Shakila berjalan santai mengikuti pelayan yang mengarahkannya ke tempat seseorang yang dikatakan Nyonya oleh pelayan itu.
Mesya melirik ke belakang dengan tatapan kesalnya melihat Shakila berjalan santai bukannya buru-buru seperti biasanya. Tapi, Mesya tidak ingin berkomentar biarlah sekalian ia bisa mengadukannya ke Nyonya-nya nanti.
Akhirnya Shakila dan Mesya sampai di ruang keluarga dimana seluruh keluarga Narendra tengah berkumpul kecuali Shakila yang baru saja datang.
Shakila menatap mengamati keempat orang di depannya yang terdiri dua pria dan dua wanita yang tengah duduk santai menonton televisi bersama.
"Selamat malam Tuan, Nyonya, Tuan Muda, dan Nona. Saya sudah membawa Shakila sesuai perintah Nyonya," ujar Mesya menunduk sopan.
"Kenapa lama ha?!" tanya seseorang yang dipanggil Nyonya itu dengan sinisnya. Ia adalah ibu tiri dari Shakila yang bernama Renata.
"Mohon maaf Nyonya, tapi tadi Shakila yang sengaja berjalan lambat Nya," adunya dengan smirk liciknya.
Renata menatap tajam Shakila yang ternyata tengah menatapnya juga dengan tajam. Renata terkejut melihat tatapan Shakila yang berani-beraninya menatapnya tidak seperti biasa yang hanya menunduk takut jika bertemu dengannya.
"Ada apa dengan tatapan mu ha! Berani-beraninya kamu menatap saya seperti itu!!" hardik Renata emosi melihat tatapan Shakila kepadanya.
"Ada apa dengan tatapan saya?" bukannya takut tetapi Aleena yang berada di tubuh Shakila malah berbalik menanyakan hal yang sama dengan perkataan Renata.
"SHAKILA!! Kamu mau saya hukum lagi ha!!" teriaknya dengan menekan kata Shakila di perkataannya.
"Hukum? Maksud anda menghukum saya seperti yang anda lakukan tiga hari yang lalu hmm?" tanya Shakila lagi menghiraukan kekesalan Renata dengan senyum serta tatapan tajamnya.
Renata mengepalkan tangannya karena sangat marah dengan keberanian Shakila yang berbeda dari biasanya.
"Ck hukum saja dia Mom! Bahkan, hukum dia lebih dari tiga hari yang lalu biar dia rasakan karena sudah berani membangkang perkataan Mom!!" cetus Amira yang akhirnya angkat bicara karena tidak dapat menahan kekesalannya juga melihat tingkah Shakila yang bahkan di depan Momnya berani membangkang.
"Shakila apa yang kamu lakukan ha dengan ibu kamu?!" ujar seorang pria paruh baya yang akhirnya juga angkat bicara, karena ikut merasa kesal dengan tingkah anaknya itu yang berani membangkang sekarang. Ia adalah Ayah dari Shakila yang bernama Herdi Narendra.
Shakila menatap tajam pria yang bernama Herdi itu.
'Jadi, dia Ayah br*ngsek itu? Yang bahkan tak layak untuk disebut Ayah!' batin Shakila menatap intens pria yang di labelinya Ayah br*ngsek.
"Ibu? Hmm, mohon maaf tubuh ini sudah tidak memiliki Ayah maupun ibu!!" tegas Shakila dengan tatapan tajamnya.
'Hah, untung gue bilang tubuh ini kalau gue bilang diri ini bisa berdosa gue sama Mom dan Dad yang masih hidup di Mansion,' batin Aleena yang ada di tubuh Shakila dengan menghela napas karena tidak salah bicara.
Shakila sibuk dengan pikirannya, berbeda dengan orang-orang yang ada di sekitarnya yang shock mendengar perkataan Shakila yang sudah sangat kurang ajar, bukan hanya itu sebab mereka semua tau bagaimana Shakila dulu yang tidak akan berani berkata kasar seperti itu. Tetapi, sangat berbeda dengan saat ini dimana Shakila berani terang-terangan tidak mengakui Renata bahkan Ayahnya sendiri juga yaitu Herdi.
Setelah menetralkan shocknya, Herdi berdiri dengan emosinya berjalan menghampiri Shakila yang masih sibuk dengan pikirannya.
Dengan emosi dan tatapan membaranya, Herdi pun ingin melayangkan tamparan ke wajah Shakila. Tetapi, berbeda dengan perkiraan Herdi kalau Shakila akan menangis minta ampun kepadanya. Saat Herdi melayangkan tangannya, Shakila pun langsung menangkap tangan itu dengan tatapan tajamnya yang menghunus tajam ke arah Herdi.
'Ck, orang tua asli gue aja belum pernah nampar gue, eh dia berani-beraninya mau nampar wajah cantik gue yah walaupun wajah ini milik Shakila sih!' batinnya lagi dengan berdecak kesal.
"Lepaskan tangan saya Shakila! Kamu mau jadi anak durhaka ha!!" teriak Herdi dengan emosinya, bahkan dada Herdi naik turun dengan kencangnya karena terlalu emosi dengan sikap Shakila yang tak biasanya.
Shakila terkekeh dengan perkataan Herdi, Shakila merasa lucu bukannya di sini dialah Ayah yang durhaka dengan anaknya. Dimana-mana Ayah yang bertanggung jawab pasti akan selalu ada untuk anaknya, selalu menyayangi, mendukung, dan melindungi anaknya, bukannya seperti Ayah di depannya ini yang saat tubuh Shakila disakiti, difitnah, dibullyng hanya menonton saja bahkan ia ikut memukul anaknya yang tidak bersalah apa-apa.
Shakila melepaskan tangan Herdi dengan kasar yang menyebabkan tubuh Herdi mundur beberapa langkah kebelakang.
"Jangan ucapkan perkataan itu lagi, anda sangat tidak cocok mengatakan itu!" ujar Shakila dengan wajah datarnya.
Lagi-lagi perbuatan dan perkataan Shakila membuat seisi Mansion yang melihatnya itu pun shock dibuatnya.
"Apa yang kamu lakukan dengan Papa ha!!" hardik anak tertua di keluarga Narendra sekaligus kakak tiri dari Shakila yang bernama Rian Narendra, sembari membantu menopang Ayahnya yang hampir jatuh karena shock dengan tingkah Shakila saat ini.
"Hah, kalian jangan lebay deh," ujar Shakila dengan helaan nafasnya merasa kesal melihat tingkah mereka semua yang terasa terlalu lebay di depannya. Shakila bahkan mengabaikan perkataan Rian yang kesal kepadanya.
"Udahlah, daripada kalian lebih jantungan lagi, lebih baik gue istirahat sekarang okayy. Jangan ganggu gue atau kalian akan tau akibatnya!" tegas serta ancam Shakila menatap satu persatu dengan tatapan yang menghunus tajam.
"Ho~am" Shakila menguap di depan semuanya, lalu berjalan santai ke kamarnya.
Yang lain hanya bisa melongo kaget melihat sikap tak biasa Shakila itu.
Setelah Shakila pergi, barulah mereka semua tersadar dengan apa yang terjadi sebenarnya.
"Mom, lihat kan tingkah dia aneh banget dan nyebelin banget. Amira nggak bohong kan sama Mom, dia itu berubah Mom bahkan tadi pagi juga memojokkan Amira dan Mesya di tembok!!" adunya kesal karena diperlakukan seperti itu oleh orang yang sangat dibencinya.
"Iya, dia kenapa bisa tiba-tiba berubah seperti itu!!" ujar Renata kaget. "Mom juga sangat kesal dan marah dengan sikapnya tadi!! Bagaimana dia bisa kurang ajar seperti itu dihadapan Mom, bahkan berani-beraninya mendorong Papa kamu!!" lanjutnya emosi lagi memikirkan apa yang terjadi barusan.
Herdi yang di buat shock dengan tingkah anaknya, bahkan terdorong kebelakang beberapa langkah pun terdiam saja. Walaupun di bantu duduk oleh Rian tetap saja ia masih terbengong diam.
"Pa! Papa ayo dong bertindak, masa dia berani-beraninya kurang ajar seperti itu ke kita!" ucap Amira memprovokasi Papanya.
"Iya Pa. Mom juga tidak terima dengan perlakuannya tadi yang kurang ajar seperti itu, bahkan dia tidak takut lagi sama Papa dan Mom!" ujar Renata yang ikut memprovokasi Herdi.
"Hah, iya baiklah besok akan Papa berikan dia pelajaran. Sebaiknya kita istirahat saja sekarang!" ucapnya mencoba menetralkan kekagetannya. Walaupun ia juga memang sangat kesal, marah dan tidak terima dengan perlakuan Shakila tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
ririn
semangt upnya thor
2023-01-29
1