enam belas

Rindu sedikit takut melihat jalanan didepannya, tikungan tajam, dan juga tanjakan, ia harus memberanikan diri, ia pasti bisa, ia menyemangati dirinya sendiri.

Pengalaman baru untuknya yang hanya mengemudi di ibukota, ia menyetir lebih dari tiga jam hingga sampai di kota tujuan.

Begitu sampai, hal pertama yang ia cari adalah mall, ia butuh baju dan dalaman baru, dari kemarin ia belum berganti, rasanya tidak nyaman.

Sedikit terkejut, karena mall di sana tak sebesar mall yang biasa ia datangi, tapi tak masalah, ia berbelanja piyama, kemeja plus celana panjang, dan beberapa baju kasual, tak lupa dalaman, cukup menguras uang yang ada di ATM-nya.

Sebelum mencari hotel, ia mengisi perutnya terlebih dahulu, masih di mall yang sama.

Mendatangi kampus ia agendakan besok, hari ini ia hanya ingin istirahat seharian di hotel.

Malam harinya, lagi-lagi nomor asing menghubunginya, ia tau siapa, walau malas, tapi ia tetap mengangkatnya,

"Halo,"

"aku udah selesai pemotretan, aku mau balik ke Jakarta, jadi kasih tau aku kamu dimana, kita perlu bicara," ucap suara berat lelaki diseberang sana.

"Bukannya kamu ada kerjaan di club'?"

"aku batalkan, pacar aku kabur jadi aku nggak mood buat nge-dj,"

"kita udah putus Milano,"

"aku nggak setuju, sekarang kasih tau aku, dimana kamu?"

Rindu menghela nafas, "yang jelas nggak di Jakarta, berjam-jam aku nyetir buat sampai sini, sekarang aku mau istirahat,"

"tunggu Ri, jangan ditutup dulu," pinta Milano dari seberang sana, terdengar tarikan nafas, "apa lusa kamu udah sampai Jakarta?"

"belum tau, sepertinya belum, urusanku disini banyak,"

"apa kamu tidak membaca pengumuman di grup kelas kamu? Murid kelas XII diharapkan hadir, untuk membahas acara perpisahan,"

"tapi aku nggak turut serta, aku hanya akan jadi penonton saja,"

"Kalau kamu nggak nemuin aku, jangan salahkan jika rekaman cctv itu tersebar di kelas kamu,"

"tapi aku nggak bisa datang, aku masih diluar kota,"

"kalau gitu kasih tau aku, dimana kamu,"

"Milano, dengarkan aku baik-baik, aku udah pernah bilang kalau kita sudah putus, aku nggak mau punya hubungan apapun sama kamu, baik pertemanan maupun pacaran, kamu buat aku takut, udah ya, aku mau tidur, selamat malam,"

Usai mengatakannya, Rindu mengakhiri panggilannya, tak lupa memblokir nomor itu.

Sekali lagi ia menyesal pernah menolong lelaki gila itu.

Keesokan harinya usai sarapan di hotel, ia mengemudikan mobilnya menuju kampus.

Sesuai yang ia lihat di internet semalam, kampus itu cukup asri, banyak pepohonan, dan luas, sepertinya ia akan betah jika berkuliah di sana.

Ia menuju ruang administrasi kampus, menanyakan ini itu, berhubungan dengan pendaftaran mahasiswa/siswi baru, prosedur yang harus dilaluinya agar bisa berkuliah di sana, termasuk biaya yang dibutuhkan.

Diakhir pembicaraannya dengan staf, Rindu juga menanyakan informasi tentang rumah yang dijual di sekitaran kampus.

Beruntung Staf itu memberikan sebuah nomor telepon agen properti yang biasa menjual rumah.

Urusan dengan kampus selesai, Rindu berkeliling sejenak, hingga ia memutuskan fakultas mana yang ingin ia masuki nantinya.

Segala yang ia bicarakan dengan pihak kampus, ia laporkan pada Kartika, termasuk tentang agen properti.

"ya udah Ri, kamu ketemu agen properti itu, terus minta diantar ke rumah yang akan dijual, misal nggak dapat yang di komplek, minimal harus ada pagarnya, kamarnya cukup dua, nggak usah terlalu gede yang penting nyaman dan nggak jauh dari kampus, terus jangan lupa tanyain surat-suratnya juga, pokoknya harus teliti, liat juga lingkungan sekitar aman atau nggak, terus uang nggak masalah, kalau emang cocok, kamu langsung bayar aja, uang di bagasi kamu mudah-mudahan cukup,"

"kan Rindu belum tentu diterima di kampus itu ma, kok malah langsung disuruh beli rumah,"

"kamu kan pinter, nggak mungkin sampai nggak diterima, misal kamu nggak diterima, kamu bisa cari kampus lain, mama dengar disitu kota pelajar versi kecilnya Jogja,"

"Iya ma, udah dulu ya, Riri telpon agen properti dulu, entar Riri kabari pas udah di hotel,"

Panggilan berakhir, Rindu menghubungi agen properti, mengajak bertemu untuk melihat beberapa rumah yang akan dijual.

Rindu diarahkan menuju salah satu tempat yang lokasinya tak jauh dari tempatnya berada saat ini.

Ada beberapa foto yang ditunjukan plus penjelasannya, lebih dari satu jam Rindu terlibat pembicaraan dengan agen properti itu.

Pilihannya jatuh pada satu rumah yang jaraknya hanya lima belas menit dari kampus, tak masalah toh ia ada kendaraan.

Dari pihak agen properti mengajaknya meninjau lokasi secara langsung besok sore.

Sesampainya di hotel Rindu menjelaskan hasil pertemuannya pada Kartika.

Wanita berumur empat puluh tahun itu sependapat dengan putrinya, dan menantikan kabar selanjutnya.

Baru saja ia selesai, nomor asing menghubunginya, meski malas tapi ia tetap mengangkatnya.

"Halo,"

"Rindu, ini gue David, Lo ingat gue kan?"

Rindu menanggapinya dengan gumaman, ia bisa mendengar sayup-sayup suara berisik dari seberang sana.

"Lo dimana? Gue samperin ke rumah ya,"

" gue lagi nggak di rumah dan gue udah nggak ada hubungan apapun sama Milano, jadi tolong jangan hubungi gue lagi,"

"Lo dimana? Gue jemput deh,"

"gue lagi di luar kota,"

Terdengar helaan nafas dari seberang sana, "kapan Lo balik?"

"belum tau, urusan gue belum selesai,"

"kalau udah balik, bisa nggak Lo ketemu gue dulu, gue janji nggak bakal kasih tau Milano soal ini,"

"oke,"

Usai mengakhiri panggilannya, sekali lagi ia menyesal pernah menolong Milano.

Keesokan paginya sesuai janjinya, ia bertemu dengan agen properti di rumah yang rencananya akan dibelinya.

Rumah dengan dua kamar, satu kamar mandi, ruang tamu, dapur dan tempat cuci dibelakang, ada carport juga taman kecil dekat teras.

Rindu melakukan panggilan video dengan Kartika, memperlihatkan kondisi rumah,

"lumayan ri, akses jalannya gimana?"

"bisa dua mobil mepet sih,"

"rame nggak?"

"lumayan lah, tapi rumahnya kecil, nggak apa-apa emang?"

"nggak apa-apa yang penting aman dan nyaman,"

Selanjutnya, Kartika langsung berbicara dengan agen properti mengenai harga yang dipatok, Rindu bisa mendengar tawar menawar antar dua orang yang sedang berbicara melalui panggilan video itu.

Dan akhirnya mereka sepakat dengan harganya, Agen properti itu mengatakan beberapa prosedur yang harus dilakukan Rindu, tentang serah terima sertifikat dan kunci juga pembayaran yang dilakukan.

Saat sedang mengemudi untuk kembali ke hotel, Kartika menghubunginya,

"Ri sekalian isi perabot bisa nggak? Biar saat kita pindahan, kita tinggal menempati, kayak, kasur, lemari sama kursi buat ruang tamu aja, yang lain gampang nyusul,"

Rindu hanya menurut saja apa yang diperintahkan mamanya, tentu karena itulah, ia semakin tertahan lama di kota itu.

Ia sempat mendapatkan pesan dari ketua kelas yang menyuruhnya masuk sekolah beberapa hari lagi.

Terpopuler

Comments

❀ℕ𝕒𝕕𝕚𝕝𝕒 ℕ𝕚𝕤𝕒❀

❀ℕ𝕒𝕕𝕚𝕝𝕒 ℕ𝕚𝕤𝕒❀

cerita nya Bagus.. knp sedikit yang like dan coment yaaa

2023-10-28

8

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 dua
3 tiga
4 empat
5 lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 dua belas
13 tiga belas
14 empat belas
15 lima belas
16 enam belas
17 Tujuh belas
18 Delapan belas
19 sembilan belas
20 dua puluh
21 dua puluh satu
22 dua puluh dua
23 dua puluh tiga
24 dua puluh empat
25 dua puluh lima
26 dua puluh enam
27 dua puluh tujuh
28 dua puluh delapan
29 dua puluh sembilan
30 tiga puluh
31 tiga puluh satu
32 tiga puluh dua
33 tiga puluh tiga
34 tiga puluh empat
35 tiga puluh lima
36 tiga puluh enam
37 tiga puluh tujuh
38 tiga puluh delapan
39 tiga puluh sembilan
40 empat puluh
41 empat puluh satu
42 empat puluh dua
43 empat puluh tiga
44 empat puluh empat
45 empat puluh lima
46 empat puluh enam
47 empat puluh tujuh
48 empat puluh delapan
49 empat puluh sembilan
50 lima puluh
51 lima puluh satu
52 lima puluh dua
53 lima puluh tiga
54 lima puluh empat
55 lima puluh lima
56 lima puluh enam
57 lima puluh tujuh
58 lima puluh delapan
59 lima puluh sembilan
60 enam puluh
61 enam puluh satu
62 enam puluh dua
63 enam puluh tiga
64 Enam puluh empat
65 enam puluh lima
66 enam puluh enam
67 enam puluh tujuh
68 enam puluh delapan
69 enam puluh sembilan
70 Tujuh puluh
71 tujuh puluh satu
72 tujuh puluh dua
73 tujuh puluh tiga
74 tujuh puluh empat
75 tujuh puluh lima
76 tujuh puluh enam
77 tujuh puluh tujuh
78 tujuh puluh delapan
79 tujuh puluh sembilan
80 Delapan puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 delapan puluh lima
86 Delapan puluh enam
87 delapan puluh tujuh
88 delapan puluh delapan
89 Delapan puluh sembilan
90 sembilan puluh ( END)
91 Karya baru
92 karya baru
93 Karya baru
94 Karya baru
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Satu
2
dua
3
tiga
4
empat
5
lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
dua belas
13
tiga belas
14
empat belas
15
lima belas
16
enam belas
17
Tujuh belas
18
Delapan belas
19
sembilan belas
20
dua puluh
21
dua puluh satu
22
dua puluh dua
23
dua puluh tiga
24
dua puluh empat
25
dua puluh lima
26
dua puluh enam
27
dua puluh tujuh
28
dua puluh delapan
29
dua puluh sembilan
30
tiga puluh
31
tiga puluh satu
32
tiga puluh dua
33
tiga puluh tiga
34
tiga puluh empat
35
tiga puluh lima
36
tiga puluh enam
37
tiga puluh tujuh
38
tiga puluh delapan
39
tiga puluh sembilan
40
empat puluh
41
empat puluh satu
42
empat puluh dua
43
empat puluh tiga
44
empat puluh empat
45
empat puluh lima
46
empat puluh enam
47
empat puluh tujuh
48
empat puluh delapan
49
empat puluh sembilan
50
lima puluh
51
lima puluh satu
52
lima puluh dua
53
lima puluh tiga
54
lima puluh empat
55
lima puluh lima
56
lima puluh enam
57
lima puluh tujuh
58
lima puluh delapan
59
lima puluh sembilan
60
enam puluh
61
enam puluh satu
62
enam puluh dua
63
enam puluh tiga
64
Enam puluh empat
65
enam puluh lima
66
enam puluh enam
67
enam puluh tujuh
68
enam puluh delapan
69
enam puluh sembilan
70
Tujuh puluh
71
tujuh puluh satu
72
tujuh puluh dua
73
tujuh puluh tiga
74
tujuh puluh empat
75
tujuh puluh lima
76
tujuh puluh enam
77
tujuh puluh tujuh
78
tujuh puluh delapan
79
tujuh puluh sembilan
80
Delapan puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
delapan puluh lima
86
Delapan puluh enam
87
delapan puluh tujuh
88
delapan puluh delapan
89
Delapan puluh sembilan
90
sembilan puluh ( END)
91
Karya baru
92
karya baru
93
Karya baru
94
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!