Perkara Susu

Happy reading

"Mas, kenapa kamarnya gini?" tanya Shena pada Varo yang sedang menggantung jasnya di gantungan baju.

Pasalnya kamar yang ada di depannya ini bukan mirip kamar penginapan melainkan kamar pengantin. Dengan banyak bertebaran bunga mawar dan lilin aroma terapi jangan lupakan handuk yang membentuk angsa sedang berciuman di tengah kasur.

"Niat banget yang punya penginapan," gumam Shena. Tapi tak ayal ia juga sangat menyukai kamar ini walau sedikit menganggu penglihatannya jika berantakan seperti ini.

"Itung itung simulasi jadi pengantin baru, sayang," jawab Varo yang menahan tawa melihat ekspresi sang kekasih.

"Tapi ini berlebihan, Shen malah gak nyaman kalau tempat tidur yang kayak gini."

Varo melepas kancing lengan kemejanya dan melipat hingga siku. Shena berjalan masuk dan menutup pintu.

"Mas gak mau mandi dulu?" tanya Shena melihat Varo sudah berjalan menuju ranjang.

"Gak sayang, airnya dingin."

Shena yang tak tahu harus berbuat apa itu langsung, berjalan menuju kursi yang ada di sana dan mengambil ponselnya.

"Sayang kenapa duduk disitu?" tanya Varo yang menginginkan Shena untuk ikut berbaring bersamanya.

"Mas, semua ini belum boleh dilakukan. Kita ini masih tahap kenalan, seharusnya nggak boleh ada di satu kamar seperti ini," ujar Shena yang membuat Varo mengangguk.

"Tapi aku gak mau kamu disitu, kamu gak kedinginan hmm. Udara yang masuk sangat dingin sayang," ujar Varo dengan paksa.

Merasa ucapannya tidak dianggap oleh Shena akhirnya Varo bangkit dari baringannya dan berjalan menuju gadis itu.

Varo berjalan menuju sofa, dan duduk di samping Shena.

"Kamu bicara gitu seperti tidak ingat apa yang tadi pagi aku lakukan ke kamu? Itu juga dosa sayang, tapi mau gimana lagi. Apa aku minta Papa dan Ayah untuk mempercepat pernikahan kita?" tanya Varo dengan nada menggoda.

"Mas, aku gak mau nikah tanpa cinta?"

"Hei, pepatah pernah mengatakan jika cinta berjalan seiring berjalannya waktu. Lagipula kita sudah saling suka satu sama lain, dan tak lama mungkin aku akan mencintai kamu begitupun sebaiknya," jawab Varo yang membuat Shena malu.

Shena tak bisa lagi berkata kata, wanita itu mulai menatap Varo yang sedang memegang tangannya itu. Ia tak tahu kenapa Varo sering sekali menggenggam tangan kecilnya.

"Kalau kamu seakan memberi jarak dengan aku, bagaimana cinta itu bisa muncul hmmm. Apa aku harus mendekatimu dengan cara ekstra sedangkan kamu hanya duduk diam dan mengamati aku? Kita juga harus bekerja sama sayang."

"Ya sudah, aku juga sudah kedinginan dari tadi. Tapi aku gak enak sama kamu yang udah baring dulu, tapi jangan apa apain aku ya," ucap Shena dan dianggukkan oleh Varo.

"Cuma peluk aja kok."

Laki laki 31 tahun itu tanpa ragu mulai memeluk tubuh Shena dari belakang. Kemudian mengiringnya ke kasur putih itu. Tapi sebelum naik ke atas kasur Shena lebih dahulu membersihkan kelopak bunga mawar merah dan putih itu dan juga mengambil handuk yang tadi berbentuk angsa tadi dan menggantungnya.

Dan selama itu Varo tetap menatap Shena yang sedang membersihkan banyak kelopak bunga itu. Bahkan ia tadi tak rela melepas pelukannya pada Shena.

"Sayang, kelopak bunga itu gak ada bikin kamu gatal gatal kok."

"Tapi aku risih lihatnya, mending kalau selimut aja yang ada di sini. Emangnya kita manten baru apa?" jawab Shena melepas sepatunya.

"Haiss awas aja kalau nanti kita nikah terus kamu buang bunga bunga yang ada di kamar. Aku gak akan melepaskan kamu sampai pagi," ancam Varo yang membuat Shena menatap tak percaya Varo.

Ada ada saja Varo ini, orang dibersihkan kok malah gak boleh. Sedangkan Varo beda lagi, laki laki itu merasa kamar yang ada kelopak bunga mawar itu sangat indah dan juga terkesan romantis.

Varo dan Shena naik ke atas kasur dan menarik selimut itu. Memang enak kalau hujan hujan gini tidur sambil kelon. Tapi sepertinya Shena dan Varo belum boleh melakukan hal itu.

"Shena sayang," panggil Varo yang membuat Shena menatap Varo.

"Kenapa?"

"Kapan aku bisa minum susu lagi?" tanya Varo yang membuat Shena mendesah pelan. Kenapa laki laki itu masih saja ingat dengan dirinya yang bisa mengeluarkan ASI. Dan lagi kenapa ia lupa membawa pompa ASI tadi.

Varo memang tak bisa lama lama tak meminum susu. Apalagi terakhir kali ia minum susu itu tadi pagi, dan sekarang sudah waktunya ia minum lagi.

"Kenapa? Mas Varo mau susu? Shen beliin mau?" tanya Shena menatap Varo yang sepertinya sangat tidak mood.

"Sekarang udah waktunya aku minum susu, Sayang."

"Hah, dibeliin aja ya?"

Varo menarik tangan Shena kemudian ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku gak mau kamu pergi," jawab Varo dengan manjanya mulai menyentuh dada Shena.

"Mas," peringat Shena yang tak memperbolehkan Varo berbuat yang tidak tidak.

Varo kesal, karena apa yang ia ingin tak ia dapatkan. Kemudian ia membalikkan badannya pertanda ia sangat kesal dengan Shena.

Ini sudah pukul 11 siang, dan Varo sangat tak bisa lama lama untuk tidak meminum susu. Tapi ia juga tak mau Shena keluar dari kamar itu.

Dan jika ia belum minum susu, ia akan gampang badmood dan tak ada yang bisa menghentikan itu kecuali susu. Apalagi kalau ia sedang stress obatnya ya hanya susu.

Tapi kalian harus ingat, Varo tidak meminta susu wanita lain. Ia selalu meminum susu kemasan yang ada di kamar atau di kantornya.

Bahkan Varo bisa menghabiskan 15 sampai 20 kotak susu dalam sehari dari pagi sampai malam ketika ia akan tidur.

Shena yang melihat Varo memunggunginya itu merasa bersalah. Apa karena ia tak memberikan susu saja membuat Varo semarah itu.

"Mas Varo marah?" tanya Shena memegang pundak Varo.

"Jangan pegang pegang kalau gak mau kasih susu," ucap Varo dengan aksi ngambeknya.

Entahlah kenapa Shena merasa laki laki yang ada disampingnya ini bukanlah Varo yang sering ia dengar sangat arogan dengan wajah temboknya itu. Malah ini terlihat sangat konyol dengan aksi ngambek karena tak dikasih susu.

Apa ini sisi lain Varo, bahkan jika rekan bisnis Varo tahu kenyataan ini. Pasti mereka akan menertawakan Varo.

"Ya sudah, kalau emang Mas maksa. Shen mau aja nen in Mas Varo. Tapi udah ya ngambeknya, Shen gak tahu harus apa kalau gini," ucap Shena yang membuat Varo langsung membalikkan badannya menghadap Shena.

"Serius mau?" tanya Varo dengan wajah berbinarnya.

"Iya Mas, tapi jangan lama lama ya. ASI aku kayaknya juga belum keluar banyak," jawab Shena yang membuat Varo langsung menarik resleting dress itu.

Bersambung

Tenang tenang, habis ini Varo mode manja yak.

Terpopuler

Comments

Junifa

Junifa

sifatnya varo lucu banget😄

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!