"gue makin penasaran kenapa Lo segitu bencinya sama gue? Harusnya Lo tuh bangga, karena Lo satu-satunya cewek yang pernah gue tiduri,"bisik Milano tepat di telinga Rindu.
Rasanya merinding begitu bibir basah itu sedikit menempel di daun telinga Rindu, ia mendorong kasar lelaki besar dihadapannya, "sedikitpun gue nggak bangga pernah ditiduri sama Lo brengsek, gue nyesel udah nolongin Lo, tau gitu mendingan gue biarin Lo mati sekalian,"ungkapnya, setelah mengatakannya, ia mengambil tas ranselnya lalu berjalan menuju pintu, muak rasanya satu ruangan dengan seorang yang paling dibencinya.
"Selangkah Lo keluar dari sini, gue pastikan rekaman video itu bakal sampai ke tangan orang tua Lo, atau gue kasih tau ke temen sekolah biar heboh,"ancam lelaki itu.
Langkah Rindu terhenti, ia berbalik menatap tajam, "mau Lo apa sih?"tanyanya kesal.
Milano menunjuk sofa dengan dagunya dan Rindu hanya bisa menurut, tak berani membantah, "dah nih gue duduk dan sekarang mau Lo apa? Gue udah jawab semua pertanyaan Lo kan, kenapa nggak Lo biarin gue pergi aja?"tanyanya mencoba bersabar.
Decakan terdengar dari mulut Milano, "kenapa sih Ri, Lo pengen buru-buru aja? Kenapa Lo benci sama gue? Gue masih nggak puas sama jawaban Lo, sebelum kejadian itu gue aja nggak kenal sama Lo,"
"apa pentingnya sih, rasa benci gue buat Lo? kan nggak ada ngaruhnya? Hidup lo tetap baik-baik aja, meskipun nggak ada gue, ya sama aja kayak sebelum Lo tau gue, anggap aja gitu, dan gue juga bakal anggap kejadian itu nggak pernah ada, simpel kan!"
"mana bisa gitu, kita udah tidur bareng, ya kali setelah itu nggak ada apa-apa, gimana kalau Lo hamil,"ucap Milano sembari duduk di samping Rindu.
"eits... Jaga jarak please,"ungkap wanita itu beralih ke ujung sofa.
"apaan sih, segitunya.."protes Milano tak terima, "gue cuman mau duduk, pegel juga lama-lama berdiri,"kilahnya.
"oke nggak masalah, tapi tetap harus jaga jarak, jadi nggak usah basa-basi, sekali lagi gue tanya, mau Lo apa?"tanya Rindu mulai lelah.
"jadi pacar gue,"jawab Milano santai.
Rindu tertawa garing, "lawak banget sih Lo, mana ada korban pelecehan pacaran sama pelakunya, apa kata dunia? kalau boleh jujur, gue lagi mati-matian menekan rasa takut sama Lo, bisa-bisanya Lo ngajak gue pacaran, Lo Tuli atau gimana sih? Kan gue bilang, gue benci banget sama Lo!"ujarnya menohok.
Milano mendesis kesal, ia mulai tak sabar, "gue minta maaf kalau malam itu gue kasar, seperti yang gue bilang, gue dalam pengaruh obat, tapi aslinya gue lembut kok,"
Rindu memutar bola matanya malas, rasanya muak sekali, ingin memaki tapi ia masih sayang diri, "sekarang gue bakal kasih tau alasan kenapa gue benci banget sama Lo selain gue sebagai korban, sebenarnya dari dulu gue nggak peduli tentang Lo, tapi temen-temen sekelas ataupun sahabat gue sering ngomongin elo, muja-muja Lo, ngefans sama Lo, padahal nyatanya Lo lelaki ter-brengsek yang pernah gue tau, cium sana sini, gue bahkan sering lihat Lo lagi ciuman sama cewek berbeda dalam satu hari, apa nggak brengsek banget itu? Sumpah bayangin aja gue udah jijik banget, belum lagi kejadian Rachel mau bunuh diri, benar-benar gila, kayak nggak ada cowok lain aja, belum lagi Melly, udah tau Lo brengsek, bisa-bisanya ngarep pengen jadian sama Lo, padahal tau bakal diputusin, akhirnya dia nangis-nangis di kelas, kan bego dan sekarang Lo minta kita jadian, masa iya dengan bodohnya, gue mau bernasib sama kayak cewek-cewek itu, tidak terima kasih,"ungkapnya mengeluarkan unek-uneknya.
Milano terkekeh, "ya emang sih, kan mereka yang minta, masa iya gue tolak rejeki? sayang dong, masalah Rachel, dia duain gue, masa iya gue pertahankan, kayak nggak ada cewek lain aja, terus gue mau jadian sama Melly, karena mau menyelidiki kejadian malam itu, nggak nyangka dia nyuruh orang buat kasih obat ke gue, makanya gue putusin, itu semua penjelasan jujur dari gue,"jelasnya.
"oh..."sahut Rindu singkat.
"kok Oh doang, jadi gimana soal tawaran jadi pacar gue, ini pertama kalinya gue nembak cewek,"
Rindu menggeleng, "sekali enggak tetep enggak,"
"kenapa emang?"
"Karena gue nggak cinta sama Lo, gue benci Lo, terus gue ingatkan sekali lagi, gue itu korban pelecehan Lo!"jawab Rindu tetap kekeh.
Milano bangkit lalu melangkah dan berhenti tepat didepan wanita yang sedari tadi menolaknya, "kalau gue maksa gimana?"tanyanya sembari mengurung Rindu.
Diperlakukan seperti itu, membuat Rindu gugup, bayangan malam itu muncul, ia mulai ketakutan tubuhnya bergetar, "mau ngapain lo, jangan macem-macem,"
Milano terkekeh melihat reaksi dari wanita itu, ia tak menyangka sebegitu takutnya Rindu padanya.
Ia bangkit dan melangkah mundur, tepatnya menjaga jarak, "Ri, malam ini nginep disini ya!"pintanya tiba-tiba.
Rindu melongo, tak menyangka lelaki brengsek itu meminta hal yang tak mungkin dilakukannya, "selain playboy, Lo itu pelawak ya! Lucu banget sih,"ejeknya.
"Serius gue Ri, emang muka gue keliatan lagi ngelawak?"
"Gini ya Milano..."
"akhirnya Lo nyebut nama gue,"sela lelaki itu.
Rindu berdecak kesal, "gue nggak mungkin menginap diluar, bisa digantung gue, jadi nggak usah aneh-aneh,"
"ya udah gue yang nginep di rumah Lo!"
"Itu apa lagi, ya nggak mungkin lah, bisa nggak urusan kita cukup sampai disini,"
Milano memejamkan matanya, ia berusaha keras menahan amarahnya, "bisa sih, tapi Lo mesti balikin ke-perjaka-an gue, yang udah lo rebut malam itu,"ucapnya dengan tatapan tajam.
Rindu bangkit dari duduknya, ia tak habis pikir dengan ucapan lelaki menyebalkan itu, "harusnya gue yang ngomong kaya gitu, lo yang maksa gue, nggak kebalik, kok bisa cewek-cewek pada suka sama Lo sih? Otaknya korslet apa gimana?"tanyanya sambil berkacak pinggang, rasanya lelah sekali menghadapi hal ini, "Denger gue Milano, kerugian jelas lebih banyak di gue, tapi gue nggak nuntut apapun dari Lo, jadi lupain kejadian malam itu,"
Rindu mengumpulkan keberaniannya, ia menarik nafas dan menghembuskannya, "gue mohon banget, jangan ganggu gue, jangan sebar video, dan anggap aja kita nggak kenal, gue akan sangat berterima kasih sama lo, satu lagi, apapun yang terjadi di masa depan, gue nggak akan mengungkit ataupun menceritakan sama siapapun, jadi Lo nggak bakal di rugikan, kalau perlu kita buat surat perjanjian hitam diatas putih pake materai juga boleh,"pintanya sembari menangkupkan kedua tangannya.
"kalau gue nggak mau, gue menolak, gue mau Lo jadi pacar gue,"tolak Milano mentah-mentah.
Rindu gemas sendiri, kenapa dirinya harus berurusan dengan lelaki kepala batu seperti ini, belum pernah ia dengar dari berita manapun, korban pelecehan berpacaran dengan pelaku, adanya trauma dan butuh bantuan ahli.
"misal udah pacaran, terus Lo mau apa? Paling banter Lo ajak ciuman jadi mendingan nggak usah, bayangin aja gue udah geli, ya kali bekas banyak orang,"
"emang malam itu gue nggak cium Lo? gue yakin Lo nikmatin juga,"
"egh.... Lama-lama gue bisa darah tinggi ngomong sama Lo, sekarang gue mau balik, gue cape banget asli, masa bodo Lo mau kasih tau orang-orang, gue nggak peduli," setelah mengatakannya, Rindu berjalan menuju pintu, tak peduli apa yang terjadi nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Clarisa Chan
bangga pala lo
2024-07-28
0
Clarisa Chan
wkwkwk ngelawak 🤣
2024-07-28
0