Rindu sedang mengemudi di jalan bebas hambatan sore itu, Kartika menyuruhnya untuk pulang begitu urusannya selesai.
Ia ingat jika beberapa hari yang lalu, David minta bertemu, untuk itulah, Rindu mengirimi pesan pada lelaki itu, bahwa dirinya telah kembali.
Tak lama David mengirim balasan menentukan tempat janjian keduanya bertemu.
Mobil biru itu baru memasuki ibukota usai magrib, lelah sebenarnya, tujuh jam ia mengemudi, hanya istirahat saat mengisi bahan bakar dan makan saja.
Sebuah cafe yang terletak di daerah Tebet, menjadi tempat janji temunya dengan salah satu teman Milano.
Begitu selesai memarkirkan mobil, Rindu keluar, ia menatap bangunan cafe dua lantai itu.
Terlihat David melambaikan tangannya, lelaki itu duduk di outdoor cafe tak jauh dari pintu masuk sambil merokok, di meja sudah ada kopi dan piring kecil yang telah bersih dari makanan.
"Ampe jamuran gue nungguin Lo,"ucap David, terlihat raut wajah kesal darinya.
Rindu duduk berseberangan dengan lelaki itu, "waktu gue ngirim Lo wa, gue masih di tol, perasaan gue udah bilang deh,"
"dari mana Lo?"
"nyari kampus,"
"lah, elo nggak kuliah disini?"
"belum tau Dave, ini juga cuman survei doang, eh gue pesan minuman sama makanan ya, laper gue, Lo mau pesan lagi nggak, gue traktir deh,"
David mengangguk dan menyebutkan pesanan yang diinginkannya.
Tak lama Rindu membawa dua gelas berisi minuman dengan warna berbeda, "makanannya nyusul, terus apa yang mau Lo omongin sama gue?"
David menyedot ice americano terlebih dahulu, "Sorry gue mau tanya dulu, emang waktu ultah Melly, elo yang bawa Milano ke kamar? Soalnya gue lihat di rekaman CCTV kok beda sama Lo yang sekarang,"ujarnya sembari memindai penampilan wanita berkacamata dihadapannya.
Rindu terkekeh, "gue lepas kacamata sama pakai dress, jelas beda banget, kenapa emang?"
"Ya nggak nyangka aja, jadi serius Lo yang tidur sama Milano, bukan Melly?"
"emangnya kenapa?"tanya Rindu sedikit malu.
David mulai menceritakan kejadian pagi menjelang siang di kamar hotel dimana Milano terbangun.
Awalnya Melly berakting seolah wanita itu yang telah tidur bersama Milano, dia menangis sedih, seolah dia korban.
Tapi dengan rekaman CCTV terjawab, jika bukan Melly wanita itu, walau setengah sadar Milano juga mengatakan bukan Melly yang tidur bersamanya, dari wangi parfum saja sudah berbeda.
Keesokan harinya, saat teman-teman Milano berkumpul, ada Andini yang turut serta, kebetulan gadis itu datang bersama Vino.
Dari celetukan gadis itu barulah diketahui jika wanita yang ada di CCTV adalah Rindu.
"seminggu Milano nungguin Lo disekolah, tapi Lo nggak nongol juga, kemana sih Lo?"
"Gue sakit, makanya gue Dateng pas hari ujian doang,"
"Terus akhirnya kenapa Lo malah jadi Deket sama Milano? Kata Andini, Lo benci banget sama temen gue,"
"gue dipaksa, dia mengancam gue, ya terpaksa gue terima, lagian gue itu korban pelecehan, Lo pikir gue mau gitu ditiduri sama cowok yang gue benci,"
"Tapi seingat gue, baru kali ini Milano maksa jadian sama cewek, kayaknya dia suka sama Lo,"
"bokis, dia cuman terobsesi, dia itu psikopat gila dan gue nyesel nolongin dia,"
David terkekeh, "antara kasihan sama seneng sih, gue ngeliat elo,"
Obrolan mereka terhenti, pelayan mengantarkan pesanan mereka, dua piring pasta berbeda toping tersaji dihadapan keduanya.
"Makan dulu Dave, gue laper banget,"
Mereka makan dalam diam, hanya terdengar suara kendaraan dan orang-orang yang melintas juga dentingan garpu di piring.
"Terus apa tujuannya elo ngajak gue ketemuan?"tanya Rindu usai mengelap mulutnya dengan tisu yang tersedia.
"waktu mau ke Bali, gue hampir baku hantam sama Milano, dia mau batalin pemotretan dengan alasan nyariin elo, belum lagi pas di sana dia nggak mau nge-dj, padahal pihak club' udah ngasih bayaran setengah, alhasil kena pinalti dua kali lipat dari bayaran, ****** rugi gede,"
Rindu diam mendengarkan sembari memainkan sedotan yang ada di minumannya.
"Kemarin lebih parah, nggak ada angin dan hujan, dia nantangin orang buat adu tinju, Lo ingat pas gue telpon kan? Hampir aja anak orang mati, untung diatas ring, coba kalau diluar, udah pasti masuk bui deh,"
"Terus apa hubungannya sama gue? Kenapa Lo cerita sama gue? Secara gue udah putus sama temen Lo,"
Ponsel David berdering, lelaki itu menunjukan layar ponselnya pada wanita dihadapannya, "mampus gue,"gumamnya, ia mengangkatnya dan menyalakan mode speaker,
"Lo dimana?" tanya Milano di seberang sana.
"lagi di cafe sama temen gue, ada apa?"tanya David sambil melirik Rindu.
"cafe mana?"
"Di Tebet, ada apa si?"Tanya David mulai khawatir.
"Lo lagi sama cewek gue ya? Lo mau jadi penghianat bangsat,"
Rindu dan David saling pandang lalu melihat ke sekeliling, lalu tatapan mereka bertemu dengan lelaki yang berdiri tepat di samping mobil biru.
Terlihat wajah panik dari kedua orang yang duduk saling berhadapan,
"Lo ngasih tau kalau mau ketemu gue,"bisik Rindu.
"nggak Ri, sumpah gue nggak bilang ke dia, mampus deh, tolongin gue please,"pinta David dengan suara pelan, usai mengakhiri panggilannya.
Milano berjalan ke arah keduanya, dengan rahang mengeras dan tangan terkepal, terlihat jelas lelaki itu diselimuti amarah.
David bangkit berdiri, Rindu bisa melihat raut wajah ketakutan dari lelaki itu, ia merasa tidak nyaman dengan situasi ini.
Milano berdiri tepat dihadapan David, menepuk pundaknya lalu mencengkeramnya kuat, ia berbisik sangat pelan dan tak terdengar oleh Rindu.
Yang jelas setelah itu, David menerima kunci motor dan beranjak dari sana tanpa mengatakan sepatah katapun pada Rindu.
Milano duduk disebelah wanita yang berhari-hari dicarinya, hanya diam beberapa saat tak ada satupun yang berbicara.
Ada ketakutan dalam diri Rindu berdekatan lagi dengan lelaki ini, tapi ia berusaha untuk tetap tenang.
"apa kamu suka dengan Dave, sehingga kamu meminta putus dari aku? Sejak kapan kamu menyukainya?"
Rindu yang sedari tadi memandangi jalanan langsung mengalihkan pandanganya pada lelaki disebelahnya, "Dave nggak ada hubungannya, ini kedua kalinya aku bertemu dengan dia setelah tempo hari di apartemen kamu,"
"Apa yang kalian bicarakan?"
Memilih tak menanggapi Rindu bangkit berdiri, ia hendak melangkah menuju mobilnya, tapi tangannya ditahan, "kamu mau kemana?"
"pulang, aku cape mau istirahat abis nyetir berjam-jam, mama juga udah nyuruh aku pulang,"ucap Rindu melirik pada lelaki bermata cokelat itu.
"Aku mau bicara Ri,"sahut Milano berusaha bersabar.
Rindu kembali duduk, "silahkan bicara tapi cepat, aku capek banget, pengen tidur,"
Milano menyodorkan sebuah kotak berwarna Navy, "aku mau kasih ini ke kamu, aku beli waktu ke Bali kemarin,"
Rindu membuka kotak itu, ia terkejut dengan isinya, sebuah gelang dengan kunci sekrup, sebagai pencinta novel, komik dan Drakor, tentu ia tau makna dari gelang tersebut.
"aku udah pakai, warnanya memang beda, tapi ada nama kamu tertera disini,"ujar Milano menunjukan, ukiran nama wanita di sampingnya yang terdapat pada gelang yang dipakainya, "sekarang kamu harus pakai ini,"
Lelaki itu memasangkan gelang berwarna gold itu, pada tangan kiri Rindu lalu menguncinya, setelahnya ia memasukan sekrup itu ke kantong jaket yang dikenakannya.
Bodohnya Rindu baru tersadar setelah gelang itu terpasang, "ini apa maksudnya?"
"artinya cinta kita abadi selamanya, aku dan kamu akan bersama sampai kapanpun,"jelas Milano.
Rindu jelas tau apa makna gelang itu, tapi bukankah seharusnya ia sudah putus dengan lelaki disampingnya, kenapa malah jadi begini?
"bukankah kita sudah putus?"
"apa terlihat aku menyetujuinya?"
"tapi aku yang memutuskan,"
Milano bangkit berdiri, ia meminta Rindu mengikutinya, keduanya berjalan ke arah mobil biru, "mana kuncinya?"tanyanya sembari meminta kuncinya, mau tak mau Rindu memberikannya.
Milano mulai mengemudi, "kamu dari mana?"tanyanya.
"luar kota, "jawab Rindu singkat.
"Luar kota banyak Ri,"
"yang jelas jauh, ini mau kemana sih? Jalan rumah aku kelewat ini,"ujar Rindu melihat jalanan yang dilintasinya,
"apartemen,"
Rindu mengernyit heran, "aku udah ditunggu mama di rumah, aku juga capek banget mau istirahat,"
"kamu bisa istirahat di apartemen aku,"
"Milano, aku harus pulang, bukankah besok kita harus sekolah, aku nggak ada seragam,"
"besok hanya gladi resik acara perpisahan, jadi boleh memakai pakaian bebas,"
Berdebat dengan lelaki itu membuat semakin lelah, ia memilih diam tak banyak berbicara, ia memilih memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments