enam

Hari ujian tiba, semalam kedua orang tua Rindu pulang untuk menemani putri mereka melewati masa ujian.

Jejak-jejak yang ditimbulkan oleh lelaki brengsek itu juga telah hilang, setidaknya Kartika tak akan curiga.

Demi mendukung putrinya, Kartika dan Pramana bahkan sampai mengantarkan ke sekolah, sepanjang jalan, mereka menyemangati buah cintanya.

"Riri kayak anak TK yang mau ikut lomba tau nggak sih,"ungkapnya.

"ini tuh momen yang nggak bisa diulang Ri, makanya papa sengaja menunda pekerjaan selama lima hari, supaya nantinya kamu semangat mengerjakan soal dan mendapat hasil terbaik,"sahut Pramana dibalik kursi kemudi.

"betul kata papa, Rindu kan buah cinta kami satu-satunya, permata hati kami jadi kami harus melakukan yang terbaik dong,"Kartika ikut berkomentar.

"iya deh, makasih banyak, kalian adalah orang tua terbaik di dunia,"ucap Rindu malas berdebat lagi.

Dalam hati Rindu bersyukur, kedua orangtuanya selalu kompak, disela-sela kesibukan mereka selalu memperhatikannya.

Setelah menyalami dan mencium pipi kedua orangtuanya secara bergantian, Rindu pamit, sekali lagi ia meminta doa, supaya diberi kelancaran dalam mengerjakan soal.

Hari ini ia melapisi seragamnya dengan Hoodie dan masker yang menutupi sebagian wajahnya.

Ketika tiba dikelas, beberapa temannya bertanya, dan ia memberikan alasan jika dirinya masih terkena flu, takut menularkan pada yang lain.

Hari pertama dilalui dengan lancar, tak ada kendala apapun.

Waktu pulang, Kartika menjemputnya, wanita berusia empat puluh tahun itu meminta maaf atas Pramana, tidak bisa menjemputnya dikarenakan ada meeting penting dengan atasan.

"Ri, udah nentuin dimana kamu kuliah?"tanya Kartika sembari mengemudi dalam perjalanan pulang.

"Belum tau ma, pengennya di sekitar Jakarta aja, biar Deket mama sama papa,"jawabnya.

Hening sejenak, Kartika menghela nafas, "Ri, kamu ingat waktu kecil, mama pernah ajak kamu liburan main ke tempat mama SD dulu?"tanyanya.

Rindu mengernyit, ia mencoba mengingat, "Di Cilacap buka ma?"tanyanya balik.

Bapak dari Kartika adalah pegawai perusahaan tambang milik negara, kebetulan saat dirinya sekolah dasar, beliau ditempatkan disalah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah.

Kartika berdehem, "Di kota sebelahnya, ada universitas negeri bagus, kamu mau nggak kuliah disitu?"

"emang papa bolehin?"

"tolong jangan bilang papa dulu, ini baru rencana mama sih,"

"Papa dimutasi ke sana ma?"

Kartika menggeleng, "kita berdua aja Ri, papa biar kerja disini, kalau liburan baru kita balik kesini buat nengok papa,"

Rindu menoleh, ia terkejut, "sejak kapan papa bisa jauh dari mama?"

"em... Nggak gitu maksudnya, ini kan baru rencana, jadi tolong rahasiakan dari papa ya!"pinta Kartika.

Rindu mengangguk menyetujui permintaan wanita yang melahirkannya.

Hari kedua dan seterusnya juga sama, Rindu bisa melaluinya dengan lancar, selama hari ujian mereka selalu menyempatkan mengantar jemput dan menyemangatinya.

Namun saat Hari terakhir ujian, Andini menghubungi Kartika, meminta ijin untuk mengajak Rindu pulang bersama.

Keduanya berjalan menuju parkiran sambil berbicara tentang ujian yang baru mereka hadapi beberapa menit yang lalu.

"gue grogi di ujian terakhir, kayak nggak yakin dapet nilai bagus,"cetus Andini.

Rindu berjalan sambil memainkan tali ranselnya, ia menoleh pada sahabatnya, "bukannya soal tadi hampir sama kayak latihan yang ditempat les ya! Emang nggak Lo pelajari?"tanyanya heran.

"gue pelajarilah, masalahnya gue kepikiran hal lain,"jawab Andini,

Terdengar decakan dari sahabatnya, "masalah apa sih Din? Abang Lo acak-acak kamar Lo? Atau nyonya Retno minta Lo belajar masak?"tanyanya lagi.

"kalau menurut gue, sih lebih parah, gue nggak nyangka aja, kok bisa licik gitu, bilang benci nggak taunya doyan juga, munafik tau,"

Rindu bingung dengan jawaban sahabatnya, "maksudnya apaan sih? Siapa yang licik dan munafik? Ngomong yang jelas Napa Din?"

"Entar juga Lo tau,"sahut Andini ketus.

Keduanya tiba di parkiran,

"hai Dini!"sapa Vino yang berdiri didepan mobil merah milik Andini,

"loh Din, Lo kok nggak ngomong mau balik bareng Vino juga"ucap Rindu protes.

Andini yang berdiri disebelah Vino, melirik sinis pada sahabatnya, "kan Lo nggak nanya,"

Rindu menghela nafas, ia merasa ada yang salah, "kalau Lo mau bareng Vino, gue pulang naik taksi aja deh,"ujarnya.

Ia tak mau mengganggu, ia tau jika Andini sedang dekat dengan Vino, maka dari itu sebagai sahabat ia cukup tau diri tidak jadi obat nyamuk diantara mereka.

"tunggu Ri, gue mau tanya dong,"cegah Andini begitu melihat Rindu akan berbalik.

Gadis dengan potongan rambut sebahu, menghampirinya, lalu mengutak-atik ponselnya lalu memberikan padanya, "ini maksudnya apa ri? Bisa Lo jelasin ke gue?"

Rindu mengambil ponsel sahabatnya, dan melihat video yang memperlihatkan, saat dirinya memapah Milano menuju ke salah satu kamar.

"gue nggak nyangka Lo licik ya! Disaat Milano nggak sadar, Lo memanfaatkan dia, bukannya Lo benci sama dia, kok Lo malah ngajakin dia tidur, munafik tau nggak Lo!"maki Andini.

Rindu menggeleng, "gue bisa jelasin Din,"

"Ri dalam video itu udah jelas, gue tau topeng itu, dress, Sling bag, bahkan sepatu, itu semua gue tau banget, mau menyangkal apa lagi sih?"

"Kalau sebelumnya Lo kayak gue, mungkin gue nggak sekesel ini sama Lo, tapi nyatanya, begitu ada kesempatan Lo malah manfaatin cowok yang katanya dibenci sama Lo, bukan tipe Lo, munafik tau nggak, benar-benar nggak nyangka,"

Mata Rindu berkaca-kaca, hampir enam tahun bersahabat, baru kali ini Andini memakinya dan semarah itu padanya.

"kenapa diam? Mau nangis? Percuma air mata buaya Lo, gue nggak bakal percaya, sama aja Lo kayak yang lain, dasar munafik,"setelah mengeluarkan makiannya, Andini masuk ke dalam mobilnya bersama Vino.

Sebelum meninggalkan parkiran, Andini menurunkan kaca jendela mobil, ia melepas gelang persahabatannya dengan Rindu, dan melemparkannya ke arah mantan sahabatnya, "mulai sekarang, gue nggak mau punya temen munafik kayak Lo!"

Sepeninggal Andini, Rindu berjongkok, ia menutupi wajah dengan dua tangannya, ia menangis, ia sedih, ia tak menyangka persahabatan yang dibina hampir enam tahun itu hancur seketika.

ia menggenggam erat gelang persahabatan yang mereka beli, saat study tour ke Jogja saat keduanya kelas sembilan sekolah menengah pertama.

Rindu masih menangis ketika panasnya matahari yang menyinarinya terhalangi oleh sesuatu, ia melihat sepatu berwarna putih dari brand ternama berada tepat didepannya, lalu kepalanya mendongak, melihat siapa yang berada di hadapannya.

Matanya melebar, tubuhnya menegang, jantungnya berdetak dengan cepat, ia tak menyangka lelaki yang sengaja dihindarinya sekarang berada dihadapannya.

"hai Rindu, kemana aja Lo! Gue cariin juga, Bisa ikut gue sebentar, ada yang mau gue omongin,"ucap lelaki dengan tatapan tajam itu.

Air mata yang sempat terhenti, kembali mengalir kembali dari sudut matanya, Rindu menggeleng, tubuhnya bergetar ia takut sangat takut.

"buruan Ri, panas nih,"ujar Milano.

Rindu mencoba mengatur nafasnya, ia berusaha menekan rasa takutnya, dalam hati ia berbisik, "tenang Rindu, ini sekolah, dia nggak mungkin macem-macem, Lo bisa, Lo kuat,"

Ia bangkit, tanpa berbicara sepatah katapun, ia berbalik dan berlari meninggalkan parkiran, tempat yang pertama ditujunya adalah jalan didepan sekolah, biasanya ada taksi atau angkutan yang melintas.

Sayangnya, kaki pendeknya bisa dikejar oleh kaki panjang lelaki brengsek itu, tas ranselnya ditarik, sehingga langkahnya terhenti.

"Ri, kenapa mesti lari sih? Gue mau ngomong bentar doang,"

Rindu menjerit ketakutan, "gue mohon lepasin,"ujarnya sembari memberontak.

Tak mau menjadi pusat perhatian dari guru dan murid yang masih berada disekolah, lelaki itu menyeret paksa lalu membawanya ke mobil miliknya.

Terpopuler

Comments

Astri

Astri

hausx sudut pandang dr milano d tonjolkan jga kita kan pnsran gimana reaksi melano hbis gitu sm rindu apakah dia merasa bersalah atau gimana atau apalah

2024-01-25

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 dua
3 tiga
4 empat
5 lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 dua belas
13 tiga belas
14 empat belas
15 lima belas
16 enam belas
17 Tujuh belas
18 Delapan belas
19 sembilan belas
20 dua puluh
21 dua puluh satu
22 dua puluh dua
23 dua puluh tiga
24 dua puluh empat
25 dua puluh lima
26 dua puluh enam
27 dua puluh tujuh
28 dua puluh delapan
29 dua puluh sembilan
30 tiga puluh
31 tiga puluh satu
32 tiga puluh dua
33 tiga puluh tiga
34 tiga puluh empat
35 tiga puluh lima
36 tiga puluh enam
37 tiga puluh tujuh
38 tiga puluh delapan
39 tiga puluh sembilan
40 empat puluh
41 empat puluh satu
42 empat puluh dua
43 empat puluh tiga
44 empat puluh empat
45 empat puluh lima
46 empat puluh enam
47 empat puluh tujuh
48 empat puluh delapan
49 empat puluh sembilan
50 lima puluh
51 lima puluh satu
52 lima puluh dua
53 lima puluh tiga
54 lima puluh empat
55 lima puluh lima
56 lima puluh enam
57 lima puluh tujuh
58 lima puluh delapan
59 lima puluh sembilan
60 enam puluh
61 enam puluh satu
62 enam puluh dua
63 enam puluh tiga
64 Enam puluh empat
65 enam puluh lima
66 enam puluh enam
67 enam puluh tujuh
68 enam puluh delapan
69 enam puluh sembilan
70 Tujuh puluh
71 tujuh puluh satu
72 tujuh puluh dua
73 tujuh puluh tiga
74 tujuh puluh empat
75 tujuh puluh lima
76 tujuh puluh enam
77 tujuh puluh tujuh
78 tujuh puluh delapan
79 tujuh puluh sembilan
80 Delapan puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 delapan puluh lima
86 Delapan puluh enam
87 delapan puluh tujuh
88 delapan puluh delapan
89 Delapan puluh sembilan
90 sembilan puluh ( END)
91 Karya baru
92 karya baru
93 Karya baru
94 Karya baru
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Satu
2
dua
3
tiga
4
empat
5
lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
dua belas
13
tiga belas
14
empat belas
15
lima belas
16
enam belas
17
Tujuh belas
18
Delapan belas
19
sembilan belas
20
dua puluh
21
dua puluh satu
22
dua puluh dua
23
dua puluh tiga
24
dua puluh empat
25
dua puluh lima
26
dua puluh enam
27
dua puluh tujuh
28
dua puluh delapan
29
dua puluh sembilan
30
tiga puluh
31
tiga puluh satu
32
tiga puluh dua
33
tiga puluh tiga
34
tiga puluh empat
35
tiga puluh lima
36
tiga puluh enam
37
tiga puluh tujuh
38
tiga puluh delapan
39
tiga puluh sembilan
40
empat puluh
41
empat puluh satu
42
empat puluh dua
43
empat puluh tiga
44
empat puluh empat
45
empat puluh lima
46
empat puluh enam
47
empat puluh tujuh
48
empat puluh delapan
49
empat puluh sembilan
50
lima puluh
51
lima puluh satu
52
lima puluh dua
53
lima puluh tiga
54
lima puluh empat
55
lima puluh lima
56
lima puluh enam
57
lima puluh tujuh
58
lima puluh delapan
59
lima puluh sembilan
60
enam puluh
61
enam puluh satu
62
enam puluh dua
63
enam puluh tiga
64
Enam puluh empat
65
enam puluh lima
66
enam puluh enam
67
enam puluh tujuh
68
enam puluh delapan
69
enam puluh sembilan
70
Tujuh puluh
71
tujuh puluh satu
72
tujuh puluh dua
73
tujuh puluh tiga
74
tujuh puluh empat
75
tujuh puluh lima
76
tujuh puluh enam
77
tujuh puluh tujuh
78
tujuh puluh delapan
79
tujuh puluh sembilan
80
Delapan puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
delapan puluh lima
86
Delapan puluh enam
87
delapan puluh tujuh
88
delapan puluh delapan
89
Delapan puluh sembilan
90
sembilan puluh ( END)
91
Karya baru
92
karya baru
93
Karya baru
94
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!