tujuh

Milano mulai mengemudikan mobilnya, keluar dari sekolah, sementara wanita di disebelahnya masih terisak, ia berdecak kesal, "sampai kapan Lo mau nangis? Nggak capek apa? Gue cuman mau ngomong sama Lo! Kenapa Lo kayak ketakutan sih?"

Rindu menghapus air mata yang terus mengalir di pipinya, ia masih takut dengan lelaki disebelahnya.

Milano menghentikan mobilnya saat lampu lalulintas berubah merah, "Ri, tenang aja gue nggak bakal ngapa-ngapain Lo, jadi Lo nggak usah takut, ada beberapa pertanyaan yang mesti Lo jawab dengan jujur, jadi gue minta, hentikan tangisan Lo, gue paling Benci liat cewek nangis,"

Rindu mulai mengatur nafasnya, ia mengambil botol berisi Air mineral dalam tasnya lalu meminumnya hingga tandas, berharap ia bisa lebih tenang.

Milano kembali melajukan mobilnya begitu lampu lalulintas berwarna hijau, "Ri, Lo udah makan belum? Gue laper,"

Rindu memilih tak menjawab, ia bahkan membuang muka,

Hening, hingga mobil memasuki parkiran restoran cepat saji, Milano menyebutkan beberapa pesanan.

"inisiatif gue pesenin yang sama, karena gue tau, Lo pasti masih belum mau ngomong,"ujarnya sembari memberikan kantong kertas berisi burger, tapi Wanita itu masih membuang muka, sehingga Milano meletakkannya disampingnya.

Lelaki itu memarkirkan mobil di parkiran restoran, ia mulai memakan burger pesanannya, tak lupa cola dengan ukuran large.

"makan Ri,"perintah Milano, tak ada tanggapan apapun dari wanita yang mengenakan kaca mata itu, "Lo nggak makan, gue bakal suapi pake mulut,"ancamnya.

Mendengar hal itu, Rindu terpaksa menuruti, meskipun ia harus susah payah menelannya, disaat gugup dan takut seperti ini mana bisa ia makan.

"makan es krimnya, biar nggak tegang, dari tadi Lo tegang banget,"ledek Milano memberikan cup berisi es krim, "nggak di makan, gue bakal suapi pake mulut,"ancamnya lagi, ia tau wanita disebelahnya akan menolak lagi.

Hening kembali, kedua remaja itu sibuk dengan es krim masing-masing,

"Ri, boleh gue tanya?"tanya lelaki yang baru saja menyelesaikan makannya.

Tak ada tanggapan apapun, Rindu masih sibuk makan es krim itu.

"Ri, cewek malam itu elo kan? Kenapa selama ini Lo terkesan menghindari gue? Dan kenapa Lo ninggalin gue malam itu?"

Mendengar itu, Rindu tersedak, Milano panik, ia menepuk punggung wanita disebelahnya, dan memberikan botol air mineral yang selalu tersedia di mobilnya.

Dirasa tenang, Milano kembali mengulangi pertanyaannya, tapi Rindu masih saja tak menanggapinya,

"Ri, harusnya Lo tau, gue bukan tipe orang yang sabar, jadi jangan bikin gue marah hanya karena Lo nggak mau ngomong, apa perlu gue cium dulu supaya Lo buka mulut?"

Rindu menggeleng kencang, ia meletakan cup es krim di kantong plastik disebelahnya, tanpa menatap lawan bicara, ia bergumam pelan, "nggak perlu ada yang diomongin,"

Milano berdecak, ini kali pertama ada perempuan yang tak peduli padanya, "tapi gue mau memperjelas kejadian itu, ada yang ngasih sesuatu di minuman gue, dan saat itu gue setengah sadar, sehingga gue melakukannya, gue minta maaf karena malam itu gue kasar, padahal itu pertama kalinya buat Lo, jujur gue kaget banget, pagi-pagi di kasur ada noda darah banyak banget, dan yang bikin gue nggak habis pikir kenapa Lo pergi gitu aja? dan kenapa Lo nggak minta pertanggung jawaban ke gue, seharian gue tunggu dikamar tapi Lo nggak dateng,"jelasnya panjang lebar.

Rindu menghela nafas, "lupain,"ucapnya singkat.

Mendengarnya Milano melongo, ia tak menyangka ada wanita yang berkata seperti itu padanya, harga dirinya terluka, "gue nggak salah denger?"tanyanya tak percaya.

"lupain aja, toh Lo udah biasa kayak gitu kan? jadi anggap aja gue kayak cewek-cewek Lo yang lain, dan mulai sekarang tolong jangan cari gue, karena kita nggak sedekat itu buat pulang bareng,"

"oh ya, makasih makan siangnya karena gue udah jawab pertanyaan Lo, jadi gue mau balik!"pintanya, tapi pintu mobil terkunci, "tolong buka pintunya,"

Milano tersenyum miris, sungguh sekarang ia sedang kesal, harga dirinya terluka, ia merasa tersinggung dengan perkataan wanita yang pernah menghabiskan malam bersamanya.

"Ri, bukannya waktu itu gue nggak pakai pengaman, apa Lo nggak mau minta pertanggung jawaban ke gue gitu?"tanyanya mencoba bersabar.

Rindu terkekeh, heran dengan tingkah lelaki brengsek disebelahnya, "gue tau Lo nggak serius kan! Hamil nggak hamil apa peduli Lo! Harusnya Lo udah biasa sama hal seperti ini, Lo tenang aja, cuman sekali, gue jamin nggak bakal jadi, stop bahas ini, udah kan gue balik,"

Nyatanya bukan hanya sekali, Milano bahkan menyemburkan benihnya berkali-kali.

"Emang kalau cuman sekali nggak bakal jadi bayi, emang mesti berapa kali biar jadi bayi? Sebagai anak IPA harusnya Lo tau,"

Rindu menegang, tapi berusaha mengendalikan dirinya, ia menghela nafas, "dibuat simpel bisa nggak, seperti yang gue bilang tadi, anggap aja malam itu sama kayak malam-malam yang Lo habiskan sama cewek-cewek lain, dan sekali lagi gue jamin, gue nggak bakal hamil, jadi tolong lupain, dan jangan ganggu gue lagi,"pintanya, "tolong buka pintunya, gue mau pulang,"

Milano mencengkram setirnya, rasanya kesal setengah mati, secara tidak langsung ia ditolak wanita dengan penampilan Cupu itu, pertama kali ia diperlakukan seperti.

lelaki itu mulai melajukan mobilnya meninggalkan parkiran Restoran cepat saji itu.

"Tolong turunin gue di halte depan,"pinta Rindu.

Tapi hingga melewati halte, mobil terus melaju, Rindu kembali protes, tapi Milano seolah tak peduli.

Akhirnya, Rindu hanya bisa pasrah, percuma saja, protes juga tak membuat mobil berhenti, Tak lama, mobil memasuki parkiran bawah gedung apartemen.

"keluar Ri,"perintah Milano setelah membukakan pintu mobil dimana wanita berkaca mata itu duduk.

Tak ada pilihan lain Rindu menurut, ia keluar dari mobil, "ini dimana? Dan mau ngapain?"tanyanya bingung.

"apartemen gue,"jawab Milano sambil mengambil tas ransel yang dipakai Rindu.

Wanita itu sempat memegang erat tasnya, tapi Milano memaksanya,

Lelaki itu berjalan terlebih dahulu, tapi ia kembali kesal karena Rindu malah diam tepat di samping mobil.

"ikut gue Ri,"pinta Milano mencoba bersabar.

"mau ngapain sih? Kan pertanyaan Lo udah gue jawab semua, jadi Gue mau balik sekarang dan balikin tas gue,"

Milano menggeleng, "Belum semua Ri, ada yang mau gue pastikan sekali lagi,"

"apaan sih, ngomong aja disini, entar sebisa mungkin gue jawab,"

Milano menghembuskan nafasnya kasar, ia mulai kehilangan kesabarannya, "ikut dengan cara baik-baik, atau mau gue gendong ke atas?"

Tak punya pilihan lain akhirnya Rindu memilih mengikuti lelaki yang dibencinya.

Hanya keheningan disepanjang jalan menuju unit apartemen milik Milano.

Hingga lelaki itu berhenti tepat didepan pintu, lalu memasukkan beberapa digit angka.

Kesan pertama begitu masuk, adalah bersih, rapih dan wangi khas lelaki brengsek itu, Dominan warna monokrom, pada cat dinding dan perabot yang ada.

Milano memberikan sandal rumahan, ia juga menyuruhnya meletakan sepatunya, di kabinet di samping pintu masuk.

"duduk Ri,"setelah mempersilahkan tamunya, Milano berjalan menuju kulkas dan mengambil air mineral untuk tamunya.

Lelaki itu duduk di sofa singel yang menghadap jendela apartemen, "minum Ri,"ia menyodorkan air mineral yang ia bantu buka segelnya.

Malas berdebat, Rindu meminum sedikit air mineral yang disodorkan padanya, "jadi apa yang mau diomongin?"tanyanya mencoba tenang.

"kenapa Lo ninggalin gue gitu aja?"tanya balik Milano, ia masih penasaran dengan hal satu itu,

Rindu menghembuskan nafasnya kasar, ia memberanikan diri menatap lawan bicaranya, "Terus gue suruh nungguin cowok yang udah melecehkan gue gitu? kalau Lo ada diposisi gue, menurut Lo tindakan gue bener nggak? Jujur aja, Sampai detik ini gue rasanya masih takut banget karena tindakan Lo!"

Milano melebarkan matanya, "jadi malam itu, Lo anggap gue melecehkan elo begitu? bukannya hal itu yang diharapkan oleh kalian? Harusnya Lo bangga, banyak cewek yang pengen banget gue tiduri,"ucapnya tak habis pikir.

"tapi gue bukan termasuk cewek-cewek itu, gue bahkan benci banget sama lo,"sahut Rindu jujur, masa bodoh menyinggung lelaki sialan itu.

Untuk pertama kalinya sepanjang hidupnya, ada perempuan yang membenci dirinya, "kenapa Lo benci gue? bukankah gue nggak pernah berhubungan atau menyakiti Lo!"tanyanya.

"emang orang Benci harus ada alasan ya! Dan kebencian gue makin bertambah karena kekurangajaran Lo, udah cukup ngomongnya, gue mau balik,"jawab Rindu sembari berdiri hendak melangkah ke arah pintu.

Tapi tangannya ditahan, "gue belum selesai Rindu, gue masih penasaran,"

Rindu menepis kasar tangan besar lelaki yang dibencinya, "jangan sentuh gue, dan silahkan bicara cepat, udah cukup waktu gue ngomong sama Lo,"

Milano berdiri menjulang, berhadapan dengan perempuan yang katanya membencinya, ia bisa lihat wajah gugup dari wanita yang tingginya hanya sebatas lehernya.

Lelaki itu melepas kaca mata dan melepas kepangan yang menghiasi rambut sepunggung wanita dihadapannya, sempat ia diprotes tapi ia tak peduli.

Ia menunduk dan mengendus sekitar leher untuk mencium aroma yang dikenalinya.

Rindu mundur beberapa langkah, ia mulai panik dengan tindakan lelaki jangkung dihadapannya, "jangan kurang ajar deh,"protesnya.

Milano terkekeh dengan tindakan waspada wanita itu, "gue cuman memastikan aja, bahwa cewek yang gue tiduri malam itu adalah elo, karena sejujurnya dari tadi gue nggak yakin, karena samar gue ingat, cewek itu nggak pake kaca mata dan cantik juga aroma wangi yang khas, kenapa Lo mesti berpenampilan cupu kayak gini sih? Bikin sakit mata tau,"

"bukan urusan Lo, suka-suka gue mau berpenampilan kayak apa, itu bukan hak lo, udah kan jadi gue mau balik,"

Tangan rindu ditahan, "kenapa buru-buru banget sih? Gue belum selesai,"

"jangan sentuh gue brengsek, jijik gue sama Lo!"maki Rindu.

Tatapan yang tadinya biasa saja, berubah menjadi tajam, seolah tak terima dengan makian wanita itu.

Episodes
1 Satu
2 dua
3 tiga
4 empat
5 lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 dua belas
13 tiga belas
14 empat belas
15 lima belas
16 enam belas
17 Tujuh belas
18 Delapan belas
19 sembilan belas
20 dua puluh
21 dua puluh satu
22 dua puluh dua
23 dua puluh tiga
24 dua puluh empat
25 dua puluh lima
26 dua puluh enam
27 dua puluh tujuh
28 dua puluh delapan
29 dua puluh sembilan
30 tiga puluh
31 tiga puluh satu
32 tiga puluh dua
33 tiga puluh tiga
34 tiga puluh empat
35 tiga puluh lima
36 tiga puluh enam
37 tiga puluh tujuh
38 tiga puluh delapan
39 tiga puluh sembilan
40 empat puluh
41 empat puluh satu
42 empat puluh dua
43 empat puluh tiga
44 empat puluh empat
45 empat puluh lima
46 empat puluh enam
47 empat puluh tujuh
48 empat puluh delapan
49 empat puluh sembilan
50 lima puluh
51 lima puluh satu
52 lima puluh dua
53 lima puluh tiga
54 lima puluh empat
55 lima puluh lima
56 lima puluh enam
57 lima puluh tujuh
58 lima puluh delapan
59 lima puluh sembilan
60 enam puluh
61 enam puluh satu
62 enam puluh dua
63 enam puluh tiga
64 Enam puluh empat
65 enam puluh lima
66 enam puluh enam
67 enam puluh tujuh
68 enam puluh delapan
69 enam puluh sembilan
70 Tujuh puluh
71 tujuh puluh satu
72 tujuh puluh dua
73 tujuh puluh tiga
74 tujuh puluh empat
75 tujuh puluh lima
76 tujuh puluh enam
77 tujuh puluh tujuh
78 tujuh puluh delapan
79 tujuh puluh sembilan
80 Delapan puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 delapan puluh lima
86 Delapan puluh enam
87 delapan puluh tujuh
88 delapan puluh delapan
89 Delapan puluh sembilan
90 sembilan puluh ( END)
91 Karya baru
92 karya baru
93 Karya baru
94 Karya baru
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Satu
2
dua
3
tiga
4
empat
5
lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
dua belas
13
tiga belas
14
empat belas
15
lima belas
16
enam belas
17
Tujuh belas
18
Delapan belas
19
sembilan belas
20
dua puluh
21
dua puluh satu
22
dua puluh dua
23
dua puluh tiga
24
dua puluh empat
25
dua puluh lima
26
dua puluh enam
27
dua puluh tujuh
28
dua puluh delapan
29
dua puluh sembilan
30
tiga puluh
31
tiga puluh satu
32
tiga puluh dua
33
tiga puluh tiga
34
tiga puluh empat
35
tiga puluh lima
36
tiga puluh enam
37
tiga puluh tujuh
38
tiga puluh delapan
39
tiga puluh sembilan
40
empat puluh
41
empat puluh satu
42
empat puluh dua
43
empat puluh tiga
44
empat puluh empat
45
empat puluh lima
46
empat puluh enam
47
empat puluh tujuh
48
empat puluh delapan
49
empat puluh sembilan
50
lima puluh
51
lima puluh satu
52
lima puluh dua
53
lima puluh tiga
54
lima puluh empat
55
lima puluh lima
56
lima puluh enam
57
lima puluh tujuh
58
lima puluh delapan
59
lima puluh sembilan
60
enam puluh
61
enam puluh satu
62
enam puluh dua
63
enam puluh tiga
64
Enam puluh empat
65
enam puluh lima
66
enam puluh enam
67
enam puluh tujuh
68
enam puluh delapan
69
enam puluh sembilan
70
Tujuh puluh
71
tujuh puluh satu
72
tujuh puluh dua
73
tujuh puluh tiga
74
tujuh puluh empat
75
tujuh puluh lima
76
tujuh puluh enam
77
tujuh puluh tujuh
78
tujuh puluh delapan
79
tujuh puluh sembilan
80
Delapan puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
delapan puluh lima
86
Delapan puluh enam
87
delapan puluh tujuh
88
delapan puluh delapan
89
Delapan puluh sembilan
90
sembilan puluh ( END)
91
Karya baru
92
karya baru
93
Karya baru
94
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!