Rahasia Al

Di salah satu ruangan yang berada di dalam Mansion yang sangat luas. Tepatnya tiga orang pria tengah menikmati makan mereka bersama disertai keheningan, di ruangan itu hanya terdengar suara sendok dan garpu yang tengah berbunyi karena digunakan untuk makan oleh ketiga pria yang terdapat dua pria paruh baya, dan satunya masih muda. Saat ini ketiga pria itu tengah makan malam bersama, karena hanya saat makan malam lah ketiganya dapat berkumpul bersama walaupun jarang ada interaksi dari ketiga pria tersebut.

"Saya sudah selesai," ucap pria yang paling muda di meja makan itu sembari mengelap bibirnya lalu berdiri hendak pergi dari ruang meja makan yang terasa hampa itu.

"Tunggu dulu!" ujar salah seorang pria tertua kedua di meja makan itu.

Pria muda itu pun berbalik sembari mengernyitkan dahinya menatap pria yang menahannya.

"Daddy dapat kabar dari mata-mata Daddy, kalau kamu tadi pergi ke tempat berbahaya dan berkelahi dengan para gangster yang berada di tempat berbahaya itu, kenapa kamu melakukan itu?! Daddy kan bilang kamu cukup belajar yang rajin dan mewarisi perusahaan dari Daddy dan Kakek kamu!!" tanya pria yang ternyata Daddy dari pria muda itu serta menegaskan ke anaknya.

"Bukannya bagus kan saya memusnahkan sampah masyarakat!" jawab pria muda itu dengan santai serta wajah datarnya. "Dan yah saya tidak butuh warisan dari anda, karena saya bisa mencari uang untuk diri saya sendiri!" lanjut pria muda itu lagi dengan tegasnya.

"Al!!" teriak pria itu dengan emosinya ke anaknya yang membangkang kepadanya.

"Radit! Sudah jangan paksakan hal itu ke cucu Papa!" ujar pria yang paling tua di meja makan itu yang ternyata Kakek dari pria yang bernama Al.

Yah, pria paling muda itu adalah Alrey yang biasa dipanggil Al.

Al yang malas untuk memulai pertengkaran itu pun langsung pergi ke kamarnya dengan wajah datar serta dinginnya.

"Papa jangan selalu bela Al dong! Dia kan udah mau tamat sekolah seharusnya belajar baik-baik lalu kalau lulus ia bisa menjadi penerus Radit untuk mengurusi perusahaan Papa dan Radit kan. Tapi, kalau dia kerjaannya hanya berkelahi terus apa yang bisa dia lakukan nantinya, jangan sampai perusahaan jika di pedang nantinya oleh dia malah bangkrut lagi!!" ujar Radit mengutarakan keresahan serta kecemasannya dan perasaan kesalnya ke anaknya yang selalu tidak ingin menuruti perintahnya.

"Tapi, bukannya kamu bisa kan bicara pelan-pelan dan jangan terlalu memaksa. Al itu anak yang pintar, Papa yakin dia bisa membuat perusahaan kita nantinya menjadi perusahaan lebih sukses lagi!" tegur pria paruh baya itu dengan tegasnya membela cucu satu-satunya.

"Ck, dia sama persis dengan perempuan s*alan itu Pa keras kepala dan pembangkang!!" kesal Radit lalu langsung pergi dari tempat itu dengan wajah emosinya.

Kakek Al itu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan helaan nafasnya melihat tingkah anaknya yang masih saja memendam kecewa dan marah dengan mantan istrinya yang sudah lama berpisah dengannya.

Sementara itu, Al yang tadi tidak ingin membuat pertengkaran dengan Daddy-nya pergi ke kamar miliknya uang berada di lantai dua Mansion itu.

Al tengah berbaring menghadap ke langit-langit kamarnya dengan menutup matanya, ia mencoba menenangkan pikirannya agar tidak ikut emosi dengan paksaan Daddy-nya.

Oii Al ada telfon, suara panggilan telfon handphone milik Al berbunyi.

Al yang mendengar itupun mengambil lalu mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang telfon dengan tetap di posisinya yang sama.

"Bos, saya ingin memberi kabar gembira!" ujar seseorang dari balik telfon itu dengan nada senangnya.

"Hmm?" Al mengernyitkan dahinya mendengar hal itu.

"Bisnis yang kita jalani maju pesat, banyak klien bahkan dari luar negeri yang menghubungi kita!" cetus orang dari sebrang telfon itu setengah berteriak karena saking senangnya.

"Oh baguslah," jawab Al dengan nada santainya. "Kamu jalankan saja dengan baik, kalau ada yang perlu saya tangani langsung kamu bisa hubungi saya lagi!" lanjut Al lalu ingin mematikan telfonnya.

"Eh, tunggu dulu bos Al. Besok usahakan bos ke Perusahaan karena banyak yang harus bos urus sekaligus tanda tangani," ujar pria diseberang telfon itu lagi buru-buru menjelaskan sebelum bosnya itu menutup telfonnya.

"Hmm, ada lagi?" tanya Al dengan dingin.

Glek! Pria di sebrang telfon itu menelan salivanya kasar, karena ia merasakan saat ini mood bos nya itu sepertinya kurang baik.

"Nggak ada bos," jawab pria diseberang telfon itu dengan pelan. Pria yang saat ini ditemani Al bicara adalah salah satu tangan kanan Al, orang yang dapat dipercayainya walaupun tidak percaya seratus persen untuk mengurus Perusahaan yang baru dirintisnya tanpa sepengetahuan Kakek serta Daddy-nya. H'al ini hanya diketahui oleh kedua sahabatnya yang ikut menjadi investor di Perusahaan barunya.

Tutt Tutt, suara panggilan dimatikan.

Setelah mendengar kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan oleh tangan kanannya itupun, Al langsung mematikan panggilannya ia tidak ingin basa-basi hal yang tidak penting.

*******

Seorang wanita yang nampak cantik baru saja turun dari sebuah mobil yang nampak mewah. Wanita itu tersenyum smirk menatap Mansion di depannya saat ini. Wanita itu adalah Aleen yang berada di tubuh Shakila yang baru saja pulang setelah melepas rindu serta menceritakan semuanya ke orang tua aslinya.

Aleena tau bahwa ia masih di tahun yang sama dengan dirinya yang masuk ke tubuh Shakila itu semua karena ingatan Shakila yang jelas di kepalanya bahwa ia memasuki tubuh itu masih beberapa hari sejak ia mengalami kecelakaan yang ternyata merenggut nyawanya.

Tuk, tuk, tuk, Shakila mengetuk pagar Mansion di depannya ini dengan sedikit kasar.

Tak lama gerbang pun langsung dibuka oleh Satpam yang menjaga.

"Nona? Nona baru pulang?" tanya Satpam itu basa-basi padahal ia juga lihat sekarang kalau Shakila baru saja pulang.

"Iya pak."

"Nona hati-hati yah nanti soalnya sepertinya Tuan dan Nyonya sangat marah karena Nona terlambat pulang," ujar Satpam itu lagi memberitahukan agar Shakila waspada.

Shakila hanya mengangguk membalas ucapan Satpam itu. Setelahnya, Shakila langsung masuk ke dalam Mansion karena ia sudah capek ingin tidur sebab sudah malam juga.

Tapi, baru saja membuka pintu ia sudah dihadapkan dengan wajah-wajah yang tengah menatap dirinya marah, kesal, dan jutek.

"Kenapa kamu baru pulang sekarang ha?!" tanya Renata dengan galak serta wajah kesalnya menatap perempuan di depannya yang baru saja pulang saat jam sudah menunjukkan tengah malam.

"Loh, seharusnya saya yang bertanya. Kenapa kalian malah menunggu saya bukannya istirahat?" tanya Shakila pura-pura tidak tau dengan wajah pura-pura herannya.

"Shakila kamu tambah kurang ajar yah!!" hardik Herdi dengan emosinya.

"Benar, ck kamu tambah tidak tau diri!!" Bella mendekat lalu mengangkat tangannya untuk menampar wajah Shakila yang nampak santai di depannya dan hal itu memicu emosinya.

PLAK!

Suara tamparan terdengar bergeming di Mansion itu.

Terpopuler

Comments

mayra

mayra

wadu siapa tu

2023-02-16

0

Yoni Hartati

Yoni Hartati

lanjut semangat


crazy up

2023-02-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!