Happy reading
Setelah menghabiskan susu yang ada di botol itu. Varo langsung menatap Shena seakan meminta penjelasan dari wanita itu.
"Bisa jelaskan?"
Huhhh
"Aku kelebihan hormon hingga membuat ASI yang ada di dalam dadaku bisa keluar walau aku belum menikah dan punya anak."
"Emang bisa begitu ya?" tanya Varo bingung. Kenapa ia baru tahu jika seorang wanita bisa mengeluarkan susu tanpa melahirkan.
"Bisa, hal ini bermula saat aku ditinggal menikah dulu. Aku depresi hingga memutuskan untuk mengonsumsi berbeda obat. Dan hingga akhirnya saat aku sudah mulai berhenti mengkonsumsi obat itu, dadaku bisa mengeluarkan ASI. Saat aku ke rumah sakit aku di nyatakan terkena galaktorea."
"Jadi artinya?"
"Artinya aku harus memompa ASI ku sendiri dan menyumbangkannya ke panti asuhan yang memang membutuhkan ASI ku. Tapi sekarang ASI nya udah gak ada karena kamu minum," jawab Shena yang membuat Varo tersenyum.
"Habisnya hari ini aku belum minum susu sih. Dan susu kamu enak, manis aku sangat suka dengan susu asli milikmu," jawab Varo dengan jujur.
Rasa ASI milik Shena sangat berbeda dengan susu yang selama ini ia minum, dan ia sangat menyukainya. Varo memang lebih suka susu daripada kopi ataupun teh.
"Kamu suka susu?" tanya Shena yang sedikit kaget dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Hmm sepertinya aku harus memang harus jujur dengan apa yang selama ini aku sembunyikan dari kamu," ujar Varo dengan lembutnya ia menyelipkan anak rambut di belakang telinga Shena.
"Apa?" tanya Shena yang tak sabar.
Varo tersenyum dan mengambil ponselnya, ia akan mengatakan pada Shena. Laki laki itu ingin mengatakan pada Sekretarisnya agar menghandle pekerjaannya karena hari ini ia tak bisa pergi ke kantor.
"Kenapa kamu gak ngantor?" tanya Shena menatap bingung Varo.
"Mau disini aja sama kamu, lagian hari ini cuma pertemuan biasa nanti. Radit bisa menghandle nya sendiri," jawab Varo dengan senyum manisnya meletakkan ponsel Varo di atas meja.
"Hmm."
"Katanya mau cerita?" ucap Shena yang membuat Varo terkekeh. Masih ingat saja tentang cerita dirinya itu.
Ia tak yakin Shena akan merespon baik tentang apa yang akan ia katakan. Ia harus memakai muka tebal agar tidak malu saat menjelaskannya nanti.
"Sebelum aku cerita, aku mau denger kamu panggil aku Mas seperti tadi malam," ucap Cari yang membuat wajah Shena memerah.
Melihat Shena diam, Varo malah gencar menggoda Shena yang masih malu.
"Ayo dong, katanya gak boleh manggil nama. Mana panggilan Masnya?" tanya Varo lagi.
"Ayo mas pengen denger loh, Adek panggil Mas," ujar Varo lagi.
Akhirnya Shena yang tak tahan dengan godaan Varo itu langsung menatap Varo yang makin gencar menggoda. Apalagi tangan laki laki itu juga mulai tak bisa dikondisikan.
"Iya Mas, katanya Mas mau cerita. Jadi mau cerita apa?" tanya Shena dengan lembut. Hal itu membuat senyum Varo mulai terbit dengan sendirinya.
"Janji kamu jangan tertawa saat aku memberi tahu kamu ini. Ini mungkin akan menjadi aib ku yang aku percayakan pada kamu," ucap Varo dengan senyum tipisnya.
"Heem."
"Sebenarnya aku itu suka dengan segala jenis susu. Aku tahu ini sedikit tidak normal, bahkan mungkin kamu akan berpikir kenapa susu? Kenapa tidak minuman lain?" tanya Varo yang membuat Shena seakan ingin tertawa tapi ia tahan.
"Aku tahu ini menggelikan di usiaku yang sudah 31 tahun tapi masih suka dengan susu. Tapi itulah kenyataannya aku masih menyukai susu hingga saat ini, dan hari ini juga aku merasa lebih puas meminum susu daripada sebelum-sebelumnya. Itu karena susu milikmu, Shen," tambah Varo yang membuat Shena lagi lagi malu.
"Dan untuk ucapanmu tentang perjodohan itu aku menerima dengan lapang dada. Bahkan aku merencanakan untuk mempercepat lamaran kita serta pernikahan ini," jawab Varo yang lagi lagi membuat jantung Shena berdetak tak nyaman jika seperti ini.
"Tapi aku," belum selesai Shena menjawabnya, Varo lebih dahulu menyela ucapan Shena.
"Aku tak masalah dengan apa yang kamu alami. Lagipula aku menyukainya," jawab Varo dengan senyum manisnya.
"Mungkin setelah ini aku yang akan mengambil susu darimu," jawab Varo dengan senyum mesumnya.
Siapa yang tak suka jika diberi susu asli dari sumbernya. Bahkan yang paling penting adalah susu itu lebih bergizi untuk dirinya yang sudah tua ini. Mmm bukan tua sih sebenarnya tapi matang.
"Jadi artinya apa?"
Varo tersenyum dan mendekat ke arah Shena yang sedang menatapnya. Bisa ia lihat jika perempuan itu memang sangat cantik jika dari dekat seperti ini. Ahh makin tak sabar untuk menjadikan Shena miliknya. Apalagi ia mendengar jika Shena banyak yang mengejar bahkan berlomba untuk mendapatkan hati wanita ini, entah itu dari kalangan atas ataupun yang dari kalangan sederhana.
"Aku menerima perjodohan ini dengan ikhlas, aku juga sudah menaruh kagum padamu sejak pertama kita bertemu dulu. Dan mungkin ini adalah jalan dari Allah agar kita bisa bersama," jawab Varo dengan senyum manisnya.
Deg!
Deg!
Deg!
"Aku berharap kamu juga memiliki jawaban yang sama," ujar Varo menatap mata Shena dengan dalam.
Shena terdiam, ia mencari jawaban dari mata Varo yang tengah menatapnya. Dan ia mendapatkan kejujuran dari mata hazel itu.
"Sebenarnya aku juga sudah menyimpan rasa kagum padamu, tapi aku masih terlalu malu untuk mengakuinya. Apalagi aku yang punya sedikit kelainan ini," ucap Shena yang kali ini malah membuat Varo ingin sekali memeluk tubuh Shena saat ini.
"Itu berarti?"
"Aku juga menerima perjodohan ini. Apalagi usiaku yang sudah bukan lagi seperti anak ABG," jawab Shena dengan senyum manis.
"Aku bahagia mendengarnya, bisakan aku memelukmu. Sebagai tanda jadian kita?" tanya Varo dengan senyum manisnya.
"Jadian?"
"Heem, mulai hari ini kita jadi pasangan kekasih. Walau masih awal sih, kita juga belum terlalu kenal tapi aku ingin kita saling berbagi kisah dalam hubungan ini," ucap Varo yang membuat Shena lagi lagi mengangguk dan tersenyum.
"Ya."
Akhirnya keduanya saling memeluk dengan posisi mereka masih duduk di sofa itu. Shena maupun Varo saling mendengar suara detak jantung masing masing hingga membuat keduanya makin larut dalam pelukan itu.
"Mas, udah ya pelukannya. Aku sesak," cicit Shena dengan malunya.
Varo yang mendengar itu langsung melonggarkan pelukannya dan mengecup kening Shena.
"Hmm, bagaimana jika untuk merayakan hari jadian kita ini. Hari ini kita jalan jalan?" ajak Varo yang sudah memutuskan untuk bolos kerja hari ini.
"Aku lagi banyak kerjaan, Mas. Gak bisa bolos gitu aja," jawab Shena dengan lembut.
"Kan ada sekretaris dan manager kamu. Lagian aku udah ambil bolos loh hari ini masa cuma disini aja hmm?" tanya Varo dengan wajah melasnya.
Melihat wajah itu akhirnya Shenapun mau saja di ajak keluar oleh Varo. Hanya untuk memperingati hari jadian mereka katanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments