Sarapan Bersama

Happy reading

Kringggg

Jam weker milik Shena berdering sangat kencang menunjukkan pukul setengah lima pagi.

Wanita berusia 29 tahun itu mulai menggeliat dan mematikan jam weker yang ada di nakas dekat tempat tidurnya.

"Euggghh."

Shena mulai mengerijabkan mata indahnya dan mulai duduk. Ia menatap jam yang ada di ponselnya ternyata ada berberapa pesan masuk salah satunya dari Varo. Entah jam berapa laki laki itu bangun, yang jelas pada pukul setengah empat pagi itu Varo sudah mengirimkan pesan pada Shena.

Varo

Jam 6 aku sampai di rumah kamu.

Anda

Oke

Setelah membalas pesan dari Varo, Sena langsung bangkit dari tempat tidurnya menuju kamar mandi hanya untuk mencuci muka dan gosok gigi.

Setelah selesai mencuci muka Shena langsung keluar dari kamar mandi. Wanita berusia 29 tahun itu keluar dari kamar menuju dapur. Sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi ia memasak untuk keluarganya, begitun dengan Bunda Dena.

Sampai di dapur Sena melihat Bunda dan kakak iparnya sedang masak bersama dengan canda dan tawa.

Setiap pagi dapur rumah mereka tak pernah sepi, entah itu ada kedua kakak iparnya atau pun tidak. Karena hampir setiap pagi Shena selalu bersama Bunda.

"Loh Bun. Kak Nindi mana Bun?" tanya Shena saat sampai disana.

"Udah suruh istirahat aja karena tadi pagi dia muntah muntah. Mungkin karena kandungannya yang masih muda, dan kakak kamu juga harus ekstra menjaga mantu Bunda itu," jawab Bunda seraya menggoreng tahu.

"Bunga juga mana, Bun?" tanya Shena lagi yang membuat Laila menggeleng. Setiap ia berada di rumah utama milik keluarga suaminya, Sena selalu bertanya banyak jika pagi hari.

Laila juga tahu sebab kenapa Shena belum menikah sampai saat ini. Dan ia berharap agar adik iparnya itu segera mendapatkan jodoh yang lebih baik dari yang sebelumnya. Laki laki yang menghianati Shena itu, akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah.

"Bunga masih di kamar mandi tadi, soalnya Bunda ketuk gak nyaut dia," jawab Bunda yang membuat Shena menangguk.

"Kak lagi buat apa?" tanya Shena pada Layla yang sedang berkutat dengan pisang yang ada di sana.

"Mau buat kripik pisang, buat teman ngemil nanti. Lagian stok pisang juga masih banyak, daripada gak memakan nanti," jawab Laila yang dianggukkan oleh Shena.

Melihat semua sudah selesai dibuat hanya tinggal menggoreng tahu saja. Akhirnya Sena membantu kakak iparnya untuk mengupas pisang dan mengirisnya.

"Nanti di goreng apa di oven kak?" tanya Shena.

"Oven aja Shen. Kakak gak mau nanti malah banyak lemak, lagian lebih sehat di oven daripada di goreng," jawab Laila yang membuat mereka mengangguk.

"Apalagi Bunda sama Ayah sudah gak muda, kita harus sebisa mungkin membuat sesuatu yang tidak membuat mereka sakit," tambah Laila mulai mengiris buah pisang yang ada di sana dan meletakkannya dalam loyang.

"Betul betul."

Mereka bertiga mulai menyiapkan makanan dan juga cemilan agar semuanya matang dengan bersamaan.

****

Setelah semua makanan sudah tertata di atas meja, mereka bertiga langsung masuk ke dalam kamar masing-masing.

Shena yang harus berangkat kerja pagi ini juga harus mandi dan berdandan.

"Oh udah jam 6 aja, pasti Varo sudah di jalan," gumam Shena yang sudah dari kamar mandi dengan menggunakan handuk kimono berwarna pink yang tadi ada di kamar mandi.

Wanita itu berjalan menuju walk in closed, dan mengambil pakaian yang cocok untuk dirinya.

Sampai di depan lemari pakaian itu Shena mulai bingung memilih baju yang akan ia gunakan. Biasanya hasilnya tidak seperti ini Shena adalah wanita yang simple dalam berpakaian tapi entah kenapa hari ini dia menjadi bingung hanya untuk berangkat bersama Varo.

Akhirnya keputusan terakhirnya berada pada dress selutut berwarna maroon dengan lengan pendek.

"Kenapa gue jadi mikirin baju gini ya? Padahal cuma berangkat bareng, Shen. Bukan untuk kencan."

Shena mengumpati dirinya sendiri yang terlalu bodoh memilih baju. Padahal biasanya ia adalah wanita yang sangat simpel, ke kantor papanya atau ke butiknya sendiri saja sering ia memakai celana jeans dipadukan dengan kaos dan cardigan panjang saja.

Setelah selesai memakai dress maroon miliknya, Shena langsung berjalan menuju meja rias untuk memoles sedikit wajah dan bibirnya.

Entah kenapa hari ini ya seperti bukan Shena seperti biasanya. Apa ini karena baru akan menjemputnya dan mereka akan berangkat bersama.

"Astaghfirullah kenapa sih gue hari ini, bah kayak bukan gue aja," gumam Shena.

Tapi gadis itu terus melanjutkan aktivitasnya merias diri. Shena bukan wanita polos yang tak tahu apa-apa tentang make up dan teman teman.

Setelah selesai memakai dan lipstik, Shena langsung bangkit dari duduknya dan mengambil tas kecil yang ada di atas meja. Jangan lupa juga ia mengambil tas yang berisi berkas berkas penting kerja sama dengan berberapa perusahaan.

Shena keluar dari kamar yang sudah ia rapikan tadi, ia tak ingin kamarnya dibersihkan oleh pelayan jika ia sendiri masih bisa ia bersihkan.

Sampainya di meja makan Shena langsung duduk di samping kakak iparnya. Wanita itu tak sadar jika ada laki-laki lain yang ada di meja makan itu.

"Sayang kamu gak mau menyapa calon suami kamu?" tanya Bunda mengambilkan nasi untuk suaminya.

Deg

Shena tak sadar jika ada ayah, kedua kakak laki-laki dan satu adik laki lakinya. Kemudian ia mulai mengangkat kepalanya dan menatap sekitar.

Dan benar saja Varo sudah duduk di kursi dekat Gazi. Laki laki itu tampak tersenyum tipis ke arahnya. Kemudian Shena juga membalas senyuman itu dengan tipis.

"Udah lama sampai?" tanya Shena pada Varo.

"Baru aja sampai," jawab Varo dengan senyum manisnya.

Mereka yang mendengar ucapan Varo yang terkesan lembut itu membuat mereka heran apalagi senyum manis yang jarang mereka lihat.

"Bisa senyum juga lu," ujar Leon dengan ketusnya.

Leon dan Varo pernah terlibat konflik hingga membuat keduanya tampak canggung dan menjauh. Walau semua itu sudah terselesaikan, tapi tetap saja rasa kesel masih ada dalam hati masing-masing.

"Gue juga manusia."

"Udah udah ayo makan aja, nanti malah dingin gak enak dimakan," ucap Bunda melerai kedua anak anaknya yang akan beradu mulut.

Mereka memulai sarapan paginya dengan nikmat, Shena yang baru pertama kali sarapan bersama keluarganya dan juga baru itu terlihat canggung. Apalagi notabene Varo adalah orang yang dijodohkan dengannya kemarin malam.

Keduanya tampak saling mencuri pandang dan juga tersenyum beda lagi dengan Varo yang tersenyum manis, Shena yang tersenyum malu.

Dan semua itu tak luput dari tatapan kedua orang tua Shena, mereka tahu jika kedua anak anaknya itu memiliki rasa satu sama lainnya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

baiq fathiyatirrohmi

baiq fathiyatirrohmi

lanjut Thor 👌👌👌 ku sukkkaaaa 🥰🥰🥰 seeeemangattttttt 💪💪💪

2023-01-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!