubungan dengan yang namanya laki-laki. Tapi saat ini ia berada di sebuah kamar dengan laki-laki yang notabene adalah calon suaminya, jika jadi.
"Itu tandanya kamu juga sudah mulai mencintaiku, sayang. Kamu lebih dari menyukaiku tapi juga mencintaiku," jawab Varo memeluk tubuh Shena yang membuat tubuhnya kembali bersentuhan dengan Varo.
Sena yang merasakan kulitnya bersentuhan langsung dengan kulit Varo itu dia membeku. Iya masih memikirkan kata-kata baru yang baru saja terucap.
"Apa seperti itu?"
"Hmm."
Varo mengelus punggung Shena seraya mengecup kening sang calon istri. Ia ingin selalu mendekap tubuh mungil ini.
"Mas, sesak."
"Oh maaf sayang aku terlalu senang, karena cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Dan kamu tahu tandanya apa?" tanya Varo menyelipkan anak rambut itu di belakang telinga Shena.
"Apa?"
Shena kembali menaikkan selimut yang turun itu hingga dadanya tertutup oleh selimut. Ia tak mau Varo sampai gelap mata dan menginginkan hal lebih dari menyusu seperti tadi.
"Itu tandanya pernikahan kita akan dipercepat. Dan kita akan resmi menjadi suami istri," jawab Varo dengan senyum mengembang hal itu membuat Shena malu bukan main. Pasalnya apa, laki-laki itu berteriak dan mengangkat tangannya ketika ia tidak memakai baju atasan. Hal itu membuat dada dan perut kotak-kotak milik Varo terlihat sangat jelas akan sangat menggoda matanya.
"Aku mau mandi dan pulang, udah sore nih. Aku gak mau disini terus nanti kamu malah aneh aneh lagi," ucap Shena menaikkan dress yang ada di lantai tadi. Yah sejak tidur tadi, Shena hanya memaki dalaman saja untung Varo tak aneh aneh dengan tubuhnya.
"Sayang," panggil Varo yang menghentikan aktivitas Shena.
"Apa?"
Varo tak menjawab tapi laki-laki itu mendekat ke arah sini dan membuat tanda di leher putih milik Shena. Sayang saja jika tidak ia mengukir sesuatu di tubuh sang kekasih hati.
"Akhh mass," ringis Shena saat kulitnya itu di hisap dengan kuat.
"Mas cukup kamu kenapa sih?"
"Buat tanda sayang, biar kamu gak dibawa orang," jawabnya mengusap sebuah tanda yang ada di leher sebelah kanan milik Shena.
"Siapa sih yang akan membawa wanita yang sudah milik orang lain? Mas nih ada ada aja deh," jawab Shena mengelus lehernya yang sedikit ngilu. Selain menghisap Varo tadi juga menggigitnya.
"Kamu cantik sayang, banyak laki laki yang mengingkan kamu menjadi istri mereka. Jangan kira aku gak tahu soal kamu yang sering di lamar laki laki lain sebelum aku? Aku gak mau ada lagi laki laki yang melirik kamu dengan mata nakal mereka. Karena apa karena hanya aku yang boleh," jawab Varo yang kini mulai posesif dengan Shena.
"Iya iya aku milik kamu. Jangan ganggu aku mau mandi," ucap Shena menggeser Varo.
"Mau mandi bareng aja gak biar hemat waktu?" tanya Varo dengan senyum mesumnya.
"Gak ada ya aku gak mau!!"
Blam
Pintu kamar mandi ditutup dengan kencang oleh Shena. Laki-laki berusia 31 tahun itu menahan gemas terhadap Shena yang sedang terpantau malu malu kucing.
Varo membaringkan kembali badan yang di kasur empuk itu dan mencium tempat tidur bekas Shena tidur tadi. Aroma stroberi yang sangat khas Shena tertinggal disama.
Varo mencium tempat tidur itu dalam dalam, wangi yang menenangkan. Varo bagaikan anak yang baru saja mengenal cinta saja. Seperti ini saja sudah sangat senang.
*****
Setelah selesai mandi, Shena langsung keluar dari kamar mandi dengan segar. Tapi Shena juga masih memakai dress yang tadi ia pakai. Karena disana tidak ada baju lain selain handuk mini yang sangat tidak cocok untuknya.
Shena melihat Varo bersandar di headboard seraya berbicara lewat ponsel mahal itu.
Tak lama Varo menyelesaikan teleponnya, laki laki itu menatap Shena yang sedang mengeringkan rambutnya yang sedikit basah karena air mandi tadi.
"Mas, mandi gih habis itu kita cek out mumpung hujannya udah reda," ucap Shena dan dianggukkan oleh Varo.
Laki laki itu berjalan pelan menuju kamar mandi hanya memakai celana boxer laki laki itu yang sangat ketat. Bahkan mata suci Shena pun sudah tercemari dengan gundukan dibalik celana itu.
"Astaga Shen istighfar belum boleh kayak gitu," gumamnya menutup mata seraya menggelengkan kepalanya.
Sembari menunggu Varo mandi, wanita itu memasukkan bedak yang tadi ia pakai. Kemudian mengecek apakah jas dan kemeja Varo masih basah. Dan ternyata hanya jas saja yang basah, celana dan kemejanya tidak basah.
Ceklek
"Mas lain kali kalau mau keluar itu mbok ya pakai handuk. Gak lihat apa ada gadis yang masih suci kayak aku?" omel Shena pada Varo. Bahkan wanita itu melempar kemej berwarna navy itu ke tubuh Varo.
Untungnya dengan sigap Varo langsung menerima kemeja itu kemudian memakainya.
"Aku tadi bilang apa? Kita itu lagi simulasi jadi suami istri jadi kamu harus biasakan jika aku keluar kamar mandi cuma pakai kolor doang," ujar Varo yang membuat Shena malu.
Pasalnya mereka bukanlah teman lama yang bertemu kembali, bukan. Mereka ini bagaikan laki laki dan perempuan yang baru bertemu dan soalnya terjebak di dalam kamar ini. Tapi kenapa Varo tidak ada canggung canggungnya sama sekali.
Shena tak habis pikir.
Setelah selesai memakai kemeja dan celana panjangnya. Mereka berdua keluar dari penginapan itu dengan Varo yang menggenggam tangan Shena.
"Kayak mau nyebrang aja. Gimana tadi tidurnya?" tanya pemilik penginapan itu dengan jahil.
"Bagus, karena itu saya ingin memberikan tip buat bapak."
Varo tak tanggung tanggung mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk berberapa jam saja. Dan juga itung itung sedekah.
Setelah selesai membayar penginapan mereka masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil itu keluar dari area penginapan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
meng
next Thor ❤️
2023-02-13
0