Janji Aleena

Suasana hening dan gelap menyapa Aleena yang saat ini berada di tubuh Shakila. Bagaimana tidak tubuh yang ia tempati saat ini, yaitu Shakila walaupun ia merupakan putri kedua di rumah ini, tetapi kamar yang Shakila tempati adalah gudang yang tidak terdapat jendela, sehingga cahaya tidak dapat langsung masuk ke dalam kamar Shakila.

Aleena kembali memikirkan semuanya dengan tenang, ia juga teringat dengan kejadian yang di alami Shakila, sehingga membuat dirinya bisa masuk ke tubuh ini.

Flashback

3 hari yang lalu, Shakila tengah sibuk membersihkan dapur yang kotor. Ia sangat sibuk dengan pekerjaannya di dapur padahal ia baru saja pulang dari sekolah, tetapi ia tiba-tiba di panggil oleh Amira.

"SHAKILA KESINI CEPAT!!" teriak Amira dengan kencangnya memenuhi Mansion.

Shakila yang mendengar dari dapur teriakan dari Amira pun segera membersihkan tangannya lalu berlari kencang menghampiri tempat Amira yang ternyata berada di tangga paling bawah.

"Iya, Nona?" tanya Shakila pelan dengan menundukkan kepalanya.

"Nih, kerjain tugas gue. Ingat harus benar okay!" tegas Amira sembari memberikan bukunya ke tangan Shakila.

"Ba-" ucapan Shakila terpotong dengan ucapan seseorang yang baru saja memasuki Mansion.

"Shakila buatkan saya kopi!!" perintah seorang laki-laki yang memiliki badan yang tinggi tetapi sedikit gemuk dengan kemeja kerjanya yang masih terpampang di tubuhnya. Laki-laki ini adalah kakak tiri Shakila sekaligus anak tertua di keluarga Narendra.

"Shakila cuci baju saya sekarang juga, soalnya mau saya pakai besok. Ingat harus kering, kamu tau kan kalau sampai tidak kering!" perintah sekaligus ancam seorang wanita yang sudah nampak berumur dengan perhiasan yang bergelantungan banyak di tubuhnya serta makeup-nya yang nampak tebal. Wanita paruh baya itu memberikan pakaiannya yang ingin dicuci ke Shakila.

"Ka..kalau begitu saya buatkan tuan muda kopi dulu, lalu saya akan cuci pakaian Nyonya, baru saya kerjakan tugas dari Nona," ujar Shakila dengan pasrahnya, sebab ia bukan sekali dua kali mengalami hal ini.

"Ya, yah. Oh ya ingat jangan lupa juga masak buat makan malam dan bersihkan juga kamar kami dan taman!" perintah wanita paruh baya itu lagi dengan angkuhnya, seolah tidak melakukan kesalahan dengan menyuruh Shakila pekerjaan yang seharusnya bukanlah tanggung jawab Shakila.

"Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu," pamit Shakila lalu pergi dari tempat itu dengan matanya yang langsung berkaca-kaca saat tidak dilihat lagi oleh orang lain.

Inilah Shakila, ia hanya bisa menahan segala perasaan sedih, kecewa, dan amarahnya. Sebab Shakila tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut, karena Shakila tau kehidupan di luar sana tidak lebih baik dari hidupnya saat ini, tetapi di dalam hati terdalam Shakila masih berharap jika suatu saat nanti Ayahnya akan menyayanginya layaknya seorang Ayah menyayangi anak kandungnya seperti di luaran sana yang biasa di lihatnya.

Malam hari

Shakila terdiam larut dalam pikirannya yang selalu saja berandai-andai, menghayalkan sesuatu yang ia juga tau sulit untuk menjadi kenyataan.

"Shakila mana pakaianku sudah kering kan?!" tanya wanita paruh baya yang bernama Renata itu ke Shakila.

Pertanyaan itu membuat lamunan Shakila buyar dan tersadar akan kenyataan yang sebenarnya.

"Maaf Nyonya, pakaian Nyonya belum kering. Nyonya akan pakai besok kan? Besok pasti pakaian Nyonya sudah kering," jawab Shakila dengan menundukkan kepalanya seperti biasa.

"Loh bukannya saya bilang saya akan pakai pakaian itu malam ini!! Saya tidak mau tau pakaian itu harus kering saat ini juga!!" tegas Renata menatap tajam Shakila.

Shakila menatap wajah Renata dengan wajah bingung dan kagetnya. "Maaf Nyonya, tapi bukannya Nyonya bilang tadi besok kan? Tapi, pakaian Nyonya tidak bisa kering kalau saat ini, saya janji besok pakaian Nyonya pasti kering," ujar Shakila pelan.

"Saya bilang besok, tapi kan saat ini saya membutuhkan pakaian itu karena saat ini saya mau pakai pakaian itu ke acara yang di adakan orang penting!! Kamu tau kan orang penting, jadi kamu harus buat bagaimanapun caranya pakaian itu kering sekarang juga!!" hardik Renata dengan kerasnya.

Tubuh Shakila gemetar mendengar suara Renata yang keras kepadanya.

"Ta-"

"Auhhh Nyo...nya, sakit Nya," lirih Shakila dengan air mata yang sudah mulai keluar dari kelopak matanya karena merasakan sakit.

Renata tambah menarik keras rambut Shakila yang memang panjang karena Shakila jarang memotong rambutnya. "Kamu tau sakit huh?! Tapi kamu masih mau membantah!! Jadi, sekarang kamu bisa kan?!" tanyanya disertai ancaman.

Shakila menggelengkan kepalanya pelan, "Ta..tapi saya benar-benar tidak bisa Nya," lirih Shakila dengan tubuhnya yang gemetaran dan sakit.

"Auhhh Nya hiks hiks sa..kit, to..tolong lepaskan," mohon Shakila dengan air matanya yang sudah keluar dengan derasnya.

"Ck dasar anak manja!! Cih!" decih Renata lalu melepaskan tangannya dari rambut Shakila dengan kasar, hal itu membuat Shakila langsung terjatuh ke lantai dengan lumayan keras.

Bruk, suara jatuh Shakila.

"Te...terimakasih Nya," lirih Shakila dengan tubuhnya yang gemetar ketakutan serta kepalanya yang terasa berdenyut karena rambutnya yang ditarik keras dengan Renata.

"MESYA!!" teriak Renata memanggil salah satu pelayan yang lebih tua beberapa tahun dari Shakila.

"Iya, Nyonya. Ada yang bisa Mesya bantu?" tanya Mesya dengan sopannya.

"Pukul dia sebanyak 20 kali dan jangan berikan makan malam untuknya!!" perintah Renata dengan kejamnya.

"Baik Nyonya. Nyonya tenang saja, Mesya pasti akan melaksanakan perintah Nyonya Renata yang cantik dengan sangat baik," ujar Mesya dengan senyum liciknya.

Setelah mengatakan hal itu Renata langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Setelah melihat Renata pergi, Mesya langsung menatap licik Shakila yang gemetar ketakutan mendengar hukuman kejam dari Renata untuknya. Dan akhirnya Mesya melaksanakan perintah Renata yang bahkan bukannya 20 kali melainkan Mesya memukul Shakila dengan keras sebanyak 25 kali lebih dari yang di perintahkan kepadanya di tambah ia juga tidak memberikan makan malam bahkan air minum kepada Shakila. Hal itulah yang membuat Shakila asli meninggal dunia selamanya.

Flashback Off

"Ckck kok dia penurut banget yah?" gumam Aleena setelah mengingat semua kejadian menyakitkan dan kejam yang di alami Shakila.

"Dan semua keluarganya b*ngsat banget gila! Bisa-bisanya dia tahan di suasana kaya gitu, yah walaupun gue juga dulunya harus tahan dari segala bahaya musuh-musuh Daddy tapi ini keluarga sendiri loh yang jadi musuhnya benar-benar malang," lanjutnya Aleena yang merasa kasihan dengan pemilik tubuh asli yang ditempatinya saat ini.

"Tapi, sekarang yang ada di tubuh ini adalah gue Aleena Queena Adelia A. Jadi, gue pastiin mereka tidak akan berani menindas tubuh ini lagi!" ucapnya dengan smirk.

Brak, suara pintu terbuka dengan kasar.

Mendengar hal itu, Shakila melihat ke arah pintu yang baru saja terbuka kasar.

"Hei ck cepat ikut gue, Nyonya manggil lo!" ketus pelayan yang bernama Mesya itu dengan tetap berada di pintu, karena ia tidak mau kejadian tadi siang terjadi lagi kepadanya dimana Shakila yang ia kenal tiba-tiba berubah seperti orang lain yang dengan berani memojokkan dirinya serta Nonanya.

Terpopuler

Comments

ririn

ririn

suka dgn ceritanya

2023-01-28

1

kesayangan Lee Min Ho❤️❤️

kesayangan Lee Min Ho❤️❤️

ceritanya bagus
yg smangat ya thor 😁

2023-01-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!