Pamitan

Semua orang ingin hidup mulia. Namun Angela terlanjur tersesat di jalan salah apa daya? Jumpa Subrata pengusaha muda kaya raya tunggu apalagi kalau bukan jebak laki itu dengan kehamilan. Angela juga tak yakin itu anak Subrata. Tapi tuntutan membuatnya harus berbuat jahat pada wanita selemah Sarah.

Angela menatap kepergian Subrata dengan hati hancur. Subrata mulai salahkan masa lalu Angela. Anggap Angela pangkal masalah keluarga.

Kalau boleh memilih Angela juga tak ingin hidup dalam tekanan. Akibat ingin hidup mewah maka dia terjun jadi wanita malam. Lantas tanpa sengaja jumpa Subrata pengusaha muda kaya raya maka dia umpan Subrata dengan kehamilan lantas memaksa laki itu nikahi dia. Sejujurnya Angela juga tak yakin kalau Lucia itu anak Subrata. Begitu banyak lelaki keliaran dalam hidupnya dia mana tahu persis siapa bapak anaknya. Subrata yang sial harus tanggung jawab maka korbankan keluarga yang baru dia bangun setahun.

Sarah yang tak tahu apa-apa jadi korban keserakahan Angela. Terdepak dari rumah karena kehadiran kupu-kupu malam beracun. Sengsara lah hidup Sarah.

Lewat tengah malam Kevin dan Peter masih berada di hotel untuk berbincang tentang kejadian memalukan ini. Lucia jadi korban dari semuanya. Lucunya masalah muncul dari video yang dia buat sendiri. Siapa punya kemampuan demikian besar edit video jadi noda hitam keluarga Subrata.

Kedua lelaki ini masih duduk nikmati minuman memabukkan sebagai penghangat tubuh. Bagi pengusaha macam kedua orang itu minuman ini bukan hal tabu. Mereka memang harus bisa minum untuk layani tamu dari berbagai kalangan.

Kedua tak sadar di sudut sana ada seorang gadis terngantuk-ngantuk menanti ijin untuk pulang. Gina memang sudah ngantuk berat karena hari sudah larut malam. Gina pun sangat lelah karena bantu persiapkan pesta dari pagi. Jam segini belum dapat ijin pulang pula.

Malam ini malam terakhir Gina bertugas di kantor Kevin. Gani pulang besok berarti Senin anak itu sudah bisa masuk kantor. Gina sudah bisa terbebas dari tekanan pekerjaan yang tak dia sukai. Dia bisa bebas lakukan apa yang dia sukai. Kembali kumuh di bawah kolong mobil juga bantu di warung.

Peter tersenyum lihat sosok ringkih terkantuk di kursi seperti ayam jelang senja. Gina terlihat imut dan lucu.

"Vin...apa kau lupa kalau Gino masih menunggu ijinmu untuk pulang?"

Kevin melayangkan mata ke arah anak muda yang semangatnya telah padam.

"Kau yakin tidak Gino terbebas dari kejadian Lucia?"

"Yakin...tak ada yang mengarah padanya. Dari mana dia dapat data video Lucia? Dan lagi dari mana dia dapat kisah masa lalu mamanya Lucia. Kita yang lebih senior tak tahu masa lalu mama Lucia apalagi anak kemarin macam Gino. Dan lagi kau pikir dia bisa sulap sihir video Lucia sesuka hati? Kurasa orang itu bukan Gino."

Kevin angguk setuju. Gino memang tak punya kepentingan dengan Lucia walau mereka sering adu mulut. Kenal juga baru-baru ini. Dan mereka juga tidak akrab.

"Kau benar...Gino tak mungkin sanggup lakukan hal itu."

"Kau pikir edit video cukup waktu beberapa menit? Seharian juga belum tentu cukup. Dia pegang flashdisk Lucia paling lima menit, itu pun belum tentu selama itu. Dan katamu pak Julio bersamanya. Gimana dia bergerak?" Peter coba beri pendapat agar Kevin bisa pikir waras bila tuduh Gino terlibat.

"Aku bingung pikir hal ini!"

"Aku justru curiga pada editor Lucia. Dia pasti kenal Lucia luar dalam. Biarlah Lucia kejar editornya dulu. Sekarang gimana? Kau mau tahan Gino sampai pagi?"

"Panggil dia!"

Peter menyeret langkah dekati anak muda itu. Peter perhatikan Gina sedang tiduran bersandar pada sandaran kursi. Kepalanya goyang sana sini tahan rasa ngantuk menggila.

Betapa imutnya Gina dalam keadaan begini. Bibirnya nganggur minta disentuh. Hidungnya mancung mungil minta digigit. Kalau dia cewek Peter akan kejar Gina sampai tersungkur di pelukan. Sayang Gina adalah anak cowok cantik.

Peter menepuk bahu Gina perlahan membuat anak itu tersentak bangun. Gina menatap Peter dengan tatapan bening tanpa dosa.

"Sudah pagi pak?" tanya Gina lugu sambil mengucek mata. Peter takut sekali bulu mata Gina copot jatuh ke lantai. Bulu mata itu lentik sekali seperti bulu mata palsu dipasang para cewek.

"Pagi apaan? Kau dipanggil pak Kevin."

"Oh.." mulut Gina membentuk huruf O bikin Peter makin gemas ingin cubit bibir warna pink itu.

Gina menyeret langkah hampiri Kevin. Langkah Gina agak goyah terhubung oleh rasa ngantuk berlebihan. Peter menunggu apa yang akan dikatakan Kevin pada anak itu. Semoga bukan kalimat tak sedap.

"Pak Kevin panggil aku?"

"Kau boleh pulang. Kau pulang dengan taksi saja. Hari sudah malam."

"Tak usah pak! Aku pulang dengan motor aku saja soalnya malam ini malam terakhir aku bekerja untuk ganti Gani. Senin dia sudah masuk kerja."

Mata Kevin menyipit dengar Gina dengan enteng katakan tak bekerja lagi. Gani sudah mau pulang maka tugasnya berakhir. Kevin belum rela kehilangan asisten selincah Gina. Gina jauh lebih baik dari Gani dari segi kecekatan.

"Kau mau berhenti?"

"Bukan berhenti pak tapi masa tugasku berakhir. Kalau selama bekerja dengan bapak ada salah aku mohon dimaafkan! Aku ini orang kasar tak pandai ambil hati orang. Gani akan bekerja lebih baik lagi setelah liburan. Aku permisi." Gina membungkukkan badan dengan sopan pada Kevin dan Peter.

Bukan hanya Kevin merasa kehilangan tapi Peter juga. Gina sudah bekerja dengan baik gantiin Gani bahkan lampaui Gani. Sungguh sayang harus berhenti sampai di sini.

"Kau tak mau bekerja di kantor?" tanya Kevin kecewa Gina pilih pergi.

"Tidak pak! Aku akan kembali ke duniaku. Aku banyak belajar dari bapak tentang bisnis tapi itu bukan dunia aku! Kumohon maaf sekali lagi. Assalamualaikum." Gina melangkah pergi dengan gagahnya. Tubuh ramping itu pergi menjauhi tatapan mata dua lelaki dewasa.

"Anak muda multi talenta tersiakan begitu saja. Sungguh sayang."

"Kau benar...dari awal dia sudah bilang tidak tertarik pada pekerjaan yang mengikatnya. Aku pikir seiring waktu dia akan berubah tapi nyatanya dia teguh pada pendirian. Kita tunggu Gani saja bujuk dia kembali kerja."

"Aku setuju..."

Gina melajukan kenderaan membelah jalan raya yang mulai sepi. Hanya ada satu dua kenderaan melintasi jalan raya yang sepi. Angin malam menyentuh Gina seenak dengkul tanpa permisi. Betapa genit angin malam menggoda Gina sepanjang jalan.

Gina ingin lupakan kejadian hari ini karena dendamnya terbalaskan. Selanjutnya Gina akan bikin kejutan untuk Lucia sampai wanita itu minta tidak dilahirkan ke dunia ini. Gina terpaksa gunakan Lucia untuk balas dendam pada Subrata dan isterinya. Lucia apes jadi sandera Gina untuk kesalahan orang tuanya.

Gina terus melaju tak ingin menoleh ke belakang. Dia harus tetap semangat berjuang untuk menyenangkan hati ibunya. Bu Sarah adalah segalanya buat Gina.

Jam sembilan pagi Gina sudah berangkat ke rumah pak Julio untuk bayar janji datang lihat mobil lelaki itu. Rumah Pak Julio berada di kawasan elite. Sederetan rumah merupakan gedung-gedung mewah. Gina tak tahu berapa harga rumah di daerah ini. Tentu saja beda dengan rumahnya berada di gang sempit.

Setelah yakin itu rumah Pak Julio barulah Gina pencet bel di samping pagar yang tinggi kokoh. Dari luar susah lihat ke dalam karena dikelilingi tembok pagar tinggi.

Seorang lelaki berseragam satpam membuka pintu untuk Gina. Untuk sementara Gina masih berdandan cowok agar pak Julio tidak curiga dia lah yang menyebabkan tragedi Lucia. Pak Julio kan tidak tahu mengapa Gina menyamar jadi cowok. Gina juga tak mungkin buka rahasia Kevin alergi pada wanita.

"Maaf pak! Apa ini rumah pak Julio?"

"Benar...anda ini siapa? Apa sudah ada janji dengan bapak?"

"Saya Gino...montir yang sudah janjian sama pak Julio."

"Anda sudah ditunggu. Pak Julio sudah pesan kalau kamu akan datang. Ayok silahkan!" Satpam itu membuka pintu agar Gina bisa masuk ke dalam dengan motor bebeknya.

Gina majikan motor bebeknya ke dalam halaman rumah mewah itu. Satpam berlari kecil memberitahu majikan bahwa orang ditunggu sudah muncul. Pak Julio sudah pesan dari pagi kalau akan datang montir cantik ke rumah mereka.

Ternyata montirnya memang cantik. Pria muda cantik di mata satpam itu. Montir cantik ini menunggu di halaman rumah tanpa berani naik ke teras tanpa seijin empunya rumah. Gina masih punya tata Krama hormati hak orang.

Pak Julio datang bersama isterinya. Keduanya tertawa senang lihat Gina sudah datang tepat janji. Gina tetap anak muda penuh energi siap jawab tantangan global.

"Assalamualaikum pak Bu.." sapa Gina duluan selaku anak muda.

"Waalaikumsalam...sudah sarapan nak?" sahut Bu Julio ramah.

"Sudah... maaf aku datang ganggu!"

"Ngomong apa itu? Ayok masuk ke dalam dulu! Kenalan sama anak-anak ibu." Bu Julio ajak Gina masuk ke rumah dengan ramah tanpa bedakan status Gina yang jauh di bawah mereka.

"Terima kasih Bu!" sahut Gina agak grogi pertama kali masuk rumah sangat mewah. Pintunya sangat lebar siap terima tamu segede gajah sekalipun.

Begitu masuk harum buahan sambut mereka. Lantai kinclong berlapis marmer warna abu keputihan. Saking kilatnya bayangan kita tercermin di lantai marmer itu.

Gina makin sungkan lewati lantai berkilat itu dengan sepatu sket butut. Gina sadar diri segera lepaskan sepatu sebelum merusak permukaan lantai dengan sepatu buruknya.

"Hei kenapa buka sepatu?' seru pak Julio melarang Gina buka sepatu.

"Sepatunya kotor pak! Nanti kotori lantai."

"Huusss lantai kotor bisa disapu. Masuk saja! Ayok!" Pak Julio menarik Gina lewati pintu menuju ke ruangan sangat luas. Satu ruang itu hampir sama dengan rumah yang ditempati oleh Gina sekeluarga. Di sinilah perbedaan orang miskin dan kaya.

Gina tak puas cuci mata di ruang depan rumah pak Julio. Semuanya serba indah dan mewah. Perabotan mahal tertata rapi pada tempatnya melambangkan keluarga makmur.

"Ayo duduk nak Gino!" ajak Pak Julio halau pesona rumah pak Julio.

"Eh iya pak!" jawab Gina sungkan.

"Duduk dulu! Ibu bikin minum dulu ya!" Bu Julio pamit ke belakang suguhi minuman buat tamu. Tamu tetap tamu walaupun statusnya tidak setara dengan mereka.

"Rumah bapak sangat besar. Tinggal di sini bisa tersesat." gurau Gina bikin pak Julio terbahak-bahak.

"Ada saja kamu! Masa tersesat dalam rumah. Kamu belum terbiasa saja. Kalau sudah biasa ya tak jadi masalah. Oya...ini anak-anak aku! Ayo sini kenalan sama kakak pintar." Pak Julio melambai pada dua bocah tanggung. Satu cewek berumur kisaran empat belas tahun sedang anak cowok kisaran berumur sepuluh tahun. Keduanya tampak malu-malu kucing jumpa Gina.

"Hai...aku kak Gino!" sapa Gina duluan agar kedua bocah itu tidak canggung.

"Hai kakak ganteng...aku Nabila!" sapa si gadis tanggung mulai ceria.

"Aku Angga...kata papa kakak pintar semuanya. Bisa kungfu?" tanya si lajang kecil dengan mata berbinar.

"Angga mau belajar ilmu bela diri? Kakak tak bisa kungfu tapi bisa karate. Angga mau belajar?" Gina akrabkan diri dengan anak lajang itu.

Mata Angga kontan bersinar terang dapat tanggapan bagus dari Gina. Angga sudah pingin belajar ilmu bela diri dari dulu namun kedua orang tuanya tak ijinkan Angga belajar takut lukai anak laki satu-satunya.

Pak Julio harap omongan Gina bukan hanya sekedar omongan untuk menyenangkan anaknya. Omongan harus dipertanggung jawabkan.

"Mau kak! Kakak ajarin Angga ya!"

"Ayo duduk dekat kakak! Tapi janji tak boleh buat lukai kawan. Kita belajar ilmu bela diri untuk melindungi diri sendiri dari orang jahat. Tak boleh gunakan lukai orang."

"Iya kak...Angga janji!"

"Bagus...kakak akan atur waktu ajar kamu! Hari ini kakak sudah janji pada papa kamu urus mobilnya. Kita harus tepat janji."

"Iya kak. Angga akan tunggu kakak datang!"

"Bila juga mau belajar. Bolehkah?"

"Tentu saja boleh...kakak juga punya beberapa murid. Mereka latihan setiap hari Jumat. Kakak atur kalian latihan hari Minggu ya. Kakak agak sibuk karena ada ngajar les anak sekolah juga."

"Wah...kakak hebat! Betul kata papa kakak ini serba bisa. Aku mau seperti kakak kalau gede nanti."

"Kalau mau pintar harus rajin ya."

Pak Julio tak bisa berkata apapun dengar percakapan Gina dengan kedua anaknya. Kalau memang Gina bisa karate dan ngajar les berarti dia telah jumpa generasi multi talenta. Orangnya sederhana tapi berfungsi di segala bidang.

"Kita ke garasi mobil yok! Kita lihat mobil bapak!" ajak Pak Julio ingin tahu sampai di mana pengetahuan Gina tentang mobil tuanya.

"Iya pak! Ayok adek-adek kita ke garasi mobil kalian!"

"Siapa takut?" sahut Angga riang gembira keinginan belajar ilmu bela diri segera terwujud.

Gina menggandeng Angga ikut gerak jalan pak Julio menuju ke samping rumah. Sepanjang jalan rumah pak Julio bersih dan rapi. Ini menunjukkan empunya rumah orangnya suka kebersihan dan kerapihan.

Sangat jauh beda dengan hidupnya yang penuh duka. Setiap hari banting tulang hanya untuk penuhi harapan sang ibu untuk punya rumah sendiri. Gina berjuang keras demi rumah idaman sang ibu.

Terpopuler

Comments

玫瑰

玫瑰

Terima kasih author sudah update 3 episode.

2023-02-19

1

Saufin Yuli

Saufin Yuli

😍

2023-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Saudara Kembar
2 Penyamaran
3 Pegawai Kantoran
4 Jumpa Musuh
5 Mulai Perang
6 Sekamar
7 Cobaan
8 Plan Jahat
9 Berkah
10 Maju Selangkah
11 Misi Pertama
12 Masa Lalu Bu Sarah
13 Pemandangan Aneh
14 Harga Gino
15 Penyakit Trauma
16 Pulang
17 Pelajaran
18 Aksi Gina
19 Siapa Dalang??
20 Pamitan
21 Gani Pulang
22 Terbongkar
23 Ikat Gina
24 Pengamen
25 Dikejar Setan
26 Penyakit Masa Lalu
27 Anak Siapa
28 Kumat Lagi
29 Ungkap Kisah Sedih
30 Asisten Baru
31 Gina Aslinya
32 Bongkar Kisah Lama
33 Subrata Bergerilya
34 Gina Dongeng
35 Digerebek
36 Draft
37 Skill Gina
38 Talenta Gina
39 Menguak Masa Dulu.
40 Pengakuan Pak Julio
41 Kevin Cemburu
42 Sarapan Anak Kecil
43 Penyakit Kevin
44 Jadi Gadis Kevin
45 Buka Topeng Lucia
46 Perancang Misteri
47 Jujur
48 Keangkuhan Subrata
49 Pengakuan Lucia
50 Belum Sembuh
51 Belanja Bersama
52 Serangan Musuh
53 Kevin Stress
54 Musuh Dalam Selimut
55 Curiga
56 Bersama
57 Draft
58 Orang Tua Durhaka
59 Toleransi Gina
60 Rencana
61 Selamatkan Aset
62 Gina Sakit
63 Berkeluarga
64 Monster Sakit
65 Bos Dapur
66 Kacau
67 Tak Tahu Malu
68 Pengobatan Awal
69 Bantuan
70 Terbuka Jalan
71 Kepala Batu
72 Ibu Sakit
73 Kabar gembira
74 Bukti
75 Draft
76 Setia Kawan
77 Siapa Setia
78 Cemburu
79 Salah Paham
80 Kevin Kaget
81 Keluarga
82 Bertamu
83 Kulit Badak
84 Tamu Jauh
85 Rebutan Gina
86 Pengakuan Pak Mul
87 Pemimpin Baru
88 Pemburu Maling
89 Angkat Tangan
90 Jalan Buntu Subrata
91 Tangan Besi
92 Tak Tahu Malu
93 Masuk Perangkap
94 Kevin Pikun
95 Tekat Kevin
96 Lucia salah kaprah
97 Lucia Merana
98 Lamaran
99 Amarah Angela
100 Menikah
101 Kevin Bisa
102 Pesona Kevin
103 Makin Buruk
104 Jurang
105 Abang Sayang
106 Mahar Dahsyat
107 Nikah Kilat
108 Ruangan Baru
109 Kuku Gina
110 Gina Monster
111 Ketegasan Gina
112 Bendera Putih Subrata
113 Lucia Emosi
114 Niat Gani
115 Derita Malam Pertama
116 Cerita Dalam Rumah
117 Sarapan Istimewa
118 Baru Tahu Ya
119 Nginap
120 Pengacau
121 Menghakimi
122 Incar Angela
123 Bersama
124 Cerita Di atas Ranjang
125 Pagi Ceria
126 Maju Perang
127 Gugup
128 Subrata Pingsan
129 Gina Mencair
130 Lucia Ngamuk
131 KARMA
132 Perang batin
133 Fakta Pelakor
134 Talak Untuk Pendosa
135 Raibnya keangkuhan Angela
136 Makin Cerah
137 Berdamai
138 Malam Naas
139 Selingkuh Semu
140 Bencana Membawa Berkah
141 Moments Indah
142 Angkat Sum
143 Kangen
144 Tekat Angela
145 Angela menggila
146 Ketemu Lagi
147 Perasaan Gani
148 Gina Masih Kritis
149 Waktu Lucia
150 Aman
151 Bimbang
152 Kesetiaan
153 Masalah Baru
154 Dalang Keji
155 Dewa Penolong
156 Kesadaran Lucia
157 Belang Ketahuan
158 Rencana Peter
159 Perayu Amatiran
160 Bosan
161 Benang Kusut Terurai
162 Gembira
163 Sapu Bersih
164 Cari Fakta
165 Intai Penjahat
166 Penangkapan
167 Diciduk
168 Bertamu Ke Kantor Polisi
169 Menjenguk Tahanan
170 Pengakuan
171 Maju Selangkah
172 Berpelukan
173 Monster Baik Hati
174 Gina Drop
175 Jemputan Mewah
176 Pengumuman
177 Terbit Kata Bahagia
178 Kabar Gembira
179 Akhir Kisah
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Saudara Kembar
2
Penyamaran
3
Pegawai Kantoran
4
Jumpa Musuh
5
Mulai Perang
6
Sekamar
7
Cobaan
8
Plan Jahat
9
Berkah
10
Maju Selangkah
11
Misi Pertama
12
Masa Lalu Bu Sarah
13
Pemandangan Aneh
14
Harga Gino
15
Penyakit Trauma
16
Pulang
17
Pelajaran
18
Aksi Gina
19
Siapa Dalang??
20
Pamitan
21
Gani Pulang
22
Terbongkar
23
Ikat Gina
24
Pengamen
25
Dikejar Setan
26
Penyakit Masa Lalu
27
Anak Siapa
28
Kumat Lagi
29
Ungkap Kisah Sedih
30
Asisten Baru
31
Gina Aslinya
32
Bongkar Kisah Lama
33
Subrata Bergerilya
34
Gina Dongeng
35
Digerebek
36
Draft
37
Skill Gina
38
Talenta Gina
39
Menguak Masa Dulu.
40
Pengakuan Pak Julio
41
Kevin Cemburu
42
Sarapan Anak Kecil
43
Penyakit Kevin
44
Jadi Gadis Kevin
45
Buka Topeng Lucia
46
Perancang Misteri
47
Jujur
48
Keangkuhan Subrata
49
Pengakuan Lucia
50
Belum Sembuh
51
Belanja Bersama
52
Serangan Musuh
53
Kevin Stress
54
Musuh Dalam Selimut
55
Curiga
56
Bersama
57
Draft
58
Orang Tua Durhaka
59
Toleransi Gina
60
Rencana
61
Selamatkan Aset
62
Gina Sakit
63
Berkeluarga
64
Monster Sakit
65
Bos Dapur
66
Kacau
67
Tak Tahu Malu
68
Pengobatan Awal
69
Bantuan
70
Terbuka Jalan
71
Kepala Batu
72
Ibu Sakit
73
Kabar gembira
74
Bukti
75
Draft
76
Setia Kawan
77
Siapa Setia
78
Cemburu
79
Salah Paham
80
Kevin Kaget
81
Keluarga
82
Bertamu
83
Kulit Badak
84
Tamu Jauh
85
Rebutan Gina
86
Pengakuan Pak Mul
87
Pemimpin Baru
88
Pemburu Maling
89
Angkat Tangan
90
Jalan Buntu Subrata
91
Tangan Besi
92
Tak Tahu Malu
93
Masuk Perangkap
94
Kevin Pikun
95
Tekat Kevin
96
Lucia salah kaprah
97
Lucia Merana
98
Lamaran
99
Amarah Angela
100
Menikah
101
Kevin Bisa
102
Pesona Kevin
103
Makin Buruk
104
Jurang
105
Abang Sayang
106
Mahar Dahsyat
107
Nikah Kilat
108
Ruangan Baru
109
Kuku Gina
110
Gina Monster
111
Ketegasan Gina
112
Bendera Putih Subrata
113
Lucia Emosi
114
Niat Gani
115
Derita Malam Pertama
116
Cerita Dalam Rumah
117
Sarapan Istimewa
118
Baru Tahu Ya
119
Nginap
120
Pengacau
121
Menghakimi
122
Incar Angela
123
Bersama
124
Cerita Di atas Ranjang
125
Pagi Ceria
126
Maju Perang
127
Gugup
128
Subrata Pingsan
129
Gina Mencair
130
Lucia Ngamuk
131
KARMA
132
Perang batin
133
Fakta Pelakor
134
Talak Untuk Pendosa
135
Raibnya keangkuhan Angela
136
Makin Cerah
137
Berdamai
138
Malam Naas
139
Selingkuh Semu
140
Bencana Membawa Berkah
141
Moments Indah
142
Angkat Sum
143
Kangen
144
Tekat Angela
145
Angela menggila
146
Ketemu Lagi
147
Perasaan Gani
148
Gina Masih Kritis
149
Waktu Lucia
150
Aman
151
Bimbang
152
Kesetiaan
153
Masalah Baru
154
Dalang Keji
155
Dewa Penolong
156
Kesadaran Lucia
157
Belang Ketahuan
158
Rencana Peter
159
Perayu Amatiran
160
Bosan
161
Benang Kusut Terurai
162
Gembira
163
Sapu Bersih
164
Cari Fakta
165
Intai Penjahat
166
Penangkapan
167
Diciduk
168
Bertamu Ke Kantor Polisi
169
Menjenguk Tahanan
170
Pengakuan
171
Maju Selangkah
172
Berpelukan
173
Monster Baik Hati
174
Gina Drop
175
Jemputan Mewah
176
Pengumuman
177
Terbit Kata Bahagia
178
Kabar Gembira
179
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!