Tujuh belas

Rindu sedang mengemudi di jalan bebas hambatan sore itu, Kartika menyuruhnya untuk pulang begitu urusannya selesai.

Ia ingat jika beberapa hari yang lalu, David minta bertemu, untuk itulah, Rindu mengirimi pesan pada lelaki itu, bahwa dirinya telah kembali.

Tak lama David mengirim balasan menentukan tempat janjian keduanya bertemu.

Mobil biru itu baru memasuki ibukota usai magrib, lelah sebenarnya, tujuh jam ia mengemudi, hanya istirahat saat mengisi bahan bakar dan makan saja.

Sebuah cafe yang terletak di daerah Tebet, menjadi tempat janji temunya dengan salah satu teman Milano.

Begitu selesai memarkirkan mobil, Rindu keluar, ia menatap bangunan cafe dua lantai itu.

Terlihat David melambaikan tangannya, lelaki itu duduk di outdoor cafe tak jauh dari pintu masuk sambil merokok, di meja sudah ada kopi dan piring kecil yang telah bersih dari makanan.

"Ampe jamuran gue nungguin Lo,"ucap David, terlihat raut wajah kesal darinya.

Rindu duduk berseberangan dengan lelaki itu, "waktu gue ngirim Lo wa, gue masih di tol, perasaan gue udah bilang deh,"

"dari mana Lo?"

"nyari kampus,"

"lah, elo nggak kuliah disini?"

"belum tau Dave, ini juga cuman survei doang, eh gue pesan minuman sama makanan ya, laper gue, Lo mau pesan lagi nggak, gue traktir deh,"

David mengangguk dan menyebutkan pesanan yang diinginkannya.

Tak lama Rindu membawa dua gelas berisi minuman dengan warna berbeda, "makanannya nyusul, terus apa yang mau Lo omongin sama gue?"

David menyedot ice americano terlebih dahulu, "Sorry gue mau tanya dulu, emang waktu ultah Melly, elo yang bawa Milano ke kamar? Soalnya gue lihat di rekaman CCTV kok beda sama Lo yang sekarang,"ujarnya sembari memindai penampilan wanita berkacamata dihadapannya.

Rindu terkekeh, "gue lepas kacamata sama pakai dress, jelas beda banget, kenapa emang?"

"Ya nggak nyangka aja, jadi serius Lo yang tidur sama Milano, bukan Melly?"

"emangnya kenapa?"tanya Rindu sedikit malu.

David mulai menceritakan kejadian pagi menjelang siang di kamar hotel dimana Milano terbangun.

Awalnya Melly berakting seolah wanita itu yang telah tidur bersama Milano, dia menangis sedih, seolah dia korban.

Tapi dengan rekaman CCTV terjawab, jika bukan Melly wanita itu, walau setengah sadar Milano juga mengatakan bukan Melly yang tidur bersamanya, dari wangi parfum saja sudah berbeda.

Keesokan harinya, saat teman-teman Milano berkumpul, ada Andini yang turut serta, kebetulan gadis itu datang bersama Vino.

Dari celetukan gadis itu barulah diketahui jika wanita yang ada di CCTV adalah Rindu.

"seminggu Milano nungguin Lo disekolah, tapi Lo nggak nongol juga, kemana sih Lo?"

"Gue sakit, makanya gue Dateng pas hari ujian doang,"

"Terus akhirnya kenapa Lo malah jadi Deket sama Milano? Kata Andini, Lo benci banget sama temen gue,"

"gue dipaksa, dia mengancam gue, ya terpaksa gue terima, lagian gue itu korban pelecehan, Lo pikir gue mau gitu ditiduri sama cowok yang gue benci,"

"Tapi seingat gue, baru kali ini Milano maksa jadian sama cewek, kayaknya dia suka sama Lo,"

"bokis, dia cuman terobsesi, dia itu psikopat gila dan gue nyesel nolongin dia,"

David terkekeh, "antara kasihan sama seneng sih, gue ngeliat elo,"

Obrolan mereka terhenti, pelayan mengantarkan pesanan mereka, dua piring pasta berbeda toping tersaji dihadapan keduanya.

"Makan dulu Dave, gue laper banget,"

Mereka makan dalam diam, hanya terdengar suara kendaraan dan orang-orang yang melintas juga dentingan garpu di piring.

"Terus apa tujuannya elo ngajak gue ketemuan?"tanya Rindu usai mengelap mulutnya dengan tisu yang tersedia.

"waktu mau ke Bali, gue hampir baku hantam sama Milano, dia mau batalin pemotretan dengan alasan nyariin elo, belum lagi pas di sana dia nggak mau nge-dj, padahal pihak club' udah ngasih bayaran setengah, alhasil kena pinalti dua kali lipat dari bayaran, ****** rugi gede,"

Rindu diam mendengarkan sembari memainkan sedotan yang ada di minumannya.

"Kemarin lebih parah, nggak ada angin dan hujan, dia nantangin orang buat adu tinju, Lo ingat pas gue telpon kan? Hampir aja anak orang mati, untung diatas ring, coba kalau diluar, udah pasti masuk bui deh,"

"Terus apa hubungannya sama gue? Kenapa Lo cerita sama gue? Secara gue udah putus sama temen Lo,"

Ponsel David berdering, lelaki itu menunjukan layar ponselnya pada wanita dihadapannya, "mampus gue,"gumamnya, ia mengangkatnya dan menyalakan mode speaker,

"Lo dimana?" tanya Milano di seberang sana.

"lagi di cafe sama temen gue, ada apa?"tanya David sambil melirik Rindu.

"cafe mana?"

"Di Tebet, ada apa si?"Tanya David mulai khawatir.

"Lo lagi sama cewek gue ya? Lo mau jadi penghianat bangsat,"

Rindu dan David saling pandang lalu melihat ke sekeliling, lalu tatapan mereka bertemu dengan lelaki yang berdiri tepat di samping mobil biru.

Terlihat wajah panik dari kedua orang yang duduk saling berhadapan,

"Lo ngasih tau kalau mau ketemu gue,"bisik Rindu.

"nggak Ri, sumpah gue nggak bilang ke dia, mampus deh, tolongin gue please,"pinta David dengan suara pelan, usai mengakhiri panggilannya.

Milano berjalan ke arah keduanya, dengan rahang mengeras dan tangan terkepal, terlihat jelas lelaki itu diselimuti amarah.

David bangkit berdiri, Rindu bisa melihat raut wajah ketakutan dari lelaki itu, ia merasa tidak nyaman dengan situasi ini.

Milano berdiri tepat dihadapan David, menepuk pundaknya lalu mencengkeramnya kuat, ia berbisik sangat pelan dan tak terdengar oleh Rindu.

Yang jelas setelah itu, David menerima kunci motor dan beranjak dari sana tanpa mengatakan sepatah katapun pada Rindu.

Milano duduk disebelah wanita yang berhari-hari dicarinya, hanya diam beberapa saat tak ada satupun yang berbicara.

Ada ketakutan dalam diri Rindu berdekatan lagi dengan lelaki ini, tapi ia berusaha untuk tetap tenang.

"apa kamu suka dengan Dave, sehingga kamu meminta putus dari aku? Sejak kapan kamu menyukainya?"

Rindu yang sedari tadi memandangi jalanan langsung mengalihkan pandanganya pada lelaki disebelahnya, "Dave nggak ada hubungannya, ini kedua kalinya aku bertemu dengan dia setelah tempo hari di apartemen kamu,"

"Apa yang kalian bicarakan?"

Memilih tak menanggapi Rindu bangkit berdiri, ia hendak melangkah menuju mobilnya, tapi tangannya ditahan, "kamu mau kemana?"

"pulang, aku cape mau istirahat abis nyetir berjam-jam, mama juga udah nyuruh aku pulang,"ucap Rindu melirik pada lelaki bermata cokelat itu.

"Aku mau bicara Ri,"sahut Milano berusaha bersabar.

Rindu kembali duduk, "silahkan bicara tapi cepat, aku capek banget, pengen tidur,"

Milano menyodorkan sebuah kotak berwarna Navy, "aku mau kasih ini ke kamu, aku beli waktu ke Bali kemarin,"

Rindu membuka kotak itu, ia terkejut dengan isinya, sebuah gelang dengan kunci sekrup, sebagai pencinta novel, komik dan Drakor, tentu ia tau makna dari gelang tersebut.

"aku udah pakai, warnanya memang beda, tapi ada nama kamu tertera disini,"ujar Milano menunjukan, ukiran nama wanita di sampingnya yang terdapat pada gelang yang dipakainya, "sekarang kamu harus pakai ini,"

Lelaki itu memasangkan gelang berwarna gold itu, pada tangan kiri Rindu lalu menguncinya, setelahnya ia memasukan sekrup itu ke kantong jaket yang dikenakannya.

Bodohnya Rindu baru tersadar setelah gelang itu terpasang, "ini apa maksudnya?"

"artinya cinta kita abadi selamanya, aku dan kamu akan bersama sampai kapanpun,"jelas Milano.

Rindu jelas tau apa makna gelang itu, tapi bukankah seharusnya ia sudah putus dengan lelaki disampingnya, kenapa malah jadi begini?

"bukankah kita sudah putus?"

"apa terlihat aku menyetujuinya?"

"tapi aku yang memutuskan,"

Milano bangkit berdiri, ia meminta Rindu mengikutinya, keduanya berjalan ke arah mobil biru, "mana kuncinya?"tanyanya sembari meminta kuncinya, mau tak mau Rindu memberikannya.

Milano mulai mengemudi, "kamu dari mana?"tanyanya.

"luar kota, "jawab Rindu singkat.

"Luar kota banyak Ri,"

"yang jelas jauh, ini mau kemana sih? Jalan rumah aku kelewat ini,"ujar Rindu melihat jalanan yang dilintasinya,

"apartemen,"

Rindu mengernyit heran, "aku udah ditunggu mama di rumah, aku juga capek banget mau istirahat,"

"kamu bisa istirahat di apartemen aku,"

"Milano, aku harus pulang, bukankah besok kita harus sekolah, aku nggak ada seragam,"

"besok hanya gladi resik acara perpisahan, jadi boleh memakai pakaian bebas,"

Berdebat dengan lelaki itu membuat semakin lelah, ia memilih diam tak banyak berbicara, ia memilih memejamkan matanya.

Episodes
1 Satu
2 dua
3 tiga
4 empat
5 lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 dua belas
13 tiga belas
14 empat belas
15 lima belas
16 enam belas
17 Tujuh belas
18 Delapan belas
19 sembilan belas
20 dua puluh
21 dua puluh satu
22 dua puluh dua
23 dua puluh tiga
24 dua puluh empat
25 dua puluh lima
26 dua puluh enam
27 dua puluh tujuh
28 dua puluh delapan
29 dua puluh sembilan
30 tiga puluh
31 tiga puluh satu
32 tiga puluh dua
33 tiga puluh tiga
34 tiga puluh empat
35 tiga puluh lima
36 tiga puluh enam
37 tiga puluh tujuh
38 tiga puluh delapan
39 tiga puluh sembilan
40 empat puluh
41 empat puluh satu
42 empat puluh dua
43 empat puluh tiga
44 empat puluh empat
45 empat puluh lima
46 empat puluh enam
47 empat puluh tujuh
48 empat puluh delapan
49 empat puluh sembilan
50 lima puluh
51 lima puluh satu
52 lima puluh dua
53 lima puluh tiga
54 lima puluh empat
55 lima puluh lima
56 lima puluh enam
57 lima puluh tujuh
58 lima puluh delapan
59 lima puluh sembilan
60 enam puluh
61 enam puluh satu
62 enam puluh dua
63 enam puluh tiga
64 Enam puluh empat
65 enam puluh lima
66 enam puluh enam
67 enam puluh tujuh
68 enam puluh delapan
69 enam puluh sembilan
70 Tujuh puluh
71 tujuh puluh satu
72 tujuh puluh dua
73 tujuh puluh tiga
74 tujuh puluh empat
75 tujuh puluh lima
76 tujuh puluh enam
77 tujuh puluh tujuh
78 tujuh puluh delapan
79 tujuh puluh sembilan
80 Delapan puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 delapan puluh lima
86 Delapan puluh enam
87 delapan puluh tujuh
88 delapan puluh delapan
89 Delapan puluh sembilan
90 sembilan puluh ( END)
91 Karya baru
92 karya baru
93 Karya baru
94 Karya baru
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Satu
2
dua
3
tiga
4
empat
5
lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
dua belas
13
tiga belas
14
empat belas
15
lima belas
16
enam belas
17
Tujuh belas
18
Delapan belas
19
sembilan belas
20
dua puluh
21
dua puluh satu
22
dua puluh dua
23
dua puluh tiga
24
dua puluh empat
25
dua puluh lima
26
dua puluh enam
27
dua puluh tujuh
28
dua puluh delapan
29
dua puluh sembilan
30
tiga puluh
31
tiga puluh satu
32
tiga puluh dua
33
tiga puluh tiga
34
tiga puluh empat
35
tiga puluh lima
36
tiga puluh enam
37
tiga puluh tujuh
38
tiga puluh delapan
39
tiga puluh sembilan
40
empat puluh
41
empat puluh satu
42
empat puluh dua
43
empat puluh tiga
44
empat puluh empat
45
empat puluh lima
46
empat puluh enam
47
empat puluh tujuh
48
empat puluh delapan
49
empat puluh sembilan
50
lima puluh
51
lima puluh satu
52
lima puluh dua
53
lima puluh tiga
54
lima puluh empat
55
lima puluh lima
56
lima puluh enam
57
lima puluh tujuh
58
lima puluh delapan
59
lima puluh sembilan
60
enam puluh
61
enam puluh satu
62
enam puluh dua
63
enam puluh tiga
64
Enam puluh empat
65
enam puluh lima
66
enam puluh enam
67
enam puluh tujuh
68
enam puluh delapan
69
enam puluh sembilan
70
Tujuh puluh
71
tujuh puluh satu
72
tujuh puluh dua
73
tujuh puluh tiga
74
tujuh puluh empat
75
tujuh puluh lima
76
tujuh puluh enam
77
tujuh puluh tujuh
78
tujuh puluh delapan
79
tujuh puluh sembilan
80
Delapan puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
delapan puluh lima
86
Delapan puluh enam
87
delapan puluh tujuh
88
delapan puluh delapan
89
Delapan puluh sembilan
90
sembilan puluh ( END)
91
Karya baru
92
karya baru
93
Karya baru
94
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!