Kejahilan Shakila

Bunyi bel terdengar menandakan sudah waktunya untuk istirahat setelah belajar dan mengasah otak beberapa jam lamanya.

Para siswa dan siswi langsung berhamburan keluar dari kelas ada yang langsung ke kantin, dan ada pula ke tempat lainnya yang berada dalam area sekolah. Begitupun dengan Shakila, serta yang lainnya.

"Gue ikut sama kalian!" ujar Shakila dengan santainya mengatakan ingin ikut dengan ketiga pemuda di depannya saat melihat ketiganya baru saja ingin keluar dari kelas.

Davin serta Kenta langsung memandang Al, mereka tidak tau apakah Al akan membiarkan perempuan itu ikut atau tidak.

"Kamu sama aku saja Shakila," cetus Amira yang tiba-tiba menyerobot sembari memegang tangan Shakila dengan senyumnya.

Shakila tersenyum smirk saat mendengar ucapan Amira.

"Baiklah." Shakila langsung mengiyakannya dengan cepat.

Saat melihat Al dkk sudah pergi, Amira langsung menarik tangannya dari Shakila.

"Heh kenapa lo udah mau akhiri akting lo?" bisik Shakila saat melihat Amira menarik tangannya apalagi menepuk-nepuk tangannya yang sudah menyentuh Shakila.

"Eh, enggak kok. Dan siapa bilang sih aku akting, aku udah berubah kok. Aku beneran minta maaf yah atas kejadian sebelumnya termasuk kemarin," ujar Amira dengan wajah sedihnya.

"Sudahlah males gue, ayo ke kantin!" ujar Shakila lalu berjalan duluan untuk ke kantin.

Amira yang melihat itupun menatap tajam serta mengepalkan tangannya melihat punggung Shakila.

"Kok kamu masih mau aja sih Amira sama babu itu! Bagaimana pun kan dia juga beda level sama kita, kamu jangan terlalu baik lah sama perempuan kaya dia!" cetus Aurel sembari menatap jijik punggung Shakila yang berjalan ke luar dari kelas.

"Sudahlah Aurel, ayo kita ke kantin," ajak Amira dengan kepura-puraannya.

Setelah sampai ke kantin, Amira dan Aurel sangat kaget saat melihat meja di depan Shakila yang dipenuhi dengan makanan yang banyak.

"Ayo, Amira sini!" ajak Shakila dengan melambaikan tangannya serta teriak memanggil Amira.

"Amira ini-"

"Sudahlah, ayo!" Amira memotong perkataan Aurel lalu mengajaknya untuk ke meja yang sama dengan Shakila karena ia tidak mau kalau Shakila berubah pikiran lalu mendekati gebetannya.

"Ayo dimakan," ujar Shakila sembari mulai memakan makanan yang sudah tersedia di depannya dengan lahap ia tidak peduli dengan sekitar.

Aurel menatap jijik cara makan Shakila yang satu suapan langsung banyak dan memakai tangan.

"Bisa nggak sih lo tuh makannya jangan seperti itu, lagian ada sendok kenapa harus pakai tangan terus gitu sih, mood makan gue kan jadi terganggu juga!" gerutu Aurel dengan nada kesalnya.

'Benar itu, ckck dasar cupu! Cara makannya saja seperti itu menjijikkan!' batin Amira yang diam-diam menatap jijik Shakila juga.

"Sudahlah Aurel, mungkin Shakila sedang kelaparan karena tidak sarapan tadi," ujar Amira menahan Aurel yang ingin menggerutu lagi.

"Astaga, Amira kamu terlalu baik nggak sih!" ujar Aurel dengan nada kagumnya.

Shakila tidak peduli dengan itu, ia tetap makan dengan lahapnya. Setelah beberapa menit Shakila pun selesai makan.

"Loh kalian nggak makan? Yah makanan yang gue pesan udah habis yah, sorry kalian bisa pesan lagi okey," ujar Shakila pura-pura merasa bersalah.

"Eh, nggak apa-apa kok Shakila." Amira berusaha menjawab dengan tetap tersenyum.

"Yaudah gue duluan pamit yah ke kelas," ujar Shakila lagi.

Amira hanya mengangguk, berbeda dengan Aurel yang menatap jengkel Shakila.

"Bu, yang bayarin semua pesanan ku Amira yah Bu dan ya sekalian katanya Amira juga akan bayar semua belanjaan teman di kantin khusus hari ini!" teriak Shakila dengan senyum jahilnya.

"Wah beneran itu?" bisik salah satu orang di kantin dengan semangatnya.

Ibu kantin hanya menaikkan jempolnya membalas ucapan Shakila.

Setelah mengatakan hal itu, Shakila langsung pergi meninggalkan kantin begitu saja. Shakila meninggalkan Amira yang kelimpungan mendengar ucapan Shakila.

"Terimakasih yah Amira, baik banget deh," cetus yang lainnya.

"Makasih yah, bisa makan puas gue hari ini," kekehnya lalu memesan makanan.

Amira melotot kaget dengan kejadian yang tiba-tiba ini.

"Amira.. serius kamu traktir semuanya?" tanya Aurel yang ikutan kaget mendengar ucapan Shakila.

Amira menelan salivanya kasar mendengar ucapan temannya. "I.. iya," jawab Amira dengan terpaksa karena ia tidak mau imagenya rusak karena ulah Shakila.

Sementara di meja lainnya yang berada di pojok, dua orang pria tengah tertawa dengan puasnya.

"Hahaha bisa-bisanya Shakila berpikiran seperti itu lagi mana traktir seisi kantin lagi," ujar Davin dengan ketawanya yang lebar.

"Shakila memang ada-ada aja tingkahnya, untung bukan lo itu hari yang di suruh traktir seisi kantin!" ujar Kenta juga yang tertawa puas juga sedari tadi. "Bangkrut tuh cewek itu!" lanjut Kenta dengan tawa kerasnya.

"Atau jangan-jangan Shakila memang tidak punya uang?" tanya Davin setelah menetralkan tawanya yang keras tadi.

"Maybe, terserah lah yang penting puas gue lihat cewek itu yang selalu mencoba cari muka depan Al di jahili oleh Shakila," kekeh Kenta dengan wajah senangnya.

'Tidak punya uang? Mansion orang tuanya saja lebih besar dari milik pria tua itu!' batin Al yang sedari tadi hanya diam mendengarkan semua perkataan temannya.

Davin mengalihkan pandangannya ke Al yang hanya diam saja seperti biasanya.

"Al, lo kan udah berapa kali tuh bicara sama Shakila. Jadi mungkin lo tau, Shakila emang nggak ada uang yah?" tanya Davin dengan penasarannya.

Al hanya mengedikkan bahunya menjawab pertanyaan Davin, "Cari tau sendiri!" ujar Al kemudian.

Setelah mengatakan hal itu, Al pun berdiri lalu melangkah duluan untuk meninggalkan kantin.

*****

Al bukannya ke kelas, tetapi malah ke rooftop dimana memang biasanya di tempat itu mereka bertiga nongkrong jika ada mata pelajaran yang tidak masuk atau pun guru rapat.

Saat membuka pintu rooftop Al melihat siluet perempuan yang dari belakang nampak familier dengannya.

"Kenapa ada perempuan di tempat ini?!" gumam Al dengan menaikkan alisnya satu.

"Eh, siap-"

Kenta langsung menutup mulut Davin yang ingin bicara.

Davin melotot melihat tingkah Kenta yang langsung menutup mulutnya yang mengakibatkan dirinya tidak jadi bicara.

"Huss! Lo nggak merasa familier apa dengan perempuan di sana!" bisik Kenta dengan ketusnya.

Al meninggalkan kedua temannya yang sedang saling berbisik itu, lalu berjalan menghampiri perempuan yang seenaknya masuk ke tempat miliknya.

"Aahhhkkk." Tiba-tiba perempuan itu berteriak kencang dengan menutup matanya serta merentangkan tangannya.

Al serta kedua temannya kaget mendengar teriakan dari wanita itu yang tiba-tiba. Terutama Al yang melihat wanita di depannya merentangkan tangannya tepat di samping tebing.

Al pun langsung mendekat dengan cepat. "Gila lo mau mati apa?!" ketus Al sembari langsung menarik perempuan itu dengan kencang.

Terpopuler

Comments

Mery Trizmiza

Mery Trizmiza

lanjut

2023-02-18

1

Yoni Hartati

Yoni Hartati

lanjut semangat ...

2023-02-17

0

ririn

ririn

semangt upnya thor

2023-02-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!