Shakila tidak peduli dengan kemarahan dari Al, ia tetap pergi ke wc. Beberapa saat setelah dari wc, Shakila kembali ke tempat dimana Al berada.
Shakila duduk dengan entengnya, ia tidak peduli dengan tatapan tajam Al yang sudah menghunus tajam kepadanya.
"So?" tanya Shakila dengan menaikkan satu alisnya.
"Ck, baiklah. Gue mau tanya bukannya lo anak pembantu kenapa bisa ada bodyguard kaya tadi? Terus sejak kapan lo tau beladiri bukannya lo selalu di bully sebelumnya diam saja?" tanya Al panjang lebar.
Shakila. mengernyitkan dahinya heran mendengar pertanyaan dari Al. "Apa itu penting untuk lo tau? Gue rasa itu semua tidak ada hubungannya dengan lo."
"Ya, tentu penting. Siapa tau kan lo ternyata diam-diam masuk menjadi anggota kriminal!" jawab Al dengan entengnya menuduh Shakila.
"Heh, yang bener dong!! Lo jangan asal fitnah ya!" cetus Shakila dengan wajah kesalnya.
"Ya, maka dari itu gue tanya sama lo!" sinis Al.
"Cih, gue ini sebenarnya orang kaya yah, gue anak hilang yang baru saja di temukan sama keluarga asli gue," ngarang Shakila.
"Oh ya?" tanya Al dengan raut wajah tidak percayanya.
"Kalau lo mau tau, antar gue sekarang pulang ke rumah orang tua asli gue!"
'Hehe kebetulan gue juga nggak tau mau naik apa pulang ke Mansion,' batin Shakila senang karena ada yang bisa di tumpanginya.
"Baiklah, kita pulang sekarang juga!" Al langsung berdiri lalu keluar dari ruangan duluan meninggalkan Shakila yang masih duduk di tempatnya.
"Ckck, dasar kebiasaan deh ninggalin!!" gerutu Shakila menatap kesal punggung Al yang pergi duluan.
Suasana hening sangat terasa di mobil, tidak ada satupun yang bicara baik Al maupun Shakila. Shakila hanya bicara jika ingin menunjukkan jalan ke Mansionnya saja.
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya keduanya sampai di Mansion milik orang tua Shakila.
"Ini, serius?" tanya Al tidak percaya melihat Mansion di depannya yang lebih besar sedikit dari Mansion milik Ayahnya.
"Tentu, makasih!" Shakila langsung keluar dari mobil setelah mengatakan hal itu.
Al yang melihat itupun ikut keluar dari mobil lalu menghampiri Shakila.
"Hei, main pergi-pergi aja!"
"Terus lo mau apa lagi sih? Ini udah tengah malam tau sebaiknya lo pulang besok kita masih harus sekolah!" cetus Shakila yang sudah merasa capek meladeni Al sedari tadi.
"Gue ikut masuk!" ngeyel Al.
"Tapi-"
"Sayang!!" Seorang wanita berteriak sembari berlari lalu memeluk Shakila dengan erat, bahkan air mata wanita itupun tak bisa dibendungnya.
"Putri Daddy!" Suara seorang pria pun terdengar dan ikut memeluk dua wanita penting dalam hidupnya.
"Ekhem, Mom dan Dad bisa lepasin dulu nggak, Shakila sulit bernafas kalau erat gini," adu Shakila yang terasa sesak nafas karena dipeluk erat.
"Ah, maaf sayang/putri Daddy," jawab Mom Milona dan Dad Abrata bersamaan sembari melepaskan pelukan mereka.
"Kita masuk dulu saja, nanti Shakila jelasin," cetus Shakila sebelum semuanya bertanya dengan dirinya karena Shakila yakin kalau bodyguard tadi sudah memberitahu soal tadi ke Mom dan Dad nya.
"Baiklah sayang, lalu siapa dia?" tanya Milona mengernyitkan dahinya menatap Al. "Ah, apa dia pacar kamu?" lanjutnya bertanya.
"Ha! Bukan Mom." Shakila menggeleng kuat mendengar hal itu.
"Saya teman sekolahnya Shakila Tan, nama saya Alrey," jelas Al dengan sopan.
Shakila agak kaget melihat tingkah Al yang tumbenan tidak nyebelin, ia kira Al tetap ngeselin kalau bicara dengan Momnya ternyata Al bisa sopan juga.
"Oh temannya Shakila, yaudah masuk dulu yuk," ajak Mom Milona dengan senyum ramahnya.
Al menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak usah Tan, sudah tengah malam soalnya. Kalau gitu saya pamit Tan, Om." Setelah mengatakan hal itu Al langsung masuk kembali ke mobilnya, lalu menjalankan mobilnya meninggalkan area Mansion.
Shakila menatap heran sekaligus kesal Al yang sudah pergi, sebab tadi ia mengusir Al malah Al mau tetap disini sekarang di ajak masuk sama Momnya malah langsung pulang.
"Teman apa teman sayang?" goda Mom Milona dengan senyum jahilnya.
"Ha? Teman lah Mom. Mom jangan pikir macam-macam deh, nggak mungkin Shakila suka sama orang nyebelin kaya dia! Sudahlah, ayo Mom, Dad kita masuk," ajak Shakila sembari menggandeng tangan Momnya sebelah kanan dan tangan Dadnya sebelah kiri memasuki Mansion.
Seorang pria tersenyum kecut melihat itu. "Yah, bagus lupakan aku!" gerutu pria itu dengan mengepalkan tangannya melihat lagi-lagi ia ditinggalkan.
******
Pagi hari yang cerah, secerah wajah Shakila yang senang bisa kembali merasakan sarapan buatan Momnya.
"Jadi, kamu mau pergi sekolah sekarang sayang? Nggak mau besok aja, kamu kan capek semalam?" tanya Mom Milona dengan nada khawatirnya.
Shakila menggelengkan kepalanya. "Nggak Mom, Shakila nggak apa-apa kok lagian Shakila udah siap juga nih," ujarnya sembari melihat pakaiannya yang sudah memakai pakaian sekolah baru.
Saat Shakila pulang, semalam ia juga tidak lupa meminta tolong ke kepala pelayannya untuk membelikan pakaian sekolah untuknya.
"Tumben kamu rajin dek?" ledek Arka.
"Emang aku rajin tuh, kak Arka aja kerjaannya di kampus bukannya belajar malah goda cewek!" ledek balik Shakila.
"Eh, serius itu Arka?" tanya Mom Milona dengan menatap tajam Arka.
Glek!
"Nggak.. dong Mom, Shakila tuh Mom suka bercanda emang," ujar Arka dengan gugup.
Shakila terkekeh puas melihat kakaknya gugup karena diintrogasi.
Arka menatap tajam Shakila saat mendengar kekehan dari adiknya itu. Shakila hanya membalas dengan menatap mengejek Arka.
"Yasudah, Shakila berangkat dulu yah Mom, Dad dan kak Arka playboy," pamit Shakila sembari salim ke kedua orang tuanya dan tidak lupa mengejek kakaknya.
Setelah pamitan, Shakila pun berniat keluar untuk berangkat, tapi terhenti sejenak saat mendengar Daddy-nya berbicara.
"Ingat, kalau ada apa-apa langsung hubungi Daddy atau Mommy. Dan Daddy juga sudah berikan bodyguard baru yang lebih baik dari sebelumnya!" ujar Dad Abrata.
"Siap Dad," jawab Shakila dengan memperagakan orang hormat lalu berlari keluar Mansion.
Tidak terasa beberapa menit berlalu, akhirnya Shakila sampai juga di sekolahnya.
"Pak, Shakila turunnya di gerbang aja yah," ujar Shakila memberitahu.
"Baik, Nona." Supir yang mengantar Shakila itu pun memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah Shakila.
Shakila menatap nama sekolah dengan senyum smirk. "Saatnya membalas semuanya," gumam Shakila.
Setelah mengatakan hal itu, Shakila masuk dengan elegan nya ke dalam area sekolah. Bahkan, banyak mata tertuju ke Shakila karena kecantikan Shakila saat ini. Begitupun ketiga pria yang baru datang.
"Eh, itu Shakila kan?" tanya Davin saat melihat sosok Shakila.
"Iya, dia yang semalam bersama Al," jawab Kenta dengan senyumnya penuh arti.
"Ck nggak penting. Ayo masuk!" tegas Al, lalu berjalan masuk duluan mengabaikan Shakila yang dilihatnya juga.
Davin dan Kenta pun mengejar Al yang sudah pergi duluan.
"Yaelah ada orang yang pura-pura nggak peduli, tapi sebenarnya peduli tuh!" bisik Kenta tapi suaranya masih terdengar jelas di telinga Al, karena Kenta berbicara tepat di samping Al.
Al melirik tajam Kenta, mau tidak mau Kenta diam sebab ia masih sayang dengan nyawanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
ririn
lanjut thor
2023-02-14
1
Yoni Hartati
lanjut semangat ...
2023-02-14
0