Telaga Cinta

Happy reading

"Ini dimana?" tanya Shena menatap telaga yang sangat indah di depannya.

"Di telaga sayang, memangnya dimana?"

"Ih bukan gitu, soalnya aku baru pertama kesini. Ini dimana sih?" tanya Shena dengan penasaran.

"Gak jauh kok dari kota, kita cuma di pinggir aja. Lagian aku tahu tempat ini dari internet," jawab Varo menarik tangan Shena untuk ke arah ayunan yang ada di sana.

"Mumpung belum siang banget, kita duduk duduk aja disini. Lagian cuma disini spot foto paling bagus," ucap Varo dengan senyum manisnya.

Akhirnya Shena juga mengikuti Varo yang sudah duduk di ayunan itu. Wanita berusia 29 tahun itu tampak mengulas senyum melihat burung burung yang terbang bebas di atas sana.

"Kamu suka pemandangan disini?" tanya Varo.

"Suka. Apalagi perginya sama kamu, ups."

Shena yang keceplosan itu malah membuat baru senang bukan kepalang. Laki laki berusia 31 tahun itu tampak tersenyum saja walau didalam hati ia berjingkrak senang.

"Kamu ingin tahu nama telaga ini?" tanya Varo menatap telaga yang ada di depannya.

"Apa?"

"Telaga cinta, konon kata orang-orang telaga ini adalah telaga tempat bersatunya seseorang agar lebih mencintai satu sama lain," jawab Varo yang membuat Shena ingin tertawa.

"Serius sayang. Kata orang orang gitu," ujar Varo yang membuat Shena tertawa.

Di jaman yang super canggih seperti sekarang masih ada saja mitos-mitos seperti itu. Tapi baginya mitos yang paling mengerikan adalah mitos jika harus berpisah dengan pasangannya.

Apa berpisahnya dia dengan sang mantan itu karena ia pernah datang ke air mancur yang ada di Jawa Tengah dulu saat ia masih SMA?

"Kamu masih percaya mitos-mitos seperti itu?" tanya Shena dengan tawanya.

Varo yang terpesona dengan tawa sang kekasih itu mulai tersadar dengan pertanyaan Shena.

"Itu si hanya kepercayaan orang-orang setempat saja, dan juga tergantung kepercayaan kita. Mau percaya boleh, mau nggak percaya juga boleh. Tapi jika mitos itu benar aku akan setiap hari ke sini," jawab Varo dengan senyum manisnya yang selama ini ia tunjukkan kepada Shena.

"Hmmm benar juga, tapi aku suka nama telaga ini. Indah banget sih udaranya juga masih sejuk," ujar Shena memejamkan matanya.

Suasana di sana memang sangat asri dengan ditumbuhi pepohonan pepohonan yang sangat rindang di sekitar telaga itu membuat siapapun yang ada di sana betah berlama-lama di telaga itu. Tak terkecuali She na gadis kota yang saat ini jalan-jalan ke telaga ini bersama sang kekasih.

Baru yang melihat kekasihnya senang itu tersenyum. Iya tapi saya lagi mengungkapkan kata-kata yang ada di dalam hatinya. Baru senang karena bisa membuat Shena nyaman dengannya.

Gruduk

Gruduk

Gruduk

"Sepertinya akan turun hujan? Terus kalau hujan kita gimana?" tanya Shena membuka mata kemudian menatap langit langit.

"Emmm mungkin di sekitar sini ada penginapan. Ini masih terlalu pagi untuk hujan, sayang. Lagian ini masih mendung, jadi tenang saja hmmm. Nanti kita pasti sampai di rumah dengan selamat kok," jawab Varo menenangkan Shena.

Baru tentu tak mau jalan-jalannya bersama Shena berakhir begitu saja karena hujan di daerah ini.

"Apakah sebaiknya kita pulang sekarang saja?" tanya Shena yang kini mulai resah.

Shena takut akan terjebak hujan di sini. Karena dulu saat ia camping Ia juga terjebak hujan hingga akhirnya sakit. Sena tak mau Varo ikut sakit karena hujan-hujanan.

"Ini masih terlalu pagi untuk pulang, Sayang."

"Tapi..."

"Ssttt sudah kalau hujan kan kita bisa meneduh di mobil dulu," jawab Varo yang memotong ucapan Shena.

Akhirnya Shena menurut apa kata Varo. Gadis itu kembali menikmati udara yang ada di depannya.

"Kamu gak ingin tanya apa gitu?" tanya Shena pada Varo.

"Ada sih, banyak malahan," jawab Varo yang membuat Shena langsung menatap Varo.

Baru mengambil tangan Sena yang ada di atas paha itu kemudian menggenggamnya.

"Berapa kali sehari kamu bisa mengeluarkan ASI?" tanya Varo yang tak jauh jauh dari kalimat yang menjerumus ke arah yang vulga*.

"Kenapa kamu tanya begitu?" tanya Shena pada Varo. Ia tak suka tapi lebih ke malu sih sebenarnya.

"Kamu tahu aku sangat menyukai susu kan?" tanya Varo dan dianggukkan oleh Varo.

"Soalnya aku suka sama susu kamu. Dan aku mau cuma aku yang minum susu kamu, itu g untung latihan kalau kita udah nikah," jawab Varo tanpa ada yang bohong dari setiap katanya.

"Ayo jawab sayang."

"Gak pasti sih, kalau aku makan makanan yang akan menambah hormonku maka aku akan lebih cepat mengeluarkan ASI. Tapi jika pola makan ku terjaga seperti biasanya aku hanya akan mengeluarkan 2-3 kali saja dalam sehari."

"Terus susunya kamu apakan?" tanya Varo pada Shena.

"Aku sumbangkan ke panti asuhan, kan disana ada bayi kecil daripada aku membuangnya lebih baik aku sumbangkan," jawab Shena dengan jujur.

"Mulai sekarang kamu gak boleh lagi menyumbangkan susu itu kesana. Karena hanya aku yang boleh minum susu kamu," jawab Varo pada Shena, ia tak mau berbagi susu yang kini sudah ia minum dan sekarang sudah sampai lambungnya.

Susu Shena memang tak semanis susu yang biasa ia minum. Tapi susu Shena memiliki cita rasa yang khas yang tak pernah ia minum sebelumnya. Bahkan cenderung membuat ia candu dan ingin meminum lagi, lagi, dan lagi.

"Dasar, ingat ya Mas. Kita itu belum halal, aku masih milik orangtuaku. Kamu juga milik orangtua kamu. Jadi jangan paksa aku buat ikuti kemauan kamu," ucap Shena dengan tegas.

Ia tak mau terlalu jatuh dalam pesona Varo jika ia belum menikah. Karena jika semua yang ada di hatinya tak sesuai dengan apa yang terjadi maka semua itu hanya akan menjadi penyakit saja.

"Tapi aku gak mau kamu bagi bagi susu, sayang. Aku maunya susu kamu aja, please hanya susu kok, daripada kamu harus susah ke panti," jawab Varo dengan melas.

"Kita belum halal."

Varo turun dari ayunan itu dan menarik tangan Shena hingga membuat wanita itu ikut turun.

"Please," jawab Shena dengan senyum manisnya.

"Tapi kita..."

"Please sayang."

Akhirnya saat melihat wajah melas milik Varo akhirnya ia luluh dan membiarkan apa yang menjadi keinginan Varo.

"Makasih sayang."

Saat ingin memeluk tubuh Sena yang ada di depannya tiba-tiba suara geledek terdengar ke pendengaran mereka.

Gluduk

Gluduk

Gluduk

Sepertinya semesta mendukung untuk keduanya tidak berpelukan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Junifa

Junifa

bukanya gak boleh ya harusnya kalau varo minum ASI Shena 🤔🥺

2023-02-02

0

baiq fathiyatirrohmi

baiq fathiyatirrohmi

lanjut Thor 👌👌👌 seeeemangattttttt dan pastinya bikin serruuu lagi🥰🥰🥰

2023-02-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!