Happy reading
"Sangat indah, sekarang aku tahu kenapa kamu selalu memakai baju kebesaran saat kita bertemu," ujar Varo mengelus benda itu dari luar kain busa.
"Aku malu memiliki dada besar, entah ini keajaiban atau apa. Tapi aku malu," jawab Shena berusaha menutup dada sintalnya.
"Tapi aku suka sayang, harusnya kamu bangga memiliki dada besar seperti ini," ucap Varo melepas kaitan bra itu.
Dan tersembullah dua benda besar itu di hadapannya. Shena yang malu itu hanya mampu memalingkan wajahnya.
Varo tahu Shena malu tapi dia sangat menginginkan susu yang alami dari Shena. Jika tidak mungkin ia akan lemas seharian.
"Jangan malu hanya aku yang melihat ini bukan orang lain. Aku calon suamimu sayang," ucap Varo menatap wajah Shena.
"Mas mau nyus* atau enggak, lama banget. Shen kedinginan nih," ucap Shena mengeratkan selimutnya.
Akhirnya dengan bahagia Varo men*usu pada Sena yang notabenenya adalah calon istrinya. Entah kenapa susu Shena sudah menjadi candu sejak tadi pagi.
Sena menahan rasa geli dari dadanya dengan tangannya merambat kasur empuk yang ia tempati. Varo yang memperlakukannya dengan lembut hingga tak menyakiti dadanya, bahkan Shena memiliki rasa yang aneh saat Varo seperti ini.
Plup
"Elus rambut aku yank," rengek Varo dengan mata sayu. Laki laki itu tampak menikmati apa yang sedang dilakukannya.
Senam menuruti perkataan Varo untuk mengurus rambutnya yang tebal dan hitam. Sekarang sekarang Shena sudah cosplay menjadi ibu yang sedang menyusui anaknya.
Shena juga wanita dewasa yang membutuhkan hal-hal yang berbau in*im tapi ia tak mau melakukan hubungan suami istri jika belum sah menjadi suami Varo.
"Mas, pelan pelan aja ya. Nanti dadaku merah kalau kenceng kenceng," ucap Shena seraya menahan geli yang ada di dadanya.
Varo tak mendengarkan ucapan Shena, laki-laki itu masih asik dengan aktivitasnya meng***o* dada sang kekasih.
Akhirnya setelah beberapa saat baru melepaskan mulutnya dari dada Shena yang sudah memerah karena ulahnya.
"Huhh Mas udah?" tanya Shena dangan lembut. Wanita itu sedari tadi menahan suaranya agar tidak keluar yang akan menyebabkan Varo kehilangan akal dan menyentuhnya.
Deg
Varo melihat sudut bibir Shena berdarah, iya bingung kenapa bibir pink alami milik Shena bisa berdarah padahal tadi masih baik-baik saja.
"Ini kenapa berdarah?" tanya Varo menyentuh bibir bawah Shena yang berdarah.
"Gak apa apa kok," jawab Shena mengelus rambut Varo yang ada di atas dadanya.
Tak mungkin kan Sena bilang jika ia menggigit bibir bawahnya hanya untuk ia tidak mengeluarkan suaranya. Wanita itu cukup malu mengakui jika ia juga teran*sang dengan apa yang dilakukan Varo.
Varo melepas kemejanya dan melemparnya begitu saja. Kemudian ia duduk dan memperhatikan sudut bibir yang berdarah itu.
"Kamu tadi gigit bibir kamu ya?" tanya Varo dengan selidik. Kenapa ia bisa tahu karena dibawa bibir itu terdapat bekas sobekan seperti digigit, dan siapa lagi yang menggigit kalau bukan Shena.
"Hemmm."
Shena mengangguk dengan pelan, lebih baik mengakui jika seperti ini. Tanpa ia jawab pasti Varo sudah tahu jika ia yang menggigit bibir bawahnya itu.
"Hais kenapa juga kamu gigit hmm, pasti sakit kan. Kalau kamu mau mengeluarkan suara juga itu gak apa apa, aku gak akan larang," ucap Varo mengambil kotak P3K yang ada di nakas. Entah kenapa juga tersedia kotak P3K padahal ini hanya penginapan biasa.
Varo membuka kotak itu dan betapa terkejutnya Shena melihat banyak sekali kon*om yang masih baru berada di sana. Varo yang melihat itupun langsung mengambil obat untuk mengobati bibir bawah Shena.
Walau otak Varo sudah traveling saat melihat banyak alat kont***epsi itu. Ia sudah membayangkan bagaimana jika ia memakai benda itu dan mengambil apa yang menjadi kehormatan Shena.
Tapi dengan cepat ia menepis semua pikiran jelek itu, dan langsung mengobati bibir Shena yang sobek karena digigit.
"Nanti kalau aku keluar suara kamu jadi pengen," jawab Shena dengan pelan.
Varo yang tengah mengobati luka bibir itu langsung menghentikan aktivitasnya. Kemudian ia tersenyum, dan melanjutkan kembali mengobati bibir bawah Shena.
"Lain kali jangan digigit ya bibirnya. Kalau memang kamu gak mau keluarin suara, kamu gigit tangan aku juga gak apa apa," ujar Varo dengan lembut.
Shena mengangguk malu, sedangkan Varo yang sudah selesai mengobati bibir Shena itu mengembalikan obat yang ada di tangannya ke kotak P3K.
"Udah selesai, mending kita istirahat dulu. Hujan juga masih sangat deras, aku gak mau pulang kalau hujan gini. Gak enak banget kalau nyetir sambil hujan hujanan," ucap Varo yang kembali membuat Shena diam dan malu karena tanpa Varo sadar laki laki itu mengajaknya tidur bersama.
Shena mengambil guling berwarna putih itu dan meletakkannya di tengah tengah kasur itu.
"Ini batas kita, awas aja kalau kamu sampai melanggar pembatas ini," ucap Shena yang sudah mulai berbaring dan menarik selimut yang ada di sana.
Sedangkan Varo menatap guling itu dengan tatapan tak suka. Ia hanya ingin tidur, dengan memeluk tubuh Shena yang hanya memakai bra itu.
"Hmm kalau gak khilaf," jawab Varo ikut membaringkan tubuhnya.
Dengan posisi Shena membelakangi Varo yang sedang menghadap ke punggung Shena karena tanpa Shena sadar guling itu sudah Varo pindah dengan perlahan.
"Ya Allah apa ini cobaan sebelum kami menikah?" tanya Varo dalam hati menatap punggung polos itu.
Sangat bersih tanpa ada noda noda yang menempel disana. Karena memang Shena sangat pembersih orangnya. Varo mengamati punggung itu yang hanya terdapat 2 tahi lalat kecil saja.
Ingin rasanya Varo mendekap tubuh itu, dan membiarkan kulit mereka menempel. Tapi Varo yakin jika saat ini Shena belum tidur.
"Kamu udah tidur?" tanya Varo pada Shena.
"Belum."
"Tidur aja, jangan takut aku gak akan apa apain kamu," ucap Varo dengan lembut.
Akhirnya tak lama setelah itu, Shena sudah terlelap dengan nyaman. Tanpa membalikkan badannya. Sedangkan Varo yang menunggu Shena tertidur itu mulai mendekatkan ke arah Shena dan memeluk perut gadis itu dari belakang dengan sangat lembut.
Varo dan Shena tidur dengan posisi Varo yang memeluk gadis itu dari belakang. Sedangkan Shena tetap saja memunggungi Varo, karena ia juga tak sadar jika Varo memeluknya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments