Menyusu

Happy reading

Setelah selesai makan sarapannya Shena dan Varo pamit untuk ke tempat kerja masing-masing.

Sedangkan ayah dan kedua Kakak laki-laki Sena masih berada di rumah itu. Mereka ingin menghabiskan waktunya bersama keluarga, apalagi saat mereka semua sedang mengumpul seperti ini.

Varo dan Shena keluar dari rumah itu menuju mobil Varo yang terparkir di halaman rumah besar itu. Sampainya di depan mobil, Varo membukakan pintu mobil untuk Shena. Shena yang diperlakukan seperti itu pun tersentuh, perlakuan sederhana yang membuat ia senang.

Shena bagaikan orang yang sangat diperhatikan jika seperti ini. Apalagi Shena yang notabene adalah orang baru dalam hidup Varo.

"Makasih," ucap Shena tersenyum ke arah Varo kemudian ia masuk ke dalam mobil itu.

"Hmm."

Setelah menutup pintu mobil, Varo langsung mengitari mobil itu dan masuk ke dalam mobil.

"Jangan lupa pakai sabuk pengamannya," ucap Varo yang melihat Shena belum memakai sabuk pengamannya.

Sedangkan Shena yang baru sadar, pagi ini belum memompa ASI itu langsung pucat. Bagaimana jika ASInya merembes keluar nanti?

Dengan terpaksa Shena langsung mengambil sabuk pengaman dan memakainya. Ia sudah merasa jika dadanya sudah penuh.

"Ahh malu banget kalau gue ngomong sama dia," batin Shena menahan rasa ngilu yang ada di dadanya.

Kenapa juga ia bisa lupa dengan apa ya g sudah menjadi kebiasaannya. Kenapa ia sampai lupa memompa ASI miliknya sendiri hah.

Apa terlalu senang?

"Shen, kamu kenapa kok kayak pucat gini?" tanya Varo meletakkan tangannya ke kening Shena.

"Eh gak apa apa kok," jawabnya dengan senyum.

Varo yang mendengar itu tentu tak percaya, karena Shena seperti menahan sesuatu yang membuat Varo khawatir ada yang sakit.

"Bilang sama aku kenapa kamu seperti menyembunyikan sesuatu dari aku? Apa?" tanya Varo yang tak suka jika Shena berbohong seperti ini.

"Aku gak bisa cerita sekarang, aku harus cepat sampai butik," ucap Shena yang tak bisa menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya. Apalagi mendengar Varo berbicara seperti ini membuat ia enggan karena dada yang tadinya ngilu berubah menjadi sakit.

"Asshh ayo jalan."

"Cerita dulu baru aku jalankan mobil ini," ucap Varo yang sangat keras kepala.

"Aku jelasin di butik, ayo aku udah gak tahan," jawab Shena dengan air mata yang sudah mengenang di sudut matanya.

Karena tak tega melihat Shena yang hampir menangis, Varo pun akhirnya menjalankan mobil itu menuju ke butik dengan kecepatan sedang cenderung cepat.

Bayangan berangkat bersama dengan romantis itu kini harus musnah karena Shena yang tak bisa menahan sesuatu dalam dirinya sendiri.

Akhirnya mereka sampai di depan butik Shena, wanita itu langsung keluar dari mobil dan berlari menuju ruangannya. Untungnya di ruangan kerjanya itu ada alat untuk memompa ASI miliknya.

Tanpa Shena sadar Varo mengikuti Shena masuk ke butik itu. Dan sampailah ia di depan pintu ruangan yang tadi di masuki Shena.

"Shen, aku masuk ya," ucap Varo membuka pintu ruangan itu.

Ceklek

Dan betapa terkejutnya Varo saat melihat Shena sedang memompa ASI itu. Dan herannya kenapa ada susunya?

Shena yang melihat itu cukup terkejut tapi mau bagaimana lagi. Ia sudah terlanjur tak tahan dengan semua ini, ia hanya pasrah jika nanti Varo membatalkan perjodohan ini.

"Shen kamu udah bisa ngeluarin ASI?" tanya Varo yang membuat Shena hanya mengangguk.

"Kamu udah nikah? Kamu udah punya anak?" tanya Varo yang tak bisa mengalihkan pandangannya dari apa yang sedang Shena lakukan.

"Belum bahkan aku belum pernah menikah," jawabnya menyandarkan badannya di sofa itu.

"Tapi?"

"Kelebihan hormon," jawab Shena dengan lirih.

Malu sekali ia mengakui apa yang selama ini ia rasakan pada Varo.

Pada dasarnya, Varo menyukai susu itu langsung mendekat ke arah Shena dengan senyum tanpa lupa menutup dan mengunci pintu itu.

"Jadi kamu belum menikah kan? Apalagi punya anak?"

"Belum. Sekarang kamu sudah tahu apa yang terjadi dengan aku. Aku menyerahkan semua keputusan ini pada kamu, aku gak apa apa kalau kamu tidak ingin meneruskan perjodohan kita. Lagipula siapa yang mau dengan wanita yang kelebihan hormon seperti aku?"

Shena memejamkan matanya seraya memompa ASI itu. Ia sudah mendapatkan setengah dari botol susu sedang itu.

Varo yang mendengar itu mendadak tak suka, ia belum memutuskan apapun untuk semua ini. Kenapa tiba tiba Shena pasrah saja dengan apa yang dia alami?

Varo mendekat ke arah yang sedang memompa ASI itu. Ia mengambil pompa ASI itu dengan pelan yang membuat Shena membuka matanya.

"Kenapa?"

"Aku gak mau susu kamu mubazir kalau semua kamu taruh kesini," ucap Varo menatap lapar susu itu.

"Terus?"

"Aku minta boleh kan daripada mubazir?" tanya Varo dengan wajah melasnya. Belum juga Shena menjawab, Varo sudah mulai mendekatkan dirinya ke arah dada itu.

Shena menatap tak percaya pada Varo yang kini tengah menyu*u padanya. Kenapa bisa laki laki gagah nan tampan ini menyusu seperti bagi seperti ini.

Jika dilihat lihat seperti ini, Varo malah mirip seperti seorang bayi yang sedang menyus* pada ibunya.

Rasa geli yang disebabkan oleh Varo itu membuat Shena meremat bantal sofa yang ada di sampingnya.

Varo yang baru merasakan nikmatnya susu asli itu, merasa hari ini adalah hari yang paling membahagiakan. Apalagi ia juga sudah hampir kehabisan stok susu di mobil.

Dan kalian harus tahu bahwa Varo tidak bisa jauh dengan yang namanya susu. Tak ada yang tahu hal ini selain Radit. Bahkan kedua orang tua serta adiknya juga tak tahu jika ia memiliki kebiasaan seperti ini.

Setelah berberapa menit dan susu itu sudah habis, Varo menarik wajahnya dari dada yang sangat menggoda dirinya itu. Pantas saja selama ia bertemu dengan Shena kemarin dan sebelum sebelumnya Shena memakai pakaian yang tebal.

Shena hanya ingin menutupi dadanya agar tidak terekspos dengan jelas. Jika memakai baju longgar kan, ia bisa menutupi dadanya.

Varo menatap Shena dengan lembut, kemudian ia mengambil susu yang ada di botol itu. Tak lupa juga ia melepas pompa yang masih menempel disana.

Tanpa menunggu persetujuan Shena, Varo langsung meminum susu itu sampai habis. Shena yang melihat itu terkejut, seraya menutup dadanya yang tadi terbuka.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!