lima belas

Usai perdebatan pagi tadi, keduanya tak terlibat pembicaraan berarti, hanya ajakan makan bersama, mereka lebih banyak diam.

Rindu yang dasarnya pendiam hanya sibuk membaca novel, sayangnya tinggal selembar lagi, novel itu tamat.

Tak Sampai lima menit, Akhirnya ia menutup novel miliknya, ia melirik Milano yang sibuk dengan laptop dihadapannya.

Rindu bangkit, usai memasukan novel ke dalam tas miliknya, ia menghabiskan air minum di gelasnya, lalu membawanya ke dapur.

Sekali lagi ia melirik lelaki yang masih terlihat sibuk dengan laptopnya, lalu ia mengganti sandal rumahan dengan flatshoes miliknya.

"Milano, aku balik dulu ya! Makasih udah ngasih tumpangan,"usai mengatakannya, Rindu beranjak dari sana, ia sedikit berlari menuju lift yang kebetulan terbuka dan menuju parkiran bawah dimana mobil birunya berada.

Masa bodo dengan lelaki itu, ia tak mau berurusan dengan psikopat, ia takut, bagaimanapun ia sayang dengan dirinya sendiri.

Rindu langsung mengemudikan mobilnya, dari spion ia bisa melihat tatapan tajam lelaki itu.

Ponselnya berdering, tertera nama Milano di layar, malas mengangkat tapi sepertinya ia harus mengakhiri hubungan mereka.

"Halo,"

"kembali Rindu,"

Rindu bisa mendengar Geraman dari suara berat itu, membuatnya merinding, ia jadi menyesal pernah menolong lelaki gila itu.

"nggak, aku nggak mau berurusan sama psikopat kayak kamu, kita putus,"

"kembali Rindu,"

"sakit jiwa,"makinya lalu mengakhiri panggilan itu sepihak.

Rindu mengemudikan mobilnya entah kemana, yang penting, ia sudah bisa lepas dari lelaki gila itu.

Ada pesan masuk di ponselnya, saat ia menghentikan mobilnya karena lampu lalulintas berubah menjadi merah.

Milano

Kembali Rindu, kalau enggak aku kirim rekaman cctv malam itu ke orang tua kamu.

"dasar gila," makinya, "Lo pikir gue takut, mending gue diomelin papa sejam doang, dari pada gue berurusan sama orang gila kayak Lo," ucapnya berbicara sendiri.

Rindu memblokir nomor ponsel Milano, cukup sudah ia berurusan dengan lelaki itu.

Ia teringat tentang tawaran Kartika tentang kampus yang tak jauh dari tempat mamanya dibesarkan dulu.

Rindu memutuskan mengunjungi kota itu, mengandalkan salah satu aplikasi yang ada di ponselnya dan waktu tempuhnya sekitar tujuh jam dari ibukota.

Ini kali pertama Ia menyetir jauh hingga lintas provinsi, modal nekad tentunya, ia hanya membawa baju yang melekat ditubuhnya, tapi tenang saja mobil yang dikendarainya menyimpan banyak Bundelan uang di bagasi.

Andai ia pakai sedikit nantinya, paling Kartika akan mengomelinya seharian, toh ia menggunakannya untuk sesuatu yang berguna, bukan untuk berfoya-foya.

Sempat beberapa kali berhenti di rest area sepanjang jalan tol, ia mampir sebentar di kota yang terkenal dengan empal gentongnya.

Masih tersisa beberapa lembar uang merah, biru, dan hijau di dompetnya, masih aman untuknya berburu kuliner di kota itu.

Kartika sempat menanyakan kabar dan keberadaannya, Rindu hanya menjawab sedang makan di warung, namun ia tak menyebutkan di kota mana ia berada, toh mamanya tak bertanya sedetail itu.

Karena langit telah gelap dan menurut informasi yang ia dengar dari salah satu pengunjung warung, bahwa jalanan akan dilaluinya tak lagi rata seperti sebelumnya, Rindu memutuskan menginap di hotel terdekat.

Lelah rasanya, ini pengalaman pertamanya mengemudi sejauh ini diusianya yang baru menginjak delapan belas tahun.

Jikalau Papanya tau, pasti ia akan dimarahi, sebagai anak satu-satunya tentu ia mengerti mengapa papanya begitu membatasinya, hanya saja sudah sekitar sebulan ini, papanya tak terlalu membatasinya.

Hotel yang ia tempati cukup nyaman, berharap malam ini akan tidur nyenyak dan melanjutkan perjalanan menuju kota yang baru pertama kalinya ia kunjungi.

Ponsel miliknya berdering, Rindu yang telah tertidur lelap, meraba-raba kabinet di samping ranjang untuk mengambil ponselnya yang sedang diisi daya.

Sambil tetap memejamkan mata, Rindu menjawab panggilan tersebut,

"Halo,"suara khas bangun tidur milik Rindu.

"kamu dimana? Kenapa nggak ada di rumah? Kembali ke aku, jika tidak aku akan melakukan sesuatu diluar pikiran kamu,"

Suara berat terdengar, tentu Rindu kenal suara itu, matanya terbuka lebar karenanya, lalu ia melihat layar ponselnya, nomor asing yang tak ada di kontaknya.

"kenapa kamu diam? apa bagi kamu aku ini sepele? Sehingga semudah itu kamu ninggalin aku?"

Rindu menghembuskan nafasnya kasar, ia kesal tidur nyenyak-nya terganggu, "Dengar Milano, aku tidak pernah menganggap kamu sepele, hanya saja kamu membuat aku takut, aku rasa kita tak akan pernah cocok, jadi tolong akhiri sampai disini,"

"nggak bisa gitu dong Ri, aku nggak terima kamu tinggalkan begitu saja, kasih tau aku, dimana kamu sekarang?"

Rindu memutar bola matanya malas, kenapa ia harus berurusan dengan lelaki keras kepala ini?

"aku lagi nggak di Jakarta,"

"aku susul kamu sekarang,"

"bukannya besok kamu harus berangkat ke Bali?"

"aku batalkan,"

"sakit jiwa, stop hubungi aku, kita sudah putus, lanjutkan hidup kamu, aku tau kamu nggak cinta sama aku, udah ya aku tidur, aku harus pergi pagi-pagi sekali,"

Rindu mengakhiri panggilan sepihak, masa bodoh dengan kemarahan lelaki itu, tak lupa memblokirnya dan mematikan ponselnya.

Hingga saat ini, ia masih tak habis pikir kenapa para wanita begitu menggilai Milano? Walau tampan tapi sifatnya jelek, menyesal rasanya ia pernah menolongnya.

Kali pertama Rindu bangun kesiangan, langit diluar telah terang, jam di ponselnya menunjukan pukul delapan pagi lebih dua puluh lima menit.

Andai ini di rumah, Kartika pasti sudah mengomel sepanjang pagi, mengatakan ini itu tentang kewajiban sebagai seorang wanita, yang pantang bangun kesiangan.

Rindu tersenyum, ia jadi kangen dengan sang mama, usai menggeliat, ia bangkit bersandar di kepala ranjang, ia mengambil ponselnya dan mengaktifkannya.

Ada beberapa nomor baru yang masuk, masa bodoh palingan itu Milano, selain itu tak ada pesan apapun dari kedua orang tuanya.

Saat hendak bangkit menuju kamar mandi, Kartika menghubunginya.

"iya ma, ada apa?"

"udah sarapan belum Ri?"

"belum ma, aku mau mandi dulu,"

"tumben, emang belum laper?"

"belum, ada apa ma?"

"Ri, mengenai kampus ,kamu mau kan kuliah ditempat yang pernah mama omongin ke kamu?"

Rindu tersenyum kecil, "ini aku mau otw kampusnya,"

"apa maksudnya Ri? Jangan bilang kamu keluar kota,"

"Nyonya Kartika pintar deh,"sahut Rindu tertawa.

"nekad banget sih Ri, tapi kamu sama temen kan?"

"enggak ma, Riri sendiri,"

Terdengar helaan nafas dari seberang sana, "Ri, sekalian tanya-tanya soal rumah buat kamu tinggal selama di sana,"

"enggak kos ma?"

"beli rumah aja Ri, kalau bisa komplek, nggak usah terlalu besar, yang penting ada pager , ngomong-ngomong kamu udah sampai emang?"

"belum, masih di Cirebon ma, kata orang jalan menuju ke sana udah nggak rata, banyak tikungan dan perbukitan, jadi Riri nggak berani,"

"kalau udah sampai kabari mama ya, terus nyetirnya hati-hati, nggak usah ngebut, biar lama yang penting selamat,"

Setelahnya, Kartika memberikan pengarahan apa saja yang harus dilakukan oleh putrinya selama di kota tujuan.

Sebelum cek out, Rindu mandi terlebih dahulu, walau ia harus memakai kembali baju yang dipakainya saat ini, mungkin jika sudah sampai di kota tujuan, ia akan berbelanja di sana.

Usai Cek out dari hotel, Rindu mencari sarapan rekomendasi dari resepsionis hotel sebelum melanjutkan ke kota tujuannya.

Episodes
1 Satu
2 dua
3 tiga
4 empat
5 lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 dua belas
13 tiga belas
14 empat belas
15 lima belas
16 enam belas
17 Tujuh belas
18 Delapan belas
19 sembilan belas
20 dua puluh
21 dua puluh satu
22 dua puluh dua
23 dua puluh tiga
24 dua puluh empat
25 dua puluh lima
26 dua puluh enam
27 dua puluh tujuh
28 dua puluh delapan
29 dua puluh sembilan
30 tiga puluh
31 tiga puluh satu
32 tiga puluh dua
33 tiga puluh tiga
34 tiga puluh empat
35 tiga puluh lima
36 tiga puluh enam
37 tiga puluh tujuh
38 tiga puluh delapan
39 tiga puluh sembilan
40 empat puluh
41 empat puluh satu
42 empat puluh dua
43 empat puluh tiga
44 empat puluh empat
45 empat puluh lima
46 empat puluh enam
47 empat puluh tujuh
48 empat puluh delapan
49 empat puluh sembilan
50 lima puluh
51 lima puluh satu
52 lima puluh dua
53 lima puluh tiga
54 lima puluh empat
55 lima puluh lima
56 lima puluh enam
57 lima puluh tujuh
58 lima puluh delapan
59 lima puluh sembilan
60 enam puluh
61 enam puluh satu
62 enam puluh dua
63 enam puluh tiga
64 Enam puluh empat
65 enam puluh lima
66 enam puluh enam
67 enam puluh tujuh
68 enam puluh delapan
69 enam puluh sembilan
70 Tujuh puluh
71 tujuh puluh satu
72 tujuh puluh dua
73 tujuh puluh tiga
74 tujuh puluh empat
75 tujuh puluh lima
76 tujuh puluh enam
77 tujuh puluh tujuh
78 tujuh puluh delapan
79 tujuh puluh sembilan
80 Delapan puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 delapan puluh lima
86 Delapan puluh enam
87 delapan puluh tujuh
88 delapan puluh delapan
89 Delapan puluh sembilan
90 sembilan puluh ( END)
91 Karya baru
92 karya baru
93 Karya baru
94 Karya baru
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Satu
2
dua
3
tiga
4
empat
5
lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
dua belas
13
tiga belas
14
empat belas
15
lima belas
16
enam belas
17
Tujuh belas
18
Delapan belas
19
sembilan belas
20
dua puluh
21
dua puluh satu
22
dua puluh dua
23
dua puluh tiga
24
dua puluh empat
25
dua puluh lima
26
dua puluh enam
27
dua puluh tujuh
28
dua puluh delapan
29
dua puluh sembilan
30
tiga puluh
31
tiga puluh satu
32
tiga puluh dua
33
tiga puluh tiga
34
tiga puluh empat
35
tiga puluh lima
36
tiga puluh enam
37
tiga puluh tujuh
38
tiga puluh delapan
39
tiga puluh sembilan
40
empat puluh
41
empat puluh satu
42
empat puluh dua
43
empat puluh tiga
44
empat puluh empat
45
empat puluh lima
46
empat puluh enam
47
empat puluh tujuh
48
empat puluh delapan
49
empat puluh sembilan
50
lima puluh
51
lima puluh satu
52
lima puluh dua
53
lima puluh tiga
54
lima puluh empat
55
lima puluh lima
56
lima puluh enam
57
lima puluh tujuh
58
lima puluh delapan
59
lima puluh sembilan
60
enam puluh
61
enam puluh satu
62
enam puluh dua
63
enam puluh tiga
64
Enam puluh empat
65
enam puluh lima
66
enam puluh enam
67
enam puluh tujuh
68
enam puluh delapan
69
enam puluh sembilan
70
Tujuh puluh
71
tujuh puluh satu
72
tujuh puluh dua
73
tujuh puluh tiga
74
tujuh puluh empat
75
tujuh puluh lima
76
tujuh puluh enam
77
tujuh puluh tujuh
78
tujuh puluh delapan
79
tujuh puluh sembilan
80
Delapan puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
delapan puluh lima
86
Delapan puluh enam
87
delapan puluh tujuh
88
delapan puluh delapan
89
Delapan puluh sembilan
90
sembilan puluh ( END)
91
Karya baru
92
karya baru
93
Karya baru
94
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!