Happy reading
Tak terasa 2 jam lebih, Shena dan Varo tertidur dengan posisi yang sangat menguntungkan Varo. Laki laki itu berhasil memeluk Shena dengan menyingkirkan guling sialan itu.
Dan sialnya, Shena yang terbangun terlebih dahulu. Wanita itu terkejut saat ada tangan kekar yang memeluk perutnya.
Bahkan Shena bisa merasakan tubuh mereka saling menempel. Seketika ia terdiam membatu saat merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, ada sesuatu yang menusuk pahanya. Kenapa ia jadi takut seperti ini jika Varo berbuat lebih.
"Astaga apa ini, kenapa menusuk pahaku seperti ini. Gak mungkin kan Mas Varo bawa tusuk," ucap Shena dalam hati dengan gusar.
Bukannya Shena tak tahu apa yang menusuk pahanya. Sena bukan gadis baru gede yang tak tahu akan hal itu. Dia adalah wanita dewasa yang pasti tahu akan hal-hal yang akan menjurus ke sana.
Dengan sangat pelan Shena menyingkirkan tangan kekar itu dari perutnya, tapi bukannya lepas malah semakin erat memeluk perutnya yang polos tanpa memakai apa apa.
"Ahh Mas, sesak nih," ucapnya lirih saat perutnya terasa tertarik.
"Hmm."
Varo yang masih tertidur itu malah meletakkan wajahnya di punggung Shena dengan memeluk erat perut itu. Bahkan kaki Varo kini sudah berada di atas paha Shena. Bayangin aja sendiri gimana posisinya, pokoknya begitu.
"Astaga ini orang apa gajah, berat banget sih. Kalau gini caranya aku gak bisa lepas," gumam Shena dengan tangan yang memegang tangan Varo.
"Mas."
"Hmm."
"Bangun dulu Mas, aku sesak," ujar Shena yang akhirnya memberanikan diri untuk mengatakan hal ini.
"Bentar Ma, Varo masih mimpi indah. Nanggung," jawab Varo dari alam bawah sadarnya.
Kebiasaan laki laki itu memang selalu memeluk guling dengan kaki yang di letakkan di atas guling. Hal itu membuat tidurnya nyaman dan sangat membantu hingga membuat Varo selalu bangun pagi.
"Mas Varo kira aku itu Mama Sindi apa ya, kan kalau gini aku gak bisa napas dengan baik dan benar," ujar Shena mencoba untuk membalikan badannya.
Akhirnya Shena berhasil membalikkan badannya bersamaan dengan bangunnya Varo karena terganggu dengan gerakan Shena yang sedari tadi mengusik tidur indahnya.
Deg
Mata keduanya saling bertatapan, bedanya kini Shena menatap Varo penuh dengan keterkejutan.
"Mas, kapan bangun?" tanya Shena dengan wajah kagetnya.
"Tadi saat kamu gerak gerak terus," jawab Varo semakin memeluk Shena bahkan laki laki itu dengan berani meletakkan wajahnya di dada sintal milik Shena.
"Mas, gak boleh gini."
"Terus bolehnya gimana?" tanya Varo dengan nada menggoda bahkan ia masih berada di belahan dada itu.
"Jangan di dada, gak enak."
Varo yang merasakan pergerakan Shena itu perlahan melepaskan pelukannya tapi sedetik kemudian Varo menggenggam tangan Shena dengan lembut.
"Kalau gini gak dilarang kan?" tanya Varo meletakkan tangan itu di atas dadanya.
"Hmm."
Jujur saat ini Shena sedang menahan nafasnya saat tangannya itu bersentuhan dengan dada Varo yang sangat keras dengan bentuk kotak kotak di perutnya yang sangat indah.
Shena baru pertama kali melihat laki laki dengan tubuh sebagus ini selain milik kakak dan Ayahnya karena, berberapa kali ia melihat kedua kakak dan Ayahnya nge-gym di rumah.
"Kenapa diam gini sih? Aku mau kamu pegang dada aku aja kok. Gak lebih, soalnya aku mau tidur lagi," jawab Varo yang tahu jika Shena sudah terpesona dengan perut dan dada miliknya.
"Mas gak malu tidur sama aku, gak pake baju? Pake peluk peluk aku lagi, aku masih gadis loh," ujar Shena mencoba untuk mengalihkan pandangannya dari ABS milik Varo tapi tak bisa, matanya seakan ingin ia menatap terus ABS itu.
"Kenapa mesti malu sih, sayang? Lagian sama pacar kita sendiri, lagian ini juga termasuk simulasi kita nanti saat nikah," jawab Varo membiarkan tangan Shena berada di atas dada.
Bahkan jika Shena ingin mengelus atau memegang dada dan perutnya yang sangat bagus itu juga diperbolehkan kok oleh Varo.
"Ih belum nikah juga, nanti kalau ada yang tahu gimana? Bisa bisa kita langsung dinikahin," ucap Shena dengan pelan, Shena ingin mengalihkan tangannya dari atas dada itu tapi rasanya ia tak mampu melepasnya.
"Gak apa apa kalau nanti kita dinikahin, biar sekalian aja. Aku langsung unb**ing kamu aja biar kita nikah hari ini juga," jawab Varo yang tak lagi memikirkan hal lain.
Bahkan ia tak memikirkan Mama dan Papa yang sedang menyiapkan pernikahan mereka.
"Aku gak mau kita nikah gara gara kamu lakuin hal terlarang itu sama aku. Aku mau nikah sama kamu karena sama sama cinta," jawab Shena melepaskan tangan putihnya.
Varo yang mendengar itu langsung tertawa, kemudian ia memeluk tubuh ramping itu hingga tubuh mereka saling menempel.
"Aku gak akan lakukan hal itu sebelum kita menikah, sayang. Kamu tahu aku dididik dari kecil untuk menjadi laki laki yang mencintai wanita dengan baik, karena Mama dan Papa yakin apa yang kita perbuat dimasa muda akan berimbas pada anak anak kita nantinya. Selain itu aku juga punya Mama dan Viola yang harus aku jaga dan aku cintai sebagai keluarga," ucap Varo seraya mengecup rambut Shena.
"Dan saat ini, kamu adalah wanita yang pantas aku jaga hingga nanti kita berpisah karena Allah sudah menuliskan maut kita. Entah jangan tanya kenapa aku bisa mengatakan hal ini, aku sudah merasakan getaran yang tak biasa dalam diriku saat bersamamu. Getaran itu berbeda saat aku bersama mantanku, kamu lebih spesial sayang. Aku tahu ini terlalu cepat tapi aku ingin mengatakan satu hal agar kamu percaya," ucap Varo terpotong kemudian ia melanjutkan lagi.
"Aku mencintaimu sayang, aku harap kamu bisa memiliki rasa yang sama seperti aku," jawab Varo dengan senyum manisnya.
Shena yang berada di dalam pelukan Varo itu tersenyum dengan gugup. Jantungnya juga berdetak kencang, bahkan kini jantung keduanya saling beradu saat tiduran seperti ini.
Apakah Shena juga merasakan hal yang sama, apa Shena juga mencintai Varo.
Shena akui jantungnya juga berdetak tak biasa jika bersama Varo. Hal itu tak pernah ia rasakan saat bersama mantannya dulu. Apa iya, sekarang Shena mencintai Varo? Secepat itu ia membuka hati untuk laki laki yang baru berberapa kali ia temui. Itupun sebagai rekan kerja.
"Mas beneran ngomong gitu? Aku takut Mas ngomong gitu cuma karena sudah pernah merasakan susu milikku," tanpa Shena dangan ragu.
Wanita mana yang tak ragu dengan ucapan cinta laki laki yang baru saja bersama berberapa kali itu. Bahkan hanya wanita bodoh yang dengan lapang dada menerimanya.
Iya kalau dia mencintai kamu dengan tulus, kalau cuma mencintai kamu karena tubuh. Dan Shena tak mau itu terjadi padanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments