"Jadi, apa yang akan kamu lakukan sekarang sayang?" tanya Milona setelah mendengar semua cerita mengenai apa yang terjadi sebenarnya dari anaknya itu.
Shakila menghela nafas, ia juga bingung akan melakukan apa sekarang tapi yang pasti ia harus membalaskan semua perbuatan jahat orang-orang yang dahulu menindas serta melukai Shakila asli sebagai rasa terimakasihnya karena ia saat ini ia di berikan kesempatan untuk hidup lagi di tubuh Shakila.
"Sayang? Kenapa melamun?" tanya Milona dengan mengernyitkan dahinya heran.
"Eh. Mmm entahlah Mom, tapi yang pasti Shakila ah Aleena maksudnya akan melawan serta membalas semua orang yang masih berniat jahat dengan tubuh ini, apalagi Mom tau Ayah kandung dari tubuh ini saja bukannya melindungi Shakila Mom malahan ikut menyiksa Shakila yang ditindas oleh ibu serta saudara tirinya!" curhat Aleena dengan wajah kesalnya memikirkan banyak nya penindasan yang telah dilalui Shakila asli baik penindasan secara mental bahkan juga fisik.
"Wah, ckck kenapa juga kamu masuk di tubuh itu? Tambah musuh aja kamu," ujar Arka menatap meledek adiknya.
"Memangnya ini mau Aleena apa ha!!" gerutu Aleena menatap tajam Arka.
"Arka!! Jangan bilang begitu, sudah baik adik kamu ternyata masih hidup!!" tegur Milona dengan tegasnya.
Arka terdiam mendengar teguran dari Mommy-nya, apalagi saat melihat wajah serius Mommy-nya itu membuat Arka tidak bisa berkutik. Karena, Arka sangat tau Mommy-nya orang yang sangat penyayang tetapi jika sudah serius bahkan Daddy-nya yang dingin dan galak itu tidak dapat berkutik di depan Mommy-nya.
Aleena tersenyum kecil mendengar teguran Mommy-nya ke kakaknya, Aleena tak lupa menatap meledek balik kakaknya itu.
Arka hanya bisa menatap adik satu-satunya itu dengan wajah kesal dan cemberut nya.
"Oh ya Mom, Dad, dan kak Arka yang nyebelin nya minta ampun. Mulai sekarang panggil Aleena jadi Shakila yah, supaya Aleena juga nggak bingung amat dipanggil dua nama kan Aleena juga saat ini sudah menjadi Shakila, lagian nama kami mirip-mirip kok!" ujar Aleena yang berada di tubuh Shakila memberitahu orang tua serta kakaknya, agar saat menyebutkan dirinya sendiri ia juga tidak bingung ingin menyebut nama Aleena atau Shakila.
"Baiklah sayang."
"Baik, putrinya Daddy."
"Hmm," jawab Arka dengan nada juteknya.
"Al maksudnya Shakila kalau ada apa-apa ingat saja kode dari Daddy okay, oh ya ini," Abrata mengeluarkan sebuah kartu berwarna hitam dari kantong celananya lalu memberikan ke putrinya itu.
Mata Shakila berbinar melihat kartu hitam yang dikeluarkan oleh Daddy-nya itu. Shakila langsung menerima pemberian dari Daddy-nya itu tanpa jaim-jaim.
"Daddy memang yang terbaik," puji Shakila dengan memperlihatkan jempolnya ke arah sang Daddy disertai senyumnya yang mengembang.
"Dih, dasar cewek matre!" ejek Arka ke adiknya dengan tatapan sinisnya.
Shakila membalas tatapan sinis dari kakaknya itu. "Dad bisa nggak Shakila pakai kode dari Daddy sekarang?!" tanya Shakila dengan wajah kesalnya menatap ke arah kakaknya yang tidak bisa diam sedari tadi.
"Bisa dong putrinya Daddy, nih." Abrata mengeluarkan pistolnya lalu memberikan ke putri satu-satunya itu.
Arka membelalakkan matanya kaget melihat Daddy-nya dengan entengnya menyetujui perkataan adiknya bahkan memberikan pistol kesayangan milik Daddy-nya.
Shakila tersenyum smirk menatap Arka, sembari memegang pistol pemberian dari Daddy-nya.
"Ekhem, dek ka..kamu tau kan kakak tuh hanya bercanda. Kamu juga tau banget kan kakak gimana," ujar Arka dengan menelan salivanya kasar. Arka juga berdiri dan berjalan perlahan-lahan menghampiri sang ibunda lalu berdiri di belakang ibundanya.
Milona hanya bisa menggelengkan kepalanya serta menghela nafas melihat kelakuan kedua anaknya yang setiap ketemu pasti berantem tidak pertemuan tanpa berantem. Tapi disamping itu, Milona juga senang karena akhirnya bisa berkumpul lagi dengan anak perempuannya yang ia kira sudah meninggalkan mereka untuk selamanya.
"Kak kira, Shakila akan membiarkan begitu saja kalau kak bersembunyi di balik ketek Mommy?! Oh no, Shakila saat ini juga butuh pelampiasan emosi!" ujar Shakila dengan senyum smirk yang nampak menyeramkan di mata Arka saat ini.
"Dek, jangan senyum kaya gitu soalnya kamu tambah mirip sama nenek lampir!" bukannya merasa bersalah, Arka tetaplah Arka yang selalu tanpa henti meledek adiknya.
Shakila sebenarnya ingin menyelesaikan pertengkaran ini hanya berniat mengancam saja karena ada hal penting yang harus di bahasnya lagi, tapi ia tambah kesal mendengar ledekan dari kakaknya itu kembali.
Shakila berlari menghampiri kakaknya, begitupun Arka yang melihat adiknya mendekat pun langsung ikut berlari menghindari adiknya. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran dengan Shakila yang mengejar dan terus mengancam dengan pistol yang berada di tangannya begitupun dengan Arka yang menghindar dengan tetap mengejek adiknya.
Beberapa menit kemudian, akhirnya keduanya duduk di lantai dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Hah hah baru beberapa hari hah Shakila nggak ketemu hah sama kakak hah, kakak udah tambah hah kencang aja larinya hah kan Shakila capek kejarnya hah," gerutu Shakila dengan nafasnya yang masih ngos-ngosan.
"Hah kamu juga dek hah tambah kencang aja larinya! hah," balas Arka juga dengan nafasnya yang masih ngos-ngosan.
"Capek kan lari?! Sudah jangan kejar-kejaran lagi kaya kucing dan tikus saja! Minum dulu itu di meja, lalu Shakila kamu jelasin lagi sayang masih banyak yang mau Mommy tau," ujar Milona dengan gelengan kepalanya melihat kedua anaknya yang ngos-ngosan karena kejar-kejaran.
Keduanya mengangguk menuruti perkataan Mommy mereka.
Setelah menetralkan ngos-ngosannya, Shakila pun bicara kembali.
"Shakila baru ingat Mom, minta uang seratus ribunya dong Mom soalnya tadi Shakila nggak bawa uang jadi bayar ongkos kesininya itu pinjam uangnya satpam tadi yang berjaga di gerbang," pinta Shakila dengan wajah memelasnya.
"Nggak usah, nanti Daddy bayar gajinya dua kali lipat saja," jawab Abrata langsung tanpa menunggu jawaban dari istrinya.
"Wah, Daddy memang yang terbaik!" puji Shakila lagi.
Abrata tersenyum kecil merasa bangga dengan pujian dari putrinya. Walaupun dirinya terkenal dingin, kejam dan galak, tetapi jika untuk putri bungsunya yang sudah ia latih sejak kecil ia akan berperilaku berbeda. Bahkan, saat mengetahui putrinya yang terasa baru saja ia masih gendong-gendong tiba-tiba meninggal dan melihat jasadnya di depan matanya sendiri sesungguhnya hatinya saat itu sangat hancur berkeping-keping, rasanya dunianya ikut runtuh saat itu. Tapi, untunglah ia masih diberikan kesempatan menjadi Daddy yang lebih bertanggung jawab lagi terutama dengan keselamatan putrinya.
Milona tersenyum melihat suaminya yang wajahnya sudah kembali cerah, karena ia sangat tau kalau suaminya itu sangat hancur saat mengetahui putri mereka tiba-tiba meninggalkan mereka untuk selamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Zizi🍁
next thor
2023-02-05
0
ririn
semangt n dobel upnya thor
2023-02-05
2