Menerima Perjodohan

Happy reading

"Dengar Shena, saya tidak memiliki seorang kekasih ataupun wanita hebat selain mama dan adik perempuan saya."

"Jadi, maksudnya?" tanya Shena dengan gugup.

"Jujur saya sudah memikirkan tentang perjodohan ini sedari tadi. Saya memikirkan mungkin ini sudah waktunya saya menikah. Umur saya juga sudah tak muda lagi untuk bermain-main dengan yang namanya hubungan," jawab Varo.

"Dan saya menerima perjodohan ini," tambahnya yang kembali membuat rasa di jantung Shena ingin keluar.

Varo menatap Shena dengan senyum tipisnya, jujur saja Varo tak menyangka jika Shena lah yang dijodohkan dengan dirinya. Pantas saja Radit mengatakan jika wanita yang dijodohkan dengan dirinya sangat cantik.

"Tapi apa alasan Anda menerima perjodohan ini?" tanya Shena yang belum puas dengan jawaban Varo.

"Hufftt sebenarnya saya sendiri belum pasti dengan perasaan saya saat ini. Tapi satu yang harus kamu tahu, umur kita sudah lebih dari cukup untuk menikah. Dan juga saya ini membuat kedua orang tua saya tak lagi pusing memikirkan anaknya yang belum menikah," jawab Varo dengan mantap.

Shenapun mengangguk benar apa yang dikatakan oleh Varo. Ia juga berpikir begitu, apalagi wanita seperti dirinya yang seperti tak laku dan sering diejek perawan tua. Walaupun Shena memiliki wajah yang cantik tapi ia tak menggunakan kecantikannya untuk berbuat hal yang baik.

"Saya setuju dengan ucapan Anda dengan umur saya yang memang sudah cukup untuk menikah. Tapi saya tidak mau menikah karena terpaksa, saya hanya ingin menikah sekali seumur hidup saya," ucap Shena yang sudah tak menatap mata Varo lagi.

"Apa kita jalani saja hubungan ini, jika dalam satu bulan belum ada rasa diantara kita. Lebih baik kita putuskan saja perjodohan ini, tapi jika dalam satu bulan ini sudah ada rasa walau hanya sedikit dalam hati kita. Maka kita harus tetap melanjutkan perjodohan ini," ucap Varo yang membuat Shena sedikit bingung.

"Tidak ada salahnya dicoba," jawab Shena dengan senyum.

"Deal, satu bulan dari sekarang," ucap Varo mengulurkan tangannya pada Shena.

Entah perasaan apa yang ada di dalam diri mereka, keduanya merasakan nyaman jika seperti ini. Tanpa Shena sadari sejak pertama bertemu dulu, Varo sudah memiliki rasa kagum dengan Shena yang sudah bisa mengembangkan bisnisnya sampai ke luar kota bahkan nyaris ke luar negeri.

Shena tersenyum kemudian membalas uluran tangan Varo. Laki laki yang usianya 2 tahun di atasnya itu.

"Deal," jawab Shena dengan senyum manisnya.

Bahkan Varo yang melihat senyum manis dari Shena itu tertular untuk tersenyum dengan manisnya. Shena yang melihat senyum Varo untuk pertama kalinya itu terpana, senyum itu sangat manis apalagi ditambah wajahnya yang hanya disinari cahaya bulan dan lampu di kolam.

"Ya Allah, nikmat mana lagi yang engkau dustakan," batin Shena yang masih mengagumi senyum manis Varo.

Apa benar laki-laki ini adalah Alvaro Nendra Alfarizqi, laki-laki dingin yang menjadi idola sejuta umat di dalam negeri ini karena ketampanan dan kekejamannya di dunia bisnis?

Sepertinya rumor yang beredar itu tidak tepat karena laki-laki yang ada di depannya ini tidak ada tanda-tanda jika Varo itu kejam. Yang ada laki laki yang ada di depannya ini sangatlah menawan dan tampan itulah kebenarannya.

Berberapa saat keduanya saling tersadar oleh apa yang sedang mereka lakukan. Pegangan tangan mereka terlepas, Varo dan Shena sama sama salah tingkah dengan apa yang baru saja mereka lakukan. Pegangan tangan dengan tatapan yang saling mengagumi.

"Tapi beneran kan, Anda tidak memiliki pacar?" tanya Shena dangan muka serius.

"Saya tak ingin disebut cewek perebut pacar orang. Tolong jangan permainkan hubungan perjodohan ini, dalam satu bulan ini adalah hal yang penting dalam hidup saya. Saya tak mau gagal menikah untuk kedua kalinya," ujar Shena lagi.

"Saya tidak memiliki pacar ataupun apapun itu, hanya kamu wanita yang saya terima di setiap perjodohan yang dilakukan Mama dan Papa saya. Dan yah saya juga tak mau bermain main saja," jawab Varo yang membuat Shena mengangguk dengan lega.

"Baiklah."

"Emm bisakah kamu jangan memanggil saya dengan formal. Kita bukan hanya sekedar partner kerja tapi juga kamu adalah wanita yang sudah dijodohkan oleh saya."

"Anda juga memanggil dengan saya."

"Ya sudah mulai hari ini kita sepakat untuk memanggil aku kamu ya. Ini adalah awal hubungan kita," ujar Varo dengan senyum tipis yang entah sudah berberapa kali dalam semalam ia tersenyum seperti ini.

"Oke, mulai hari ini sa-aku akan memanggil Anda dengan kamu," jawab Shena yang dianggukkan oleh Varo.

Setelah memutuskan itu mereka berdua langsung berjalan masuk dengan jalan beriringan. Shena dan Varo saling tersenyum, bedanya Shena yang tersenyum cerah sedangkan Varo hanya tersenyum tipis.

Bisa bisa jika ia mengumbar senyum lebarnya, Toni dan Viola akan mengolok-olok dirinya. Karena yang bisa membuat dirinya seperti ini maka dia adalah wanita yang sangat spesial dan istimewa karena bisa membuat senyum di wajahnya terlihat lagi.

Akhirnya mereka sampai di ruang tamu, mereka semua melihat ke arah kedua anak mereka.

"Bagaimana jawaban kalian setelah berbicara berdua?" tanya Mama Sindi pada kedua anak itu.

"Iya Nak, bagaimana jawaban kalian? Kalian menerima perjodohan ini kan?" tanya Bunda Dena pada mereka.

Varo dan Shena saling pandang kemudian menganggukkan kepalanya pertanda bahwa mereka setuju dengan apa yang sudah direncanakan.

"Kamu menerima perjodohan ini, tapi Shena dan Varo memutuskan untuk menjalaninya selama satu bulan. Jika dalam satu bulan tidak ada rasa apapun diantara kami, maka keduanya boleh memutuskan perjodohan ini untuk tidak diteruskan," jawab Varo yang membuat mereka terkejut tapi juga menyetujui.

Karena pernikahan tanpa ada cinta diantara keduanya itu sama saja menikah tanpa adanya hati yang dibawa. Hal itu akan membuat pernikahan yang ada hambar dan banyak yang gagal.

"Maaf semuanya, tapi kami hanya ingin menikah karena saling mencintai. Bukan karena keterpaksaan saja. Jadi tolong perbolehkan hal ini," tambah Shena pada mereka. Anak ketiga dari pasangan Bunda Dena dan Papa Andre itu tampak serius mengatakan hal itu.

Shena hanya ingin pernikahan nanti langgeng seperti pernikahan Oma dan Opanya, dan juga seperti Bunda dan Ayahnya.

"Kami setuju kok dengan keputusan kalian ini. Kami juga sadar kalian perlu beradaptasi satu sama lain, dan yah Ayah yakin kalian bisa saling mencintai," jawab Ayah Andre yang dianggukkan mereka.

Akhirnya perbincangan mereka tentang perjodohan kini sudah selesai, jam masih menunjukkan pukul 8 malam lebih. Bunda dan Ayah mengajak mereka semua untuk makan malam bersama walau sudah jam segini.

Viola, Shena, Nindi (Istri Leo, kakak pertama Shena) Laila (Istri Leon, kakak kedua Shena), dan Bunga (Pacar Gazi, adik Shena) juga makin akrab sebagai teman. Mereka juga sudah saling bertukar nomor ponsel agar mempermudah jika ingin saling menghubungi.

Bersambung

Terpopuler

Comments

baiq fathiyatirrohmi

baiq fathiyatirrohmi

mantapppp 👍👍👍 ku nanti slalu cerita serruumu Thor 🥰🥰🥰

2023-01-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!