Menantang

"Bro, dia Shakila kan?" bisik Davin ke Kenta saat melihat dengan jelas perempuan di depannya yang tiba-tiba duduk dan bertanya tanpa filter.

"Ho'oh dia wanita yang tadi!" bisik balik Kenta menjawab pertanyaan dari Davin.

Melihat ketiganya tidak menjawab pertanyaannya, Shakila pun berbicara kembali.

"Sudah pasti kan lo kaya, kalau lo kaya traktir gue lah masa orang kaya biar traktir satu orang nggak bisa, pasti bisa lah kan?" ujar Shakila kembali tanpa malu sembari menunjuk salah satu di antara pria yang berada satu meja dengannya, dan ternyata yang ditunjuknya adalah Alrey.

Davin dan Kenta membelalakkan matanya melihat keberanian wanita di depannya yang berani berbicara seperti itu, apalagi dengan berani menunjuk Al seperti itu.

"Turunkan tangan lo!" perintah Alrey dengan menatap tajam wanita di depannya.

Shakila yang tidak ingin membuat tambah banyak masalah lagi pun menurunkan tangannya. "Sudah kan, yaudah sekarang traktir gue yah okay?" tanya Shakila kembali memastikan.

"Ekhem, cantik gimana kalau gue aja yang traktir?" tanya Davin dengan senyum menggodanya. Davin mengatakan hal itu karena khawatir kalau saja Alrey marah besar karena kelakuan wanita itu tentu saja wanita itu akan tamat di tangan Alrey.

Shakila yang mendengar hal itu pun mengalihkan tatapannya ke Davin dengan mata berbinarnya.

"Wah, jadi lo yang paling kaya yah diantara kalian bertiga? Baiklah, thank you." setelah mengatakan hal itu tanpa basa-basi lagi Shakila memesan makanan sebanyak mungkin yang disukainya.

Davin berdehem kembali mendengar ucapan Shakila yang tidak benar, karena diantara mereka bertiga Al lah yang paling kaya, bahkan hartanya tidak sampai seperdua harta Al.

"Kenapa yah buluk kuduk gue kaya berdiri gini," gumam Davin merasa merinding tiba-tiba.

"Itu karena Al! Tuh lihat!" bisik Kenta yang mendengar gumaman Davin karena berada di samping Davin.

Davin pun mengalihkan tatapannya ke arah Al dan ternyata tengah menatap tajam dirinya. 'Astaga habislah gue!' batin Davin merasa takut melihat tatapan Al yang sangat tajam kepadanya.

Walaupun suasana di meja itu terasa menegangkan, tetapi Shakila seolah tidak terpengaruh sama sekali. Shakila sibuk makan saja, karena dia memang sudah benar-benar lapar. Di Mansion yang ditinggalinya saat ini pun ia hanya bisa makan sedikit itupun makanan yang tidak sesuai dengan seleranya, dan disinilah saat ini ia bisa merasakan kembali masakan yang sangat sesuai dengan seleranya.

Ketiga pria yang ada di meja itu hanya melihat Shakila makan dengan lahapnya tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Bahkan, mereka bertiga sampai tidak memesan makanan karena melihat Shakila yang makan dengan sangat lahap.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Shakila selesai makan juga. Barulah Shakila melihat orang-orang disekitarnya terutama tiga pria yang ternyata menatapnya tanpa henti sedari tadi.

Shakila mengernyitkan dahinya bingung dengan tatapan mereka. 'Apa gue makannya terlalu belepotan yah? Perasaan nggak deh' batin Shakila lalu menyentuh wajahnya memastikan kalau dirinya tidak belepotan.

"Kan nggak!" gumam Shakila setelah menyentuh wajahnya.

Shakila menatap Davin kembali. "Makasih traktirannya bro!" ujar Shakila dengan menaikkan alisnya disertai senyumnya, lalu berniat untuk pergi dari tempat itu begitu saja.

Davin dan Kenta melongo melihat tingkah serta ucapan Shakila ke Davin. Sementara Al hanya melihat saja dengan wajah datarnya seperti biasa.

"Bu, yang bayar laki-laki paling kaya ini yah," teriak Shakila sembari menunjuk Davin lalu pergi dari kantin.

Seisi kantin di buat melongo melihat tingkah Shakila tersebut.

*******

Diperjalanan Shakila dari kantin untuk kembali ke kelas karena sudah hampir waktunya masuk jam pelajaran lagi, ia malah langsung dihadang dengan tiga orang wanita.

Salah satu di antara wanita itu langsung terkekeh di depan Shakila. "Heh, lo memang yah sangat bodoh!" hina seseorang itu setelah terkekeh.

Shakila menaikkan alisnya bingung dengan maksud perempuan di depannya yang lagi-lagi ingin mencari masalah.

"Lo udah berani cari masalah dengan my bebeb itu artinya lo siap-siap dapat balasan dari my bebeb gue! Cih, lo pantas sih mendapatkannya dan yah kalau lo berhasil pulang bentar lo juga akan mendapatkan kabar buruk. Jadi, tunggu saja hari-hari lo akan terpuruk," cetus perempuan itu yang ternyata Amira dengan senyum smirknya.

"Haha lo memang pantas menerimanya," ujar kedua teman yang bersama Amira yang ikut menghina dan tertawa dengan penderitaan yang akan di dapatkan Shakila.

"Oh, sudahkan?" balas singkat Shakila dengan wajah datarnya.

Amira dan kedua temannya melongo sekaligus kesal melihat tingkah Shakila yang masih saja sok menurutnya, padahal dia dulunya hanya target pembullyan di sekolah ini.

Shakila yang tidak ingin merusak moodnya pun langsung pergi dari tempat itu tanpa menunggu balasan dari Amira lagi.

Saat Shakila sampai di kelas bunyi bel masuk pun berbunyi yang menandakan seluruh siswa untuk segera masuk ke dalam kelas masing-masing karena pelajaran akan segera dimulai.

*******

Tidak terasa waktu pulang sekolah pun tiba. Shakila setelah membereskan barang-barang nya pun segera keluar dari kelas untuk pulang.

Saat berniat pulang ia melihat pria yang mentraktirnya tadi bersama dua kawannya. Shakila pun berlari ke arah ketiga pria itu.

"Hei tunggu!" teriak Shakila menghentikan ketiganya yang berniat ke parkiran.

Davin dan Kenta mengernyitkan alisnya melihat Shakila di depannya yang tengah ngos-ngosan.

"Ada apa?" tanya Kenta yang membuka mulut duluan.

"Hah, itu lo bisa pinjamin gue hp lo nggak? Atau lo?" tanya Shakila setelah menetralkan ngos-ngosannya karena harus berlari mengejar tiga pria di depannya saat ini.

"Buat apa?" tanya Davin dengan mengernyitkan dahinya bingung.

"Cuman buat nelfon kok, boleh yah," pinta Shakila, karena kalau ia tidak bisa meminjam hp orang lain ia tidak tau harus pulang ke Mansion orang tua aslinya naik apa lagi. Tadi pagi saja, ia mendesak supir di Mansion untuk membawa dirinya sampai di sekolah, itupun butuh waktu lama karena supir itu takut dimarahi dengan Herdi dan Renata jika mengantar Shakila.

"Lo nggak punya hp?" tanya Kenta lagi.

"Iya!" jawab Shakila dengan cepat.

"Hah? Lo kan bisa sekolah di tempat seperti ini tapi uang untuk jajan dan hp lo nggak punya?" tanya Davin dengan herannya.

"Aduh nanti gue jelasin deh semuanya, sekarang pinjam dulu dong hp nya," pinta Shakila lagi.

Davin pun mengeluarkan hp nya dari kantong celananya lalu berniat untuk memberikannya ke Shakila. Tetapi terhenti karena perkataan Al.

"Perempuan licik," ujar Al yang akhirnya membuka suaranya kembali.

Shakila membelalakkan matanya mendengar ucapan Al kepadanya.

"Heh, tiang listrik kena salju! Kalau lo nggak mau pinjamin gue yaudah nggak usah ikut bicara!" ketus Shakila membalas ucapan Al.

Al membelalakkan matanya kaget mendengar julukan yang diberikan kepadanya dari perempuan di depannya ini.

Al pun menatap tajam wanita itu lalu berjalan mendekat ke wanita yang berada di depannya saat ini. Shakila tetap diam walaupun pria itu mendekat kearahnya. Bahkan, saat ini mereka sudah sangat dekat dengan beraninya Shakila ikut melihat serta melototi tajam Al yang saat ini menatap sangat tajam dirinya juga.

Berbeda dengan Shakila yang malah berani seolah menantang Al. Davin dan Kenta yang melihat itu malah menelan saliva mereka kasar. Mereka takut kalau Al sampai kelepasan berbuat kasar ke Shakila.

Terpopuler

Comments

linamaulina18

linamaulina18

😁😁😁😁 kbykn cwo yg dingin pada ngatain es balok, br ini ada yg ngatain tiang listrik

2023-05-22

1

mayra

mayra

tiang listrik kena salju🤣🤣🤣🤣

2023-02-16

0

Sedang mengetik...

Sedang mengetik...

mampir di karya aku juga yo kak..
the queen of the mafia

Terima kasih🙏💕

2023-02-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!