Telat

Tok tok tok, suara ketukan pintu.

"Shakila buka pintunya!" perintah seseorang yang tengah mengetuk pintu Shakila dengan wajah yang nampak marah.

Sementara, di dalam kamarnya Shakila yang baru saja bangun, tiba-tiba mendengar suara ketukan menjengkelkan menurutnya.

"Siapa sih masih pagi-pagi gini udah ketuk-ketuk!" gerutu Shakila dengan matanya yang masih terkantuk-kantuk.

"Shakila! Buka pintunya sekarang, jangan bilang kamu masih tidur jam segini!!" teriak seseorang di luar pintu kamar Shakila.

Shakila yang berada di dalam kamar pun menatap jengkel pintu kamarnya, "Huh, nggak di Mansion nggak di sini sama aja deh suka banget gangguin gue tidur!" lanjutnya lagi menggerutu.

Walaupun Shakila tetap menggerutu, tetapi Shakila tetap akhirnya membukakan pintu untuk seseorang yang mengetuk pintu dari tadi.

Shakila menghembuskan nafasnya jengkel saat tau siapa orang yang mengetuk pintu kamarnya sedari tadi.

'Ck, pasti mau marah-marah dan beri hukuman karena kejadian semalam ini mah,' batin Shakila menebak apa yang ingin dilakukan orang di depannya.

"Kamu baru bangun tidur? Kamu nggak siap-siap ha pergi sekolah?!" tanya seseorang yang sedari tadi mengetuk itu yang ternyata Ayah dari Shakila dengan menatap bingung anaknya.

Padahal, tadi dia hanya sembarangan bicara karena ia tau biasanya Shakila lah yang paling rajin soal sekolah, tapi saat ini ia di buat bingung dan terkejut lagi karena ternyata Shakila baru bangun tidur.

Shakila membelalakkan matanya terkejut, astaga ternyata Shakila baru ingat kalau tubuh yang ditempatinya ini harus sekolah. Karena, dulunya di tubuh aslinya ia selalu sekolah privat bersama dua sahabat perempuannya itupun terserah mereka mau sekolahnya jam berapa, yah walaupun itu dulunya ia tetap harus selalu bangun pagi.

'Kok gue bisa lupa yah, astaga udah jam berapa lagi ini!' batin Shakila tiba-tiba panik.

"Shakila, kamu ken-" tiba-tiba ucapan Herdi terpotong dengan suara pintu yang tertutup keras.

Brak, suara pintu yang tertutup keras.

Herdi membelalakkan matanya kaget karena pintu yang tiba-tiba tertutup dengan keras di depannya.

Ceklek, suara pintu terbuka.

Shakila kembali membuka pintunya hanya untuk mengatakan beberapa patah kata, "Nanti ngomelnya okayy," ujarnya buru-buru lalu ia menutup dengan kencang pintu sekali lagi.

Berbeda dengan Herdi yang bingung, kaget dan juga kesal. Di dalam kamar Shakila panik karena ternyata jam sudah menunjukkan pukul 07.15. Itu artinya ia sudah sangat telat untuk bersiap-siap.

Dengan secepat kilat Shakila hanya mencuci wajahnya lalu sikat gigi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian sekolah.

"Astaga apa ini kacamata tebal banget! Terus mana parfumnya yah nanti gue bau ketek lagi!" gerutunya kesal saat mencari-cari tidak menemukan benda yang di carinya.

Karena sudah susah payah mencari kesana kemari padahal kamar itu kecil karena dulunya gudang, tetapi Shakila belum juga menemukan parfum yang dicarinya.

"Tunggu, jangan bilang dia nggak ada parfum lagi?! Astaga, mana gue belum mandi lagi! Tapi..." Shakila menjeda perkataannya lalu menghirup bau dari keteknya. "Hmm tetap harum kok walaupun tidak mandi, ya sudah lah lo itu tetap cantik dan harum walaupun nggak mandi Kila," gumamnya di depan cermin dengan senyum bangganya.

Sepertinya Aleena sudah mulai terbiasa menyebut dirinya dengan Shakila.

Setelah memperbaiki rambut serta penampilannya, Shakila pun keluar dari kamarnya untuk berangkat ke sekolahnya.

Saat berjalan untuk keluar dari Mansion, semua yang melihat Shakila di buat salah fokus dengan kecantikan Shakila. Terutama saat ia berjalan melewati meja makan, dirinya langsung dihentikan oleh Ibu tirinya.

"Kamu siapa?!" tanya Renata kaget sekaligus bingung karena ada wanita yang tidak dikenalinya berada di Mansionnya.

"Shakila dong!" jawab Shakila dengan bangganya. "Kalau ada yang ingin dibicarakan bentar aja, gue udah telat banget nih!" lanjutnya lagi, lalu tanpa berkata lagi ia langsung lari keluar karena saat ini dirinya benar-benar sudah telat banget.

*******

Sesuai dengan perkiraan Shakila, dirinya benar-benar sudah terlambat. Saat dirinya sampai ternyata pintu gerbang sudah di tutup oleh pak Satpam yang sedang bertugas.

"Pak, bukain pintunya dong," pinta Shakila dengan memperlihatkan wajah memelasnya di depan Satpam yang tengah bertugas menjaga gerbang masuk sekolah.

Satpamnya menatap bingung Shakila, karena ia merasa asing dengan wajah Shakila. "Nona sekolah disini? Kok muka Nona asing yah?" tanya Satpam itu bingung, karena walaupun dia tidak tau semua anak-anak yang ada di sini tetapi kalau masalah wajah setidaknya ia sudah lihat wajah-wajah mereka, dan wajah Shakila ini terasa asing baginya.

Satpam itu memanggil Nona ke Shakila, sebab di tempat ini adalah tempat sekolahnya orang berduit tebal dan kebanyakan wanita yang bersekolah di sini lebih suka di panggil Nona.

"Cantik kan Pak? Siapa dulu dong Shakila!" ujar Shakila bangga dan narsis. "Yaudah bukain gerbangnya dong pak, udah telat banget nih," pinta Shakila lagi.

"Maaf Nona, Nona udah telat jadi nggak boleh," ujar Satpam itu memberitahu.

"Yah, pak. Sekali aja lah pak, lagian saya baru pertama kali telat kok, masa nggak ada toleransinya sih," ujar Shakila dengan wajah memelasnya lagi agar dibukakan pintu gerbang.

"Ini sudah peraturan ditempat ini Nona, kalau sudah upacara Nona baru boleh masuk, jadi tunggu di luar dulu saja nanti pasti bapak bukain kok," jawab pak Satpam itu lagi.

"Yah, pak kan panas di luar. Yaudah, saya nungguinnya di pos satpam aja pak," pinta Shakila.

"Jangan bercanda Nona." Satpam itu terkekeh mendengar jawaban Shakila yang asal ceplas-ceplos. "Pokoknya Nona tunggu di luar saja dulu, sudah upacara baru bapak bukain gerbangnya."

'Siapa yang bercanda sih! Orang serius juga,' batin Shakila dengan mengerucutkan bibirnya kesal.

Ditengah kekesalan Shakila, tiba-tiba suara seseorang terdengar dingin di belakangnya.

"Buka gerbangnya," perintah seseorang yang berada di belakang tubuh Shakila dengan nada dingin serta raut wajah datarnya. Seseorang itu mengatatakan hal itu dengan tetap berada di atas motornya.

"Eh" Satpam yang menjaga gerbang sekolah itupun kaget melihat orang yang memerintahnya barusan. Tanpa berkata apa pun Satpam itu langsung membukakan gerbang sekolah untuk seseorang yang baru datang itu.

Seseorang yang ternyata adalah seorang pria itu pun langsung masuk begitu saja ke gerbang sekolah.

"Loh, kok dia bisa masuk sih!" gerutu Shakila, lalu langsung ikutan masuk.

Tetapi, baru saja Shakila melangkah satu langkah dari gerbang masuk, ia langsung di tahan dengan Satpam.

"Maaf Nona, Nona tidak boleh masuk," ujar Satpam itu lagi dengan tetap sopan karena ia tidak ingin bermasalah jika sampai perempuan di depannya ini orang yang memiliki kekuasaan.

"Loh, kok gitu pak? Tadi pria itu boleh masuk, kok saya nggak?!" gerutu Shakila tidak terima diperlakukan tidak adil seperti ini.

"Tapi sudah per-" ucapan pak Satpam itu langsung di potong oleh Shakila.

"Peraturannya disini kan! Ah, sudahlah pak saya sudah telat banget nih," ujarnya lalu Shakila langsung lari masuk ke dalam sekolah itu, karena ia tidak mau jika ia sampai di hukum padahal baru hari pertama dirinya sekolah umum seperti ini.

Terpopuler

Comments

ririn

ririn

berasa kurang terus

2023-01-30

1

ririn

ririn

crazy upnya dong thor

2023-01-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!