Happy reading
Tak terasa hari sudah mulai malam, keluarga Varo juga sudah pulang. Bunga juga memutuskan untuk menginap karena paksaan dari Bunga Dena yang tak ingin calon menantunya kenapa napa dijalan. Walaupun ada Gazi yang bisa saja mengantarkan. Tapi entah kenapa Gazi malah setuju dengan apa yang diucapkan sang Bunda.
Sedangkan Shena sudah kembali ke kamarnya, karena ia juga masih banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan.
Kakak kakaknya juga sudah masuk kamar masing masing, karena mereka juga memutuskan untuk menginap saja apalagi anak anak sudah tertidur.
Dan kini hanya tersisa Bunga dan Gazi yang masih berada di depan televisi. Tak lupa stik game yang ada di tangan mereka masing masing.
Sedikit unik memang, jika biasanya pacar itu akan melarang kekasihnya untuk bermain game sampai larut tapi ini apa. Bunga malah ikut ikutan bermain hingga lupa waktu.
"Shittt aku kalah lagi, jadi apa yang kamu mau?" tanya Bunga melempar stik game yang ada di tangannya dan membaringkan tubuhnya di karpet bulu itu.
Gazi yang melihat itu hanya tersenyum, ia meletakkan stik game miliknya dan meletakkan tangannya di sisi Bunga. Hingga posisinya kini Gazi mengungkung tubuh Bunga yang sedang berbaring.
"Gak banyak kok sayang, aku mau kamu tidur sama aku malam ini," jawab Gazi tersenyum lembut ke arah Bunga yang nampaknya gugup dengan posisi mereka saat ini.
"Gak mau, nanti kamu macem macem lagi. Mau aku aduin sama Bunda hah?" ancam Bunga yang membuat Gazi makin melebarkan senyumnya.
"Boleh aja sih, biar kita cepat cepet dinikahin," ujar Gazi mengelus pipi sang kekasih.
Hal itu tentu saja membuat Bunga menggeleng, ia belum mau menikah muda. Nanti impiannya menjadi seorang dokter bagaimana kalau ia menikah?
"Aku masih mau jadi dokter, kamu juga katanya pengen lulus dan jadi dokter dulu bareng aku. Kenapa malah mau nikah aja sih?" tanya Bunga yang tak habis pikir dengan Gazi.
"Soalnya kamu ngangenin buat dipeluk, aku jadi pengen terus meluk kamu kalau lagi tidur," jawab Gazi mengecup pelan bibir Bunga yang sangat candu untuknya.
"Dosa ih," ujar Bunga langsung mendorong dada Gazi hingga membuat Gazi yang tak siap itu terjengkang ke belakang untungnya masih ada karpet bulu.
"Ini udah ke 3 kalinya kamu cium bibir aku ya. Aku gak akan maafin kamu kalau kamu masih kayak gini," ucap Bunga bangkit dan menatap Gazi yang hanya tersenyum.
"Manis banget bibir kamu, kamu tadi makan banyak gula ya?" tanya Gazi yang tak nyambung dengan apa yang diucapkan Bunga.
"Ih gak nyambung, mending kita tidur. Aku gak mau disini terus, nanti kamu ngapa ngapain aku lagi," ujar Bunga berjalan mematikan televisi itu.
"Enggak sayang, aku cuma mau peluk doang kok," bantah Gazi yang selalu menahan dirinya agar tidak berbuat lebih pada Bunga.
"Bener ya."
"Heem, kalau aku langgar kamu boleh hukum aku besok pagi," jawab Gazi dengan mantap.
Akhirnya sungai menganggap dan memperbolehkan Gazi untuk tidur bersamanya. Bunga yakin Gazi bisa menahan dirinya, karena selama 6 bulan ini laki laki itu selalu memperlakukan dirinya dengan baik.
Bahkan bisa dibilang Gazi sangat menjaganya, walau diawal hubungan mereka tak baik karena hasil perjodohan tapi semua itu berjalan lancar sekarang. Gazi tak bisa jauh jauh dari Bunga begitupun sebaliknya, mereka juga berada dalam fakultas yang sama hingga mudah jika ingin bertemu.
Gazi bahkan sangat berterima kasih pada Bunda dan Ayahnya yang sudah menjodohkan dia dengan wanita sebaik dan secantik Bunga.
Mereka berdua berjalan beriringan dengan tangan saling bertaut menuju kamar Gazi yang ada di lantai dua. Tepat di tengah jalan menuju kamarnya, Gazi dan Bunga mendengar suara suara dari kamar kakak keduanya siapa lagi kalau bukan Leon yang membuat bulu mereka berdiri.
"Ahhh Daddy... Dadd."
"Sstt jangan berisik Mom, nanti anak kita bangun."
"Tapi dad ahh kamu nakalhh ahh Dad..."
Dengan cepat Gazi menarik tangan Bunga yang hanya bisa menyembunyikan raut wajah merahnya agar tak terlihat oleh Gazi.
"Cepat masuk kalau kamu gak mau telinga kamu ternodai lagi," ucapnya langsung menghidupkan peredam suara di kamarnya.
"Huhhh."
"Dasar gak ngaklak, udah tua masih aja main kuda kudaan," gumam Gazi yang kini kesal dengan Kakak keduanya itu.
Bunga yang melihat Gazi cemberut dan dengan kesal menggerutu itu langsung mengunci kamarnya dan memeluk tubuh Gazi dari belakang.
"Mereka masih muda, Ga. Jadi mungkin mereka ingin membuat adik buat Gery," jawab Bunga yang tak mau Gazi terus terusan menggerutu tak jelas.
"Ih mereka bikin aku jadi pengen sayang, ihh lihat aja besok aku akan memberi mereka pelajaran," ucap Gazi melepas pelukan itu dengan pelan.
"Aku ke kamar mandi bentar kamu langsung tidur aja ya, jangan lupa pakai baju piyama yang ada di lemari aku. Aku gak mau kamu tidur pakai dress ini," ucap Gazi dengan lembut.
Gazi memang sengaja membeli baju baru untuk Bunga. Siapa tahu gadisnya itu ingin menginap jadi ia tak perlu repot keluar dari rumah hanya untuk membeli baju. Sungguh calon suami idaman, padahal umurnya masih 20 tahun.
"Heem, makasih."
Cups
"Sama sama cantik, gih ambil piyamanya terus bobo hmm."
Bella mengambil piyama yang ada di lemari sedangkan Gazi berlalu menuju kamar mandi.
****
Tak lama Gazi keluar dari kamar mandi dan melihat Bunga sudah memakai baju piyama dengan lengan pendek.
"Kok belum tidur?" tanya Gazi melihat Bunga yang masih membuka buku buku kedokteran yang ada di atas meja tadi.
"Gak bisa tidur, perlu pembiasaan kayaknya," jawab Bunga menatap tulisan yang ada disana.
"Hahaha kamu bucin banget ya, sampai foto aku ada di dalam buku tebel ini?" tanya Bunga mengambil selembar foto yang ada di tengah buku besar itu.
Gazi tersenyum seraya memegang tengkuknya, ia merasa malu saat Bunga sendiri yang menemukan foto itu.
Kemudian Gazi memeluk tubuh Bunga yang sedang duduk di kursi itu. Dan meletakkan dagunya di pundak Bunga.
"Aku suka ngantuk sendiri kalau disuruh ngelihatin tulisan yang buat pusing itu. Jadi aku taruh aja foto kamu disini, biar aku makin semangat belajarnya," jawab Gazi yang membuat Bunga tertawa.
Apakah itu artinya Bunga dijadikan alat untuk membuat Gazi tak tidur di kelas. Alasan yang membuat perutnya geli.
"Ya ya ya aku percaya."
Gazi menutup buku itu dan mengajak Bunga itu tidur, jam sudah menunjukkan pukul 11 lebih dan mereka besok juga ada kelas walau tidak satu jurusan.
Cups.
"Good night my love, happy nice dream," bisiknya setelah mengecup kening Bunga.
"Happy nice dream juga Gazinya Bunga," jawab Bunga membalas kecupan Gazi tapi dipipi. Hal itu sudah cukup membuat mereka tertidur nyenyak.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments